Dalam foto unggahan di media sosial, Bolsonaro muncul dengan kotak hydroxychloroquine, obat antimalaria yang dipercaya telah mengobati infeksinya meski tak ada bukti ilmiah yang kuat bahwa obat tersebut manjur melawan COVID-19.
Melengkapi foto tersebut, presiden menuliskan tes RT-PCR untuk Sars-Cov 2 negatif.
Bolsonaro tidak mengatakan kapan ia menjalani tes atau apakah ia akan memberikan penjelasan lebih lanjut.
Bolsonaro mengaku telah menjalani tiga kali tes COVID-19 selama bulan ini, termasuk diagnosis awal pada 7 Juli.
Sejak saat itu, Bolsonaro menjalani isolasi di kediaman presiden dengan mengisi agenda resminya melalui konferensi video. Sesekali presiden terlihat di luar rumah, semisal saat menyapa para pendukungnya.
Bolsonaro menjadi bagian dari 2,3 juta lebih warga Brazil yang terinfeksi COVID-19. Negara yang melaporkan lebih dari 85.000 kematian itu merupakan titik nyala kedua pandemi di dunia setelah Amerika Serikat.
Bolsonaro meremehkan risiko virus COVID-19, dengan menganggapnya sebagai "flu ringan". Ia juga menentang pakar kesehatan masyarakat dan mengecam penguncian COVID-19, yang diberlakukan sejumlah gubernur dan wali kota di negaranya.
Populis sayap kanan itu memperingatkan bahwa kebijakan semacam itu lebih parah ketimbang virus itu sendiri. Ia mendesak agar usaha ekonomi segera kembali dibuka.
Bolsonaro mengatakan akan memulai kunjungan ke penjuru negeri usai pulih dari penyakit tersebut.
Sumber: Reuters