Rizal Mallarangeng jadi komisaris Telkom
Jakarta (ANTARA) - Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) menyampaikan bahwa penunjukan Rizal Mallarangeng sebagai Komisaris PT Telekomunikasi Indonesia Tbk diharapkan dapat mendorong kinerja perseroan lebih baik ke depannya.
"Beliau sangat paham mengenai konten yang saat ini memang jadi fokusnya Telkom, bagaimana memonetisasi infrastruktur-infrastruktur Telkom lebih kuat nantinya ke depan," ujar Staf Khusus Menteri BUMN Arya Sinulingga di Jakarta, Sabtu.
Menurut dia, inovasi untuk membangun ekosistem digital serta berbagai inisiatif perusahaan dalam melihat peluang bisnis penting bagi Telkom.
"Karena memang yang penting ke depan bagi Telkom saat ini adalah fokus di konten, nah Bang Rizal ini punya pengalaman di sana juga," ucapnya.
Arya juga mengatakan bahwa status alumnus Jurusan Ilmu Komunikasi Fisipol UGM tersebut saat ini merupakan sosok profesional karena sudah tidak lagi berada di partai politik.
"Bisa kami sampaikan bahwa sejak surat pengunduran diri beliau kami terima, maka Bang Rizal kami anggap sudah mengundurkan diri dari kepengurusan DPP Partai Golkar dalam posisi wakil ketua umum. Jadi, Bang Rizal sekarang ini sudah betul-betul sebagai profesional dan beliau punya pengalaman banyak juga dan dibutuhkan di Telkom," katanya.
Rizal Mallarangeng resmi menjabat sebagai Komisaris Telkom sesuai keputusan rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) pada Jumat (19/6/2020) kemarin.
RUPST Telkom juga menunjuk sosok milenial di jajaran direksi, yakni Muhammad Fajrin Rasyid yang sebelumnya sebagai salah satu Co-Founder sekaligus Presiden Bukalapak.
Sosok milenial yang rekam jejaknya akrab di dunia digital itu diharapkan bisa membawa langkah perubahan di Telkom maupun perusahaan-perusahaan BUMN lainnya menjadi lebih baik.
Menteri BUMN Erick Thohir menaruh harapan penuh kepada Fajrin untuk memimpin pengembangan bisnis digital Telkom.
Telkom diminta harus dapat mengubah dan memperkuat strategi bisnisnya terutama di era pasca-COVID-19 terutama dalam memperkuat bisnis Telkom.
"Dengan tantangan yang semakin besar, semua jajaran direksi Telkom yang baru memiliki KPI yang terukur. Saya sudah sampaikan pada mereka bahwa harus siap dicopot bila tidak memenuhi target-targetnya," ucap Erick.
Baca juga: Jelang Lebaran, Telkom bagikan dividen Rp16,23 triliun
"Beliau sangat paham mengenai konten yang saat ini memang jadi fokusnya Telkom, bagaimana memonetisasi infrastruktur-infrastruktur Telkom lebih kuat nantinya ke depan," ujar Staf Khusus Menteri BUMN Arya Sinulingga di Jakarta, Sabtu.
Menurut dia, inovasi untuk membangun ekosistem digital serta berbagai inisiatif perusahaan dalam melihat peluang bisnis penting bagi Telkom.
"Karena memang yang penting ke depan bagi Telkom saat ini adalah fokus di konten, nah Bang Rizal ini punya pengalaman di sana juga," ucapnya.
Arya juga mengatakan bahwa status alumnus Jurusan Ilmu Komunikasi Fisipol UGM tersebut saat ini merupakan sosok profesional karena sudah tidak lagi berada di partai politik.
"Bisa kami sampaikan bahwa sejak surat pengunduran diri beliau kami terima, maka Bang Rizal kami anggap sudah mengundurkan diri dari kepengurusan DPP Partai Golkar dalam posisi wakil ketua umum. Jadi, Bang Rizal sekarang ini sudah betul-betul sebagai profesional dan beliau punya pengalaman banyak juga dan dibutuhkan di Telkom," katanya.
Rizal Mallarangeng resmi menjabat sebagai Komisaris Telkom sesuai keputusan rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) pada Jumat (19/6/2020) kemarin.
RUPST Telkom juga menunjuk sosok milenial di jajaran direksi, yakni Muhammad Fajrin Rasyid yang sebelumnya sebagai salah satu Co-Founder sekaligus Presiden Bukalapak.
Sosok milenial yang rekam jejaknya akrab di dunia digital itu diharapkan bisa membawa langkah perubahan di Telkom maupun perusahaan-perusahaan BUMN lainnya menjadi lebih baik.
Menteri BUMN Erick Thohir menaruh harapan penuh kepada Fajrin untuk memimpin pengembangan bisnis digital Telkom.
Telkom diminta harus dapat mengubah dan memperkuat strategi bisnisnya terutama di era pasca-COVID-19 terutama dalam memperkuat bisnis Telkom.
"Dengan tantangan yang semakin besar, semua jajaran direksi Telkom yang baru memiliki KPI yang terukur. Saya sudah sampaikan pada mereka bahwa harus siap dicopot bila tidak memenuhi target-targetnya," ucap Erick.
Baca juga: Jelang Lebaran, Telkom bagikan dividen Rp16,23 triliun