Antisipasi virus corona, Pemkab Banyumas dirikan posko 24 jam
Purwokerto (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, melakukan upaya antisipasi kemungkinan terjadinya penyebaran virus corona di wilayah itu, kata Bupati Banyumas Achmad Husein.
"Sebagai langkah antisipasi dengan membuat posko dan memasang petugas Dinas Kesehatan selama 24 jam di dua pintu (Stasiun Purwokerto) untuk mengecek seluruh penumpang dengan termometer infra red," katanya di Purwokerto, Kabupaten Banyumas, Selasa.
Menurut dia, posko tersebut juga didirikan di Kantor Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Banyumas dan rumah sakit.
Baca juga: Korban virus corona di China terus berjatuhan, sudah 106 orang meninggal
Selain itu, kata dia, petugas Dinkes Banyumas juga memonitor dan memberikan imbauan kepada warga untuk melapor serta cek kesehatan apabila dalam 14 hari sebelumnya pergi ke China, Jepang, dan Singapura.
"Kami juga mengimbau semua warga untuk hidup bersih dan sehat, selalu cuci tangan pakai sabun, serta memakai masker bila sedang menderita batuk," katanya.
Husein mengatakan langkah antisipasi tersebut dilakukan karena adanya kabar tentang seorang warga negara China yang diduga terkena virus corona dan saat ini menjalani perawatan di RSUD Prof. Dr. Margono Soekarjo, Purwokerto.
Baca juga: Dinkes Cilacap observasi anak TKA asal China yang demam
Terkait dengan kabar tersebut, dia mengaku langsung mengecek ke RSUD Prof. Margono Soekarjo dan mendapat informasi jika berdasarkan pengecekan, hasilnya negatif.
"Betul ada yang suspect, orang China dari Tiongkok kerja di PLTU Cilacap, tapi setelah dicek hasilnya negatif," katanya.
Dalam kesempatan terpisah, Manajer Humas PT Kereta Api Indonesia Daerah Operasi 5 Purwokerto Supriyanto mengatakan Dinkes Kabupaten Banyumas telah menempatkan sejumlah petugas untuk memeriksa kesehatan penumpang KA di Stasiun Purwokerto.
"Hal itu dilakukan oleh Dinkes Kabupaten Banyumas untuk mengantisipasi kemungkinan adanya penumpang KA yang terjangkit virus corona," katanya.
Seperti diwartakan, Dinkes Kabupaten Cilacap melakukan observasi terhadap seorang anak dari salah seorang tenaga kerja asing (TKA) asal China yang bekerja di PLTU Cilacap karena mengalami demam, batuk, pilek, dan lemas, sehingga yang bersangkutan akan dirujuk ke RSUD Prof. Dr. Margono Soekarjo, Purwokerto.
"Yang bersangkutan belum bisa disebut diduga terkena virus corona ya, masih diobservasi jenis infeksinya," kata Kepala Dinkes Kabupaten Cilacap Pramesti Griana Dewi saat dihubungi dari Purwokerto, Senin (27/1) malam.
Dia mengatakan observasi tersebut dilakukan setelah adanya informasi dari karyawan Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Cilacap yang menyebutkan jika ada anggota keluarga dari salah seorang TKA asal China yang bekerja di PLTU Cilacap yang menderita demam, batuk, pilek, dan lemas sejak hari Minggu (26/1/).
"Berdasarkan informasi tersebut, Tim Penyelidikan Epidemiologi dari Dinas Kesehatan dan Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas II Cilacap melakukan investigasi," kata mantan Direktur RSUD Cilacap itu.
Dari hasil investigasi, kata dia, diketahui bahwa TKA tersebut pada tanggal 28 Desember 2019 cuti untuk pulang ke Wuhan, China.
Selanjutnya, pada hari Selasa (21/1), TKA tersebut mengajak istrinya ke Indonesia. Bahkan, anaknya yang bermukim di Shanghai, China, juga ikut ke Indonesia.
"Mereka janjian ketemuan di Bandara Soekarno-Hatta sebelum melanjutkan perjalanan menggunakan kereta api menuju Stasiun Purwokerto. Sesampainya di Purwokerto pada hari Rabu (22/1), mereka dijemput oleh sopir perusahaan dan diantar ke hotel," katanya.
Akan tetapi pada hari Minggu (26/1), kata dia, anak dari TKA asal China itu mengeluh demam, batuk, pilek, dan lemas sehingga minum antibiotik dan obat batuk.
Ia mengatakan kondisi anak tersebut pada hari Senin (27/1) sudah membaik, suhunya 36,5 derajat Celcius, masih sedikit batuk dan pilek serta lemas.
Baca juga: Masyarakat diminta jangan paranoid dengan corona
Baca juga: RSUD dr Moewardi pastikan belum tangani pasien virus corona
"Sebagai langkah antisipasi dengan membuat posko dan memasang petugas Dinas Kesehatan selama 24 jam di dua pintu (Stasiun Purwokerto) untuk mengecek seluruh penumpang dengan termometer infra red," katanya di Purwokerto, Kabupaten Banyumas, Selasa.
Menurut dia, posko tersebut juga didirikan di Kantor Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Banyumas dan rumah sakit.
Baca juga: Korban virus corona di China terus berjatuhan, sudah 106 orang meninggal
Selain itu, kata dia, petugas Dinkes Banyumas juga memonitor dan memberikan imbauan kepada warga untuk melapor serta cek kesehatan apabila dalam 14 hari sebelumnya pergi ke China, Jepang, dan Singapura.
"Kami juga mengimbau semua warga untuk hidup bersih dan sehat, selalu cuci tangan pakai sabun, serta memakai masker bila sedang menderita batuk," katanya.
Husein mengatakan langkah antisipasi tersebut dilakukan karena adanya kabar tentang seorang warga negara China yang diduga terkena virus corona dan saat ini menjalani perawatan di RSUD Prof. Dr. Margono Soekarjo, Purwokerto.
Baca juga: Dinkes Cilacap observasi anak TKA asal China yang demam
Terkait dengan kabar tersebut, dia mengaku langsung mengecek ke RSUD Prof. Margono Soekarjo dan mendapat informasi jika berdasarkan pengecekan, hasilnya negatif.
"Betul ada yang suspect, orang China dari Tiongkok kerja di PLTU Cilacap, tapi setelah dicek hasilnya negatif," katanya.
Dalam kesempatan terpisah, Manajer Humas PT Kereta Api Indonesia Daerah Operasi 5 Purwokerto Supriyanto mengatakan Dinkes Kabupaten Banyumas telah menempatkan sejumlah petugas untuk memeriksa kesehatan penumpang KA di Stasiun Purwokerto.
"Hal itu dilakukan oleh Dinkes Kabupaten Banyumas untuk mengantisipasi kemungkinan adanya penumpang KA yang terjangkit virus corona," katanya.
Seperti diwartakan, Dinkes Kabupaten Cilacap melakukan observasi terhadap seorang anak dari salah seorang tenaga kerja asing (TKA) asal China yang bekerja di PLTU Cilacap karena mengalami demam, batuk, pilek, dan lemas, sehingga yang bersangkutan akan dirujuk ke RSUD Prof. Dr. Margono Soekarjo, Purwokerto.
"Yang bersangkutan belum bisa disebut diduga terkena virus corona ya, masih diobservasi jenis infeksinya," kata Kepala Dinkes Kabupaten Cilacap Pramesti Griana Dewi saat dihubungi dari Purwokerto, Senin (27/1) malam.
Dia mengatakan observasi tersebut dilakukan setelah adanya informasi dari karyawan Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Cilacap yang menyebutkan jika ada anggota keluarga dari salah seorang TKA asal China yang bekerja di PLTU Cilacap yang menderita demam, batuk, pilek, dan lemas sejak hari Minggu (26/1/).
"Berdasarkan informasi tersebut, Tim Penyelidikan Epidemiologi dari Dinas Kesehatan dan Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas II Cilacap melakukan investigasi," kata mantan Direktur RSUD Cilacap itu.
Dari hasil investigasi, kata dia, diketahui bahwa TKA tersebut pada tanggal 28 Desember 2019 cuti untuk pulang ke Wuhan, China.
Selanjutnya, pada hari Selasa (21/1), TKA tersebut mengajak istrinya ke Indonesia. Bahkan, anaknya yang bermukim di Shanghai, China, juga ikut ke Indonesia.
"Mereka janjian ketemuan di Bandara Soekarno-Hatta sebelum melanjutkan perjalanan menggunakan kereta api menuju Stasiun Purwokerto. Sesampainya di Purwokerto pada hari Rabu (22/1), mereka dijemput oleh sopir perusahaan dan diantar ke hotel," katanya.
Akan tetapi pada hari Minggu (26/1), kata dia, anak dari TKA asal China itu mengeluh demam, batuk, pilek, dan lemas sehingga minum antibiotik dan obat batuk.
Ia mengatakan kondisi anak tersebut pada hari Senin (27/1) sudah membaik, suhunya 36,5 derajat Celcius, masih sedikit batuk dan pilek serta lemas.
Baca juga: Masyarakat diminta jangan paranoid dengan corona
Baca juga: RSUD dr Moewardi pastikan belum tangani pasien virus corona