Pemkot Magelang terapkan model pembangunan partisipatif
Magelang (ANTARA) - Pemerintah Kota Magelang berkomitmen untuk menerapkan model pembangunan secara partisipatif seperti halnya dalam mewujudkan kota bebas buang air besar sembarangan (BABS).
"Pemerintah Kota Magelang berkomitmen untuk menerapkan model pembangunan seperti ini di seluruh kelurahan," kata Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kota Magelang Joko Suparno dalam keterangan tertulis Humas Pemkot Magelang di Magelang, Minggu.
Ia menyatakan terkesan dengan model pembangunan yang melibatkan masyarakat mulai dari perencanaan hingga evaluasi pelaksanaan program.
Ia mengatakan hal itu saat mendampingi pihak USAID Global Water dipimpin Nga Nguyen ke Kampung Kiringan, Kelurahan Tidar Utara, belum lama ini, terkait dengan implementasi program kerja sama USAID IUWASH PLUS dan Pemkot Magelang dalam mendorong perubahan perilaku masyarakat untuk hidup bersih dan sehat.
Pihak USAID Global Water mengapresiasi berbagai terobosan inovatif masyarakat dan Pemkot Magelang dalam mewujudkan kota bebas BABS.
Baca juga: Pemkot Magelang targetkan bebas BABS pada 2021
Kunjungan itu antara lain ditandai dengan dialog dengan Tim Monev Partisipatif Kelurahan Tidar Utara, Rejowinangun Utara, Panjang, dan Gelangan. Mereka juga mendengarkan paparan program-program yang disampaikan salah satu anggota tim monev partisipatif serta melihat peta kondisi perubahan air minum, sanitasi, dan perilaku higienis. Tim monev beranggotakan para tokoh masyarakat di lingkungan masing-masing.
"Kami apresiasi peta-peta kondisi perubahan air minum, sanitasi, dan perilaku higienis. Peta tersebut akan sangat efektif untuk mengajak masyarakat untuk membangun jamban," kata Nga didampingi perwakilan USAID Indonesia Trigeany Linggoantmojo dan Deputy Chief of Party IUWASH PLUS Alifah Lestari.
Beberapa wilayah program mengalami perkembangan signifikan melalui pendekatan pemberdayaan masyarakat serta pemasaran sanitasi berbasis pasar, salah satunya RT05/RW03 Kampung Kiringan.
Di tempat itu, sinergi antara Kelompok Swadaya Masyarat Sugih Waras, pelaku usaha sanitasi, pemerintah kelurahan, sanitarian, dan Dinas Perkim dalam waktu kurang dari dua tahun mampu mewujudkan seluruh warganya memiliki jamban dengan tangki kedap.
"Gerakan ini bahkan mampu mengajak warga RT sebelahnya untuk ikut bergabung serta menginisiasi kampung lainnya untuk melakukan hal sama," ucapnya.
Berkat komitmen tersebut, kelompok itu terpilih sebagai Juara 1 Lomba Sanitasi Tingkat Kota Magelang Tahun 2019. (hms)
Baca juga: Magelang bangun ipal atasi pencemaran industri tahu
Baca juga: Tingkatkan layanan air bersih, PDAM Kota Magelang didukung Amerika-Swiss
"Pemerintah Kota Magelang berkomitmen untuk menerapkan model pembangunan seperti ini di seluruh kelurahan," kata Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kota Magelang Joko Suparno dalam keterangan tertulis Humas Pemkot Magelang di Magelang, Minggu.
Ia menyatakan terkesan dengan model pembangunan yang melibatkan masyarakat mulai dari perencanaan hingga evaluasi pelaksanaan program.
Ia mengatakan hal itu saat mendampingi pihak USAID Global Water dipimpin Nga Nguyen ke Kampung Kiringan, Kelurahan Tidar Utara, belum lama ini, terkait dengan implementasi program kerja sama USAID IUWASH PLUS dan Pemkot Magelang dalam mendorong perubahan perilaku masyarakat untuk hidup bersih dan sehat.
Pihak USAID Global Water mengapresiasi berbagai terobosan inovatif masyarakat dan Pemkot Magelang dalam mewujudkan kota bebas BABS.
Baca juga: Pemkot Magelang targetkan bebas BABS pada 2021
Kunjungan itu antara lain ditandai dengan dialog dengan Tim Monev Partisipatif Kelurahan Tidar Utara, Rejowinangun Utara, Panjang, dan Gelangan. Mereka juga mendengarkan paparan program-program yang disampaikan salah satu anggota tim monev partisipatif serta melihat peta kondisi perubahan air minum, sanitasi, dan perilaku higienis. Tim monev beranggotakan para tokoh masyarakat di lingkungan masing-masing.
"Kami apresiasi peta-peta kondisi perubahan air minum, sanitasi, dan perilaku higienis. Peta tersebut akan sangat efektif untuk mengajak masyarakat untuk membangun jamban," kata Nga didampingi perwakilan USAID Indonesia Trigeany Linggoantmojo dan Deputy Chief of Party IUWASH PLUS Alifah Lestari.
Beberapa wilayah program mengalami perkembangan signifikan melalui pendekatan pemberdayaan masyarakat serta pemasaran sanitasi berbasis pasar, salah satunya RT05/RW03 Kampung Kiringan.
Di tempat itu, sinergi antara Kelompok Swadaya Masyarat Sugih Waras, pelaku usaha sanitasi, pemerintah kelurahan, sanitarian, dan Dinas Perkim dalam waktu kurang dari dua tahun mampu mewujudkan seluruh warganya memiliki jamban dengan tangki kedap.
"Gerakan ini bahkan mampu mengajak warga RT sebelahnya untuk ikut bergabung serta menginisiasi kampung lainnya untuk melakukan hal sama," ucapnya.
Berkat komitmen tersebut, kelompok itu terpilih sebagai Juara 1 Lomba Sanitasi Tingkat Kota Magelang Tahun 2019. (hms)
Baca juga: Magelang bangun ipal atasi pencemaran industri tahu
Baca juga: Tingkatkan layanan air bersih, PDAM Kota Magelang didukung Amerika-Swiss