Purwokerto (ANTARA) - Akademisi dari Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed) Purwokerto Nana Sutikna mengatakan peringatan Hari Kesaktian Pancasila 1 Oktober dapat menjadi momentum untuk introspeksi diri.
"Hari Kesaktian Pancasila ini perlu menjadi momentum untuk mawas diri dan introspeksi diri serta mengingat kembali apakah sila-sila dari Pancasila telah diimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari," katanya di Purwokerto, Kabupaten Banyumas, Senin.
Dosen Filsafat Komunikasi, Magister Ilmu Komunikasi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Jenderal Soedirman tersebut menjelaskan, Pancasila merupakan dasar negara dan menjadi pandangan hidup bangsa Indonesia.
Baca juga: Mahfud MD: Pancasila persatukan hati masyarakat
"Apa yang dianggap baik dalam kehidupan bangsa dan penyelenggaraan negara ini bermuara pada nilai-nilai Pancasila," katanya.
Dia mengatakan, "membumikan" Pancasila dalam kehidupan berbangsa dan bernegara sangat diperlukan.
"Pancasila dapat menjawab persoalan hidup berbangsa dan bernegara, dan karakter bangsa ini dapat tercermin dari sila-sila dalam Pancasila," katanya.
Karena itu, kata dia, perlu diresapi kembali bahwa dalam membentuk karakter bangsa harus berisikan nilai-nilai Pancasila.
"Karena itu 'watak' bangsa Indonesia harus berisikan nilai-nilai Pancasila, misalkan berketuhanan, adil, demokratis, dan menjunjung tinggi persatuan dan kesatuan," katanya.
Dengan demikian, kata dia, akan tercipta kehidupan yang damai sesuai dengan yang dicita-citakan oleh para pendiri bangsa.
Sebelumnya, dia juga mengingatkan bahwa Pancasila merupakan pemersatu bangsa.
"Pancasila adalah pemersatu bangsa, payung bersama, payung yang menjadi tempat bagi seluruh bangsa Indonesia ini berteduh dari hujan besar," katanya.
Dengan adanya Pancasila, tambah dia, bangsa Indonesia memiliki pedoman yang sama, pedoman dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
Baca juga: 37.449 warga pecahkan rekor baca Pancasila
Baca juga: Taj Yasin sebut ada upaya "ganggu" Pancasila