Perhutani: Kebakaran hutan Gunung Slamet dipadamkan
Berdasarkan 'update' penanganan kebakaran per pukul 18.00 WIB, api di titik lokasi kebakaran dipastikan telah dipadamkan pada pukul 14.50 WIB
Purwokerto (ANTARA) - Kebakaran hutan di lereng timur Gunung Slamet, Desa Kutabawa, Kabupaten Purbalingga, Jawa Tengah dipastikan berhasil dipadamkan, kata Juru Bicara Perum Perhutani Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Banyumas Timur Sugito.
"Berdasarkan 'update' penanganan kebakaran per pukul 18.00 WIB, api di titik lokasi kebakaran dipastikan telah dipadamkan pada pukul 14.50 WIB," katanya di Purwokerto, Kabupaten Banyumas, Jumat malam.
Kendati demikian, dia mengatakan tim penanggulangan kebakaran hutan akan tetap memantau perkembangan pada pukul 00.00 WIB dengan mengirim tim pemantau yang terdiri atas personel Perhutani, BPBD Kabupaten Purbalingga, Tagana Purbalingga, Anak Remaja Bambangan (Aremba), dan Pemuda Pancasila.
Terkait dengan luasan hutan yang terbakar, Sugito mengatakan berdasarkan penghitungan mencapai 14,3 hektare, sedangkan kerugian akibat kebakaran sesuai dengan ketentuan Perhutani mencapai Rp107.250.000.
"Kebakaran hutan lindung pada ketinggian 1.800 meter di atas permukaan laut (mdpl) itu terjadi di Petak 58A yang merupakan wilayah kerja Resor Pemangkuan Hutan (RPH) Serang, Bagian Kesatuan Pemangkuan Hutan (BKPH) Gunung Slamet Timur, KPH Banyumas Timur, dan turut wilayah administrasi Desa Kutabawa, Kecamatan Karangreja, Kabupaten Purbalingga," katanya.
Baca juga: Kebakaran hutan Gunung Slamet seluas 14,3 hektare
Ia mengatakan lokasi kejadian kebakaran berisi tanaman pinus tahun tanam 1997 dengan kondisi medan yang berjurang, tumbuhan bawah atau semak yang tebal dan lebat, sedangkan ketebalan semak yang mudah terbakar itu sekitar 50 centimeter.
Sebelumnya, Sugito mengatakan berdasarkan laporan dari lapangan, kebakaran pertama terjadi pada Rabu (11/9), pukul 10.00 WIB, dan berhasil dipadamkan oleh tim dari Perhutani dibantu warga Desa Kutabawa, Taruna Siaga Bencana (Tagana), dan personel Koramil Karangreja.
Setelah dilakukan upaya pemadaman, kata dia, kebakaran pada lahan seluas lebih kurang satu hektare itu dapat dipadamkan.
Akan tetapi, kata dia, pada Kamis (12/9), di lokasi bekas kebakaran kembali muncul titik api dan meluas sehingga dilakukan upaya pemadaman yang melibatkan personel Perum Perhutani KPH Banyumas Timur dibantu masyarakat, sukarelawan, dan berbagai instansi terkait.
Hingga pukul 18.00 WIB, kebakaran hutan tersebut belum berhasil dipadamkan karena kondisi medan yang sulit dan terpantau masih ada dua titik api di lokasi kejadian.
"Oleh karena pertimbangan keselamatan, tim penanggulangan kebakaran hutan turun ke Pos Pendakian Gunung Slamet di Dukuh Bambangan, Desa Kutabawa, Kecamatan Karangreja, Purbalingga, dan melakukan pemantauan hingga pukul 22.00 WIB," katanya.
Dia menjelaskan tim penanggulangan kebakaran hutan kembali melanjutkan upaya pemadaman pada Jumat, dengan menerjunkan personel gabungan berjumlah 626 orang berasal dari berbagai instansi yang dibantu masyarakat sekitar.
Baca juga: Kebakaran hutan di lereng Gunung Slamet berhasil dikendalikan
"Berdasarkan 'update' penanganan kebakaran per pukul 18.00 WIB, api di titik lokasi kebakaran dipastikan telah dipadamkan pada pukul 14.50 WIB," katanya di Purwokerto, Kabupaten Banyumas, Jumat malam.
Kendati demikian, dia mengatakan tim penanggulangan kebakaran hutan akan tetap memantau perkembangan pada pukul 00.00 WIB dengan mengirim tim pemantau yang terdiri atas personel Perhutani, BPBD Kabupaten Purbalingga, Tagana Purbalingga, Anak Remaja Bambangan (Aremba), dan Pemuda Pancasila.
Terkait dengan luasan hutan yang terbakar, Sugito mengatakan berdasarkan penghitungan mencapai 14,3 hektare, sedangkan kerugian akibat kebakaran sesuai dengan ketentuan Perhutani mencapai Rp107.250.000.
"Kebakaran hutan lindung pada ketinggian 1.800 meter di atas permukaan laut (mdpl) itu terjadi di Petak 58A yang merupakan wilayah kerja Resor Pemangkuan Hutan (RPH) Serang, Bagian Kesatuan Pemangkuan Hutan (BKPH) Gunung Slamet Timur, KPH Banyumas Timur, dan turut wilayah administrasi Desa Kutabawa, Kecamatan Karangreja, Kabupaten Purbalingga," katanya.
Baca juga: Kebakaran hutan Gunung Slamet seluas 14,3 hektare
Ia mengatakan lokasi kejadian kebakaran berisi tanaman pinus tahun tanam 1997 dengan kondisi medan yang berjurang, tumbuhan bawah atau semak yang tebal dan lebat, sedangkan ketebalan semak yang mudah terbakar itu sekitar 50 centimeter.
Sebelumnya, Sugito mengatakan berdasarkan laporan dari lapangan, kebakaran pertama terjadi pada Rabu (11/9), pukul 10.00 WIB, dan berhasil dipadamkan oleh tim dari Perhutani dibantu warga Desa Kutabawa, Taruna Siaga Bencana (Tagana), dan personel Koramil Karangreja.
Setelah dilakukan upaya pemadaman, kata dia, kebakaran pada lahan seluas lebih kurang satu hektare itu dapat dipadamkan.
Akan tetapi, kata dia, pada Kamis (12/9), di lokasi bekas kebakaran kembali muncul titik api dan meluas sehingga dilakukan upaya pemadaman yang melibatkan personel Perum Perhutani KPH Banyumas Timur dibantu masyarakat, sukarelawan, dan berbagai instansi terkait.
Hingga pukul 18.00 WIB, kebakaran hutan tersebut belum berhasil dipadamkan karena kondisi medan yang sulit dan terpantau masih ada dua titik api di lokasi kejadian.
"Oleh karena pertimbangan keselamatan, tim penanggulangan kebakaran hutan turun ke Pos Pendakian Gunung Slamet di Dukuh Bambangan, Desa Kutabawa, Kecamatan Karangreja, Purbalingga, dan melakukan pemantauan hingga pukul 22.00 WIB," katanya.
Dia menjelaskan tim penanggulangan kebakaran hutan kembali melanjutkan upaya pemadaman pada Jumat, dengan menerjunkan personel gabungan berjumlah 626 orang berasal dari berbagai instansi yang dibantu masyarakat sekitar.
Baca juga: Kebakaran hutan di lereng Gunung Slamet berhasil dikendalikan