Kebakaran hutan Gunung Slamet seluas 14,3 hektare
Purwokerto (ANTARA) - Luas hutan di lereng timur Gunung Slamet, Desa Kutabawa, Kabupaten Purbalingga, Jawa Tengah, yang mengalami kebakaran sejak hari Rabu (11/9) mencapai 14,3 hektare, kata Juru Bicara Perum Perhutani Kesatuan Pemangkuan Hutan(KPH) Banyumas Timur Sugito.
"Berdasarkan pendataan sementara, luas hutan yang terbakar mencapai 14,3 hektare di Petak 58A yang berisi tanaman pinus yang ditanam pada 1997 dengan kondisi medan yang berjurang, tumbuhan bawah atau semak yang tebal dan lebat. Ketebalan semak yang mudah terbakar sekitar 50 centimeter," katanya di Purwokerto, Kabupaten Banyumas, Jumat.
Ia mengatakan berdasarkan laporan dari lapangan, kebakaran pertama terjadi pada Rabu (11/9), pukul 10.00 WIB, namun berhasil dipadamkan oleh tim dari Perhutani dibantu warga Desa Kutabawa, Taruna Siaga Bencana (Tagana), dan personel Koramil Karangreja.
Setelah dilakukan upaya pemadaman, kebakaran pada lahan seluas lebih kurang 1 hektare itu dapat dipadamkan, akan tetapi pada Kamis (12/9) di lokasi bekas kebakaran kembali muncul titik api dan meluas sehingga dilakukan upaya pemadaman yang melibatkan personel Perum Perhutani KPH Banyumas Timur dibantu masyarakat, sukarelawan, dan berbagai instansi terkait.
Menurut dia, hingga pukul 18.00 WIB, kebakaran hutan tersebut belum berhasil dipadamkan karena kondisi medan yang sulit dan terpantau masih ada dua titik api di lokasi kejadian.
"Oleh karena pertimbangan keselamatan, tim penanggulangan kebakaran hutan turun ke Pos Pendakian Gunung Slamet di Dukuh Bambangan, Desa Kutabawa, Kecamatan Karangreja, Purbalingga, dan melakukan pemantauan hingga pukul 22.00 WIB," katanya.
Baca juga: Kebakaran hutan di lereng Gunung Slamet berhasil dikendalikan
Selanjutnya, kata dia, tim penanggulangan kebakaran hutan kembali melanjutkan upaya pemadaman dengan menerjunkan personel gabungan sebanyak 626 orang dari berbagai instansi yang dibantu masyarakat sekitar.
Ia mengatakan dalam penanggulangan kebakaran tersebut, tim melakukan strategi penanganan dengan cara membuat sekat bakar di luar area titik dan lidah api berbentuk huruf U pada sisi selatan, barat, dan utara.
Menurut dia, sisi selatan terdiri atas sektor 5 dan sektor 4, sisi barat adalah sektor 1, serta sisi utara terdiri atas sektor 2 dan sektor 3.
"Tim yang bertugas di tiap sektor dipandu oleh Aremba (Anak Remaja Bambangan) dan Tagana yang lebih hafal kondisi medan. Hingga pukul 13.30 WIB, lokasi titik api sudah terkepung oleh sekat bakar," ujarnya.
Sugito mengatakan pada hari Jumat (13/9), pukul 14.30 WIB, telah diberangatkan satu tim yang terdiri atas 17 personel dari Pemuda Pancasila, Bela Negara, SAR Purbalingga, dan PMI Purbalingga untuk mengecek ulang kualitas sekat bakar yang telah dibuat.
Menurut dia, pengecekan tersebut dilakukan dengan menyusuri seluruh jalur sekat bakar sekaligus untuk memadamkan sisa titik api yang masih ada.
"Titik api sudah terkepung sekat bakar. Semoga kualitas sekat bakarnya bagus sehingga api dapat segera dipadamkan," katanya.
Baca juga: Kebakaran hutan Gunung Merbabu bisa dipadamkan
"Berdasarkan pendataan sementara, luas hutan yang terbakar mencapai 14,3 hektare di Petak 58A yang berisi tanaman pinus yang ditanam pada 1997 dengan kondisi medan yang berjurang, tumbuhan bawah atau semak yang tebal dan lebat. Ketebalan semak yang mudah terbakar sekitar 50 centimeter," katanya di Purwokerto, Kabupaten Banyumas, Jumat.
Ia mengatakan berdasarkan laporan dari lapangan, kebakaran pertama terjadi pada Rabu (11/9), pukul 10.00 WIB, namun berhasil dipadamkan oleh tim dari Perhutani dibantu warga Desa Kutabawa, Taruna Siaga Bencana (Tagana), dan personel Koramil Karangreja.
Setelah dilakukan upaya pemadaman, kebakaran pada lahan seluas lebih kurang 1 hektare itu dapat dipadamkan, akan tetapi pada Kamis (12/9) di lokasi bekas kebakaran kembali muncul titik api dan meluas sehingga dilakukan upaya pemadaman yang melibatkan personel Perum Perhutani KPH Banyumas Timur dibantu masyarakat, sukarelawan, dan berbagai instansi terkait.
Menurut dia, hingga pukul 18.00 WIB, kebakaran hutan tersebut belum berhasil dipadamkan karena kondisi medan yang sulit dan terpantau masih ada dua titik api di lokasi kejadian.
"Oleh karena pertimbangan keselamatan, tim penanggulangan kebakaran hutan turun ke Pos Pendakian Gunung Slamet di Dukuh Bambangan, Desa Kutabawa, Kecamatan Karangreja, Purbalingga, dan melakukan pemantauan hingga pukul 22.00 WIB," katanya.
Baca juga: Kebakaran hutan di lereng Gunung Slamet berhasil dikendalikan
Selanjutnya, kata dia, tim penanggulangan kebakaran hutan kembali melanjutkan upaya pemadaman dengan menerjunkan personel gabungan sebanyak 626 orang dari berbagai instansi yang dibantu masyarakat sekitar.
Ia mengatakan dalam penanggulangan kebakaran tersebut, tim melakukan strategi penanganan dengan cara membuat sekat bakar di luar area titik dan lidah api berbentuk huruf U pada sisi selatan, barat, dan utara.
Menurut dia, sisi selatan terdiri atas sektor 5 dan sektor 4, sisi barat adalah sektor 1, serta sisi utara terdiri atas sektor 2 dan sektor 3.
"Tim yang bertugas di tiap sektor dipandu oleh Aremba (Anak Remaja Bambangan) dan Tagana yang lebih hafal kondisi medan. Hingga pukul 13.30 WIB, lokasi titik api sudah terkepung oleh sekat bakar," ujarnya.
Sugito mengatakan pada hari Jumat (13/9), pukul 14.30 WIB, telah diberangatkan satu tim yang terdiri atas 17 personel dari Pemuda Pancasila, Bela Negara, SAR Purbalingga, dan PMI Purbalingga untuk mengecek ulang kualitas sekat bakar yang telah dibuat.
Menurut dia, pengecekan tersebut dilakukan dengan menyusuri seluruh jalur sekat bakar sekaligus untuk memadamkan sisa titik api yang masih ada.
"Titik api sudah terkepung sekat bakar. Semoga kualitas sekat bakarnya bagus sehingga api dapat segera dipadamkan," katanya.
Baca juga: Kebakaran hutan Gunung Merbabu bisa dipadamkan