Semarang (ANTARA) - Para pelaku usaha sarang burung walet di Jawa Tengah diajak untuk meningkatkan kualitas produksi agar bisa mengambil peluang ekspor komoditas tersebut.
"Potensi sarang burung walet kita sangat luar biasa, apalagi negara kita merupakan habitat utama yang paling cocok dengan perkembangbiakan walet. Indonesia adalah pemasok terbesar pasar global, bahkan sampai 78 persen," ujar Kepala Badan Karantina Pertanian Ali Jamil saat melepas ekspor sarang burung walet asal Jawa Tengah ke Tiongkok di Kantor Karantina Pertanian Semarang, Rabu.
Ia menyebutkan bahwa ekspor sarang burung walet Indonesia pada 2018 bisa mencapai Rp40 triliun.
Menurut dia, hal tersebut merupakan potensi besar dan telah terbukti menghasilkan devisa bagi negara sehingga tata niaganya perlu terus dikawal agar dapat terus bertumbuh, tidak saja untuk para pelaku agribisnis di Jawa Tengah tapi juga untuk wilayah Indonesia lainnya.
Dalam kesempatan tersebut, Kepala Barantan juga melepas ekspor produk pertanian lain berupa daun cincau kering (jelly grass) sebanyak 28 ton dengan negara tujuan Malaysia, gula merah 35 ton tujuan Srilangka, ijuk (brooms grass) sebanyak 18 ton tujuan China, margarin sebanyak 23 kilogram tujuan Bangladesh, dan sarang burung walet sebanyak 181 kilogram tujuan Tiongkok dengan total nilai Rp6,1 miliar.
Baca juga: Pencuri Sarang Walet Kelabui Warga dengan Berkaus Brimob
Berdasarkan data lalu lintas ekspor impor komoditas pertanian di wilayah Karantina Pertanian Semarang melalui Bandara Internasional Jenderal Ahmad Yani dan Pelabuhan Tanjung Emas terhitung sejak tanggal 1-20 Agustus 2019, tercatat kinerja ekspor total nilai ekonomi Rp586 miliar dengan total 697 kali permohonan pemeriksaan karantina pertanian.
Rata-rata per bulan, unit kerja Karantina Pertanian di Semarang memfasilitasi 1.000 permohonan, baik dari komoditas hewan maupun tumbuhan.
"Hal itu menunjukkan semakin banyak produk pertanian asal Jawa Tengah yang melaju di pasar ekspor," ujarnya.
Kepala Karantina Pertanian Semarang, Wawan Sutian menambahkan bahwa program yang telah dimulai semenjak awal 2019 telah membuahkan hasil, di mana bertumbuhnya eksportir baru dari kalangan muda, sejalan dengan bertambahnya negara tujuan dan ragam produk baru.
Pihaknya pada awal Agustus 2019 juga telah mengawal ekspor produk singkong berupa keripik yang diekspor ke Malaysia dan Jerman.