Purwokerto (ANTARA) - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah menginformasikan bahwa kekeringan di wilayah tersebut terus meluas dari sebelumnya 12 desa menjadi 14 desa.
"Menurut data terkini sudah ada 14 desa dari 9 kecamatan yang terdampak kekeringan dan mengalami krisis air bersih," kata Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Banyumas, Ariono Poerwanto di Purwokerto, Senin.
Dia menambahkan ada 4.259 keluarga yang terdampak kekeringan di 14 desa tersebut.
"Ada 4.259 keluarga atau 15.040 jiwa yang terdampak kekeringan dan krisis air bersih," katanya.
Dia mengatakan, desa yang mulai mengalami kekeringan tersebut adalah Desa Karanganyar, Kecamatan Patikraja, Desa Nusadadi dan Karanggendang Kecamatan Sumpiuh, Desa Kediri dan Tamansari Kecamatan Karanglewas.
Baca juga: Desa kekeringan di Banyumas tersebar di delapan kecamatan
Selain itu, Desa Banjarparakan dan Tipar Kecamatan Rawalo, Desa Srowot, Kecamatan Kalibagor, Desa Pekuncen, Kecamatan Jatilawang, Desa Karangtalun Kidul dan Desa Kalitapen, Kecamatan Purwojati, Desa Jatisaba dan Desa Panusupan, Kecamatan Cilongok, dan Desa Buniayu Kecamatan Tambak.
Dia mengatakan, pihaknya terus melakukan distribusi air bersih secara berkala guna membantu masyarakat yang membutuhkan.
"Kami sudah mendistribusikan sebanyak 61 tanki air setara dengan 305.000 liter air ke desa-desa tersebut guna membantu masyarakat yang membutuhkan air bersih," katanya.
Ariono mengatakan pihaknya menyiagakan sekitar 1.000 tanki air bersih guna mengantisipasi semakin meluasnya krisis air bersih di wilayah setempat.
Berdasarkan data yang dihimpun dari BPBD Banyumas, pada 2018 ada sejumlah kecamatan yang mengalami kekeringan di Banyumas.
Sejumlah kecamatan tersebut antara lain Sumpiuh, Banyumas, Somagede, Kalibagor, Cilongok, Purwojati, Kebasen, dan Karanglewas.
Baca juga: Juni kemarau, BPBD Banyumas petakan wilayah kekeringan