Semarang (ANTARA) - Warga binaan penghuni kompleks Resosialisasi Argorejo meminta penutupan resos yang lebih dikenal dengan Sunan Kuning, Semarang, itu dilakukan secara bertahap.
Salah seorang wanita pekerja seks di kompleks Argorejo, Eni, di Semarang, Kamis, menyatakan siap jika resos ini harus ditutup.
Namun, menurut dia, penutupan secara langsung justru akan menyebabkan munculnya banyak praktik prostitusi terselubung di luar.
"Kalau ditutup langsung akan memunculkan praktik terselubung karena tidak ada lagi lokalisasi resmi," kata wanita asal Wonogiri ini.
Baca juga: Dua resosialisasi di Semarang segera ditutup
Selain itu, ia juga meminta agar dibantu mengusahakan kesejahteraan pada wanita pekerja seks itu usai penutupan Sunan Kuning.
Ia mengharapkan adanya bantuan modal untuk memulai usaha. "Misalnya, diberi modal dan tempat usaha di pasar," kata Eni yang berkeinginan untuk berjualan makanan itu.
Sementara itu, salah seorang pemilik wisma di kompleks Sunan Kuning, Rohmat, meminta keputusan pemerintah menutup resos tersebut jangan sampai mematikan perekonomian warga setempat.
Menurut dia, di resos tersebut banyak pemilik tempat karaoke. "Karaoke resmi, dipungut pajak, tanpa esek-esek," katanya.*