Semarang (ANTARA) - Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Provinsi Jawa Tengah "mengembleng" para Penyuluh Keluarga Berencana (PKB) sebelum diterjunkan di kabupaten/kota se-Jateng
"Sebelum ditempatkan di desa-desa, mereka akan dididik dulu. Untuk pembentukan karakter disiplin, mereka akan dididik di Rindam IV Diponegoro Magelang selama satu minggu," kata Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi Jawa Tengah Wagino disela acara koordinasi pengelola KB provinsi dan kabupaten/kota pascarakorda program kependudukan, keluarga berencana, dan pembangunan keluarga (KKBPK) di Semarang, Rabu.
Selain membangun karakter disiplin, para penyuluh KB juga mendapatkan materi di antaranya mengenai kebijakan dan strategi program KKBPK tahun 2019, pokok-pokok kegiatan KB dan kesehatan reproduksi, pokok-pokok kegiatan perlindungan keluarga, bidang pengendalian penduduk, bidang advokasi, serta materi kegiatan pelatihan dan pengembangan.
Target Renstra 2015-2019, BKKBN ditarget dapat menurunkan laju pertumbuhan penduduk dari 1,38 persen pada tahun 2015 menjadi 1,21 persen di tahun 2019; menurunkan total fertility rate (TFR) per perempuan usia produktif dari 2,37 di tahun 2015 menjadi 2,28 pada tahun 2019.
Target lainnya menurunkan kebutuhan ber-KB tak terlayani atau unmeet need dari jumlah pasangan usia subur dari 10,6 persen tahun 2015 menjadi 9,91 persen pada 2019; menurunkan age spesific fertility rate (ASFR) dari 46 di tahun 2015 menjadi 38 per 1.000 perempuan kelompok umur 15-19 pada tahun 2019; menurunkan persentase kehamilan yang tidak diinginkan pada wanita usia subur dari 7,1 persen di 2015 menjadi 6,6 persen pada 2019.
Wagino menyebutkan untuk wilayah Jawa Tengah mendapatkan tambahan penyuluh KB sebanyak 166 orang dan 155 orang di antaranya perempuan. Seluruh penyuluh KB tersebut dimungkinkan ditempatkan di luar Kota Semarang karena untuk di Ibu Kota Jateng sudah memenuhi persyaratan ideal yakni satu penyuluh KB menangani dua desa.
"Penempatan penyuluh KB juga akan memperhatikan tempat lahir, sehingga memudahkan mereka jika pulang kampung. Hanya saja, mereka yang dari Semarang tidak bisa di Semarang, sehingga akan ditempatkan di daerah sekitar seperti Kabupaten Semarang, Boyolali, Kudus, Demak, Kendal, atau lainnya," katanya.
Penambahan 166 penyuluh KB, lanjut Wagino setidaknya telah menambah petugas yang sudah ada yang saat ini tinggal 1. 712 petugas dan tahun 2019 akan ada 107 orang yang memasuki masa pensiun.
Wagino menambahkan jika dilihat jumlah penyuluh KB yang ada di Jateng memang belum ideal karena total ideal untuk Jawa Tengah 3.500 petugas. Namun, dengan keterbatasan petugas yang ada, penyuluh KB dapat menjalankan tugasnya dengan maksimal di antaranya dengan terus bermitra dengan stakeholder terkait.