BCA dorong pengembangan UMKM jamu di Jateng
Semarang (ANTARA) - PT Bank Central Asia Tbk (BCA) terus mendorong pengembangan usaha di segmen UMKM salah satunya para pengusaha jamu di Jawa Tengah dan petani jahe emprit binaan BCA karena jamu merupakan obat tradisional Indonesia yang telah menjadi budaya masyarakat untuk menjaga kesehatan dan menambah kebugaran.
BCA melalui Solusi Bisnis Unggul CSR BCA mewujudkan Economy Outlook bagi 50 pengusaha jamu di Jateng dan petani jahe emprit binaan BCA yang dihadiri Komisaris Independen BCA Cyrillus Harinowo, Kepala Kantor Wilayah 2 BCA Semarang Yandi Ramahdani, Executive Vice President Corporate Social Responsibility BCA Inge Setiawati dan CEO PT. Deltomed Laboratories Muljo Hardjo Rahardjo bersama pengusaha jamu dan petani Jahe Emprit Binaan BCA di Semarang, Kamis.
"Di tengah munculnya obat-obat modern, obat tradisional keberadaanya sejatinya masih diperlukan dan cukup berpengaruh secara signifikan di beberapa kalangan. Oleh karena itu, BCA merasa perlu untuk turut melestarikan keberadaan pengusaha jamu yang tergabung dalam UMKM ini. Apalagi, revolusi industri 4.0 mendorong berbagai sektor untuk menyesuaikan perkembangan produksi dan manufakturnya, termasuk industri obat dan makanan," kata Cyrillus.
Ia menjelaskan melalui Economy Outlook, BCA ingin memfasilitasi kegiatan pengembangan UMKM berbasis jamu dan UMKM terkait dengan jamu yang juga merupakan debitur Cabang di Wilayah 2, Semarang dengan cara mempertemukan petani jahe emprit binaan BCA dengan para UMKM jamu.
"Acara ini juga memfasilitasi petani jahe emprit binaan BCA untuk ikut menghadiri sekaligus melakukan pameran hasil panen dengan harapan terjadi kolaborasi usaha antara pengusaha jamu dan industri terkait jamu dengan para petani jahe merah binaan BCA," katanya.
Menurut data Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) RI tahun 2018, sebanyak 786 sarana produksi industri atau usaha jamu Indonesia didominasi oleh UMKM dan sebagian besar UMKM jamu di Indonesia, yang berjumlah 83 persen dari total sarana produksi obat tradisional belum mampu memenuhi persyaratan cara pembuatan obat tradisional yang baik (CPOTB).
Melalui Solusi Bisnis Unggul, tambah Cyrillus, BCA juga melakukan pembinaan para petani jahe emprit yang juga berperan sebagai debitur KUR BCA yang tersebar di beberapa kota seperti, Pemalang, Jepara, Tegal dan Kudus.
Bekerja sama dengan PT Azma Agro Nusantara, BCA melakukan pembinaan kepada petani jahe emprit, dimana PT Azma Agro Nusantara juga berperan sebagai carateker penyaluran kredit KUR BCA kepada petani jahe emprit melalui pelatihan pembibitan, pemupukan, hingga penanaman.
BCA melalui Solusi Bisnis Unggul CSR BCA mewujudkan Economy Outlook bagi 50 pengusaha jamu di Jateng dan petani jahe emprit binaan BCA yang dihadiri Komisaris Independen BCA Cyrillus Harinowo, Kepala Kantor Wilayah 2 BCA Semarang Yandi Ramahdani, Executive Vice President Corporate Social Responsibility BCA Inge Setiawati dan CEO PT. Deltomed Laboratories Muljo Hardjo Rahardjo bersama pengusaha jamu dan petani Jahe Emprit Binaan BCA di Semarang, Kamis.
"Di tengah munculnya obat-obat modern, obat tradisional keberadaanya sejatinya masih diperlukan dan cukup berpengaruh secara signifikan di beberapa kalangan. Oleh karena itu, BCA merasa perlu untuk turut melestarikan keberadaan pengusaha jamu yang tergabung dalam UMKM ini. Apalagi, revolusi industri 4.0 mendorong berbagai sektor untuk menyesuaikan perkembangan produksi dan manufakturnya, termasuk industri obat dan makanan," kata Cyrillus.
Ia menjelaskan melalui Economy Outlook, BCA ingin memfasilitasi kegiatan pengembangan UMKM berbasis jamu dan UMKM terkait dengan jamu yang juga merupakan debitur Cabang di Wilayah 2, Semarang dengan cara mempertemukan petani jahe emprit binaan BCA dengan para UMKM jamu.
"Acara ini juga memfasilitasi petani jahe emprit binaan BCA untuk ikut menghadiri sekaligus melakukan pameran hasil panen dengan harapan terjadi kolaborasi usaha antara pengusaha jamu dan industri terkait jamu dengan para petani jahe merah binaan BCA," katanya.
Menurut data Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) RI tahun 2018, sebanyak 786 sarana produksi industri atau usaha jamu Indonesia didominasi oleh UMKM dan sebagian besar UMKM jamu di Indonesia, yang berjumlah 83 persen dari total sarana produksi obat tradisional belum mampu memenuhi persyaratan cara pembuatan obat tradisional yang baik (CPOTB).
Melalui Solusi Bisnis Unggul, tambah Cyrillus, BCA juga melakukan pembinaan para petani jahe emprit yang juga berperan sebagai debitur KUR BCA yang tersebar di beberapa kota seperti, Pemalang, Jepara, Tegal dan Kudus.
Bekerja sama dengan PT Azma Agro Nusantara, BCA melakukan pembinaan kepada petani jahe emprit, dimana PT Azma Agro Nusantara juga berperan sebagai carateker penyaluran kredit KUR BCA kepada petani jahe emprit melalui pelatihan pembibitan, pemupukan, hingga penanaman.