Bupati Temanggung: Pasar Papringan bisa dikembangkan desa lain
Temanggung (Antaranews Jateng)- Pasar Papringan di Dusun Ngadiprono, Desa Ngadimulyo, Kecamatan Kedu, Kabupaten Temanggung, Jawa Tengah, bisa dikembangkan di desa lain, kata Bupati Temanggung, Muhammad Al Khadziq.
"Pasar Papringan ini khas Temanggung, merek ini punya Temanggung yang sekarang banyak ditiru orang dimana-mana," katanya di Temanggung, Minggu.
Pasar Papringan menjual berbagai makanan tradisional yang disajikan secara unik di sebuah kebun bambu yang berada di tengah kampung.
Pasar yang selalu dikunjungi ribuan orang ini hanya buka setiap Minggu Wage dan Minggu Pon.
Khadziq menilai bagus juga mengispirasi orang untuk meniru Pasar Papringan, tetapi jangan lupa bahwa hal-hal yang bersifat pemberdayaan masyarakat ini harus ditularkan ke desa-desa lainnya.
"Sebenanrnya saya ingin mengambil pelajaran dari Pasar Papringan ini dengan mengembangkan di desa-desa lain di Temanggung," katanya.
Ia menuturkan pengembangan di desa lain tidak harus sama dengan Pasar Papringan tetapi mungkin skemanya saja sama, tetapi dengan konten yang berbeda.
"Intinya kita ingin membuat desa-desa itu mandiri, tidak lagi tergantung perkotaan, makanya kita akan mulai lagi dengan gerakan supaya ekonominya tidak tergantung perkotaan, bagaimana pemenuhan kebutuhan hidup itu kalau tidak bisa dipenuhi di desa," katanya.
Ia mengatakan kalau sayuran itu bisa ditanam di desa kenapa harus beli sayur yang dibawa dari pasar di kota.
Ia mengatakan agar desa mandiri, dalam bidang pengembangan seni dan budaya menjadi pendukung pariwisata.
"Bagaimana agar kesenian tradisional itu bisa mendatangkan uang bagi masyarakat desa. Kami sedang merencanakan membuat klinik event untuk mengajari masyarakat membuat event yang komersial tanpa meninggalkan kekhasan budaya lokalnya," katanya.
Menurut dia event itu harus bisa menghasilkan uang bagi masyarakat. Pihaknya akan minta asistensi dan bantuan dari Badan Ekonomi Kreatif untuk mengembangkan manajemen seni pertunjukan di desa.
"Pasar Papringan ini khas Temanggung, merek ini punya Temanggung yang sekarang banyak ditiru orang dimana-mana," katanya di Temanggung, Minggu.
Pasar Papringan menjual berbagai makanan tradisional yang disajikan secara unik di sebuah kebun bambu yang berada di tengah kampung.
Pasar yang selalu dikunjungi ribuan orang ini hanya buka setiap Minggu Wage dan Minggu Pon.
Khadziq menilai bagus juga mengispirasi orang untuk meniru Pasar Papringan, tetapi jangan lupa bahwa hal-hal yang bersifat pemberdayaan masyarakat ini harus ditularkan ke desa-desa lainnya.
"Sebenanrnya saya ingin mengambil pelajaran dari Pasar Papringan ini dengan mengembangkan di desa-desa lain di Temanggung," katanya.
Ia menuturkan pengembangan di desa lain tidak harus sama dengan Pasar Papringan tetapi mungkin skemanya saja sama, tetapi dengan konten yang berbeda.
"Intinya kita ingin membuat desa-desa itu mandiri, tidak lagi tergantung perkotaan, makanya kita akan mulai lagi dengan gerakan supaya ekonominya tidak tergantung perkotaan, bagaimana pemenuhan kebutuhan hidup itu kalau tidak bisa dipenuhi di desa," katanya.
Ia mengatakan kalau sayuran itu bisa ditanam di desa kenapa harus beli sayur yang dibawa dari pasar di kota.
Ia mengatakan agar desa mandiri, dalam bidang pengembangan seni dan budaya menjadi pendukung pariwisata.
"Bagaimana agar kesenian tradisional itu bisa mendatangkan uang bagi masyarakat desa. Kami sedang merencanakan membuat klinik event untuk mengajari masyarakat membuat event yang komersial tanpa meninggalkan kekhasan budaya lokalnya," katanya.
Menurut dia event itu harus bisa menghasilkan uang bagi masyarakat. Pihaknya akan minta asistensi dan bantuan dari Badan Ekonomi Kreatif untuk mengembangkan manajemen seni pertunjukan di desa.