Solo (Antaranews Jateng) - Pengamat politik dari Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta Agus Riewanto menyatakan hasil Pilkada Provinsi Jawa Tengah 2018 mampu mempengaruhi kondisi Pemilihan Presiden 2019 mendatang.
"Khusus di Provinsi Jawa Tengah besar sekali komposisi pemilihnya, mencapai sekitar 27 juta pemilih," katanya, di Solo, Rabu.
Apalagi, katanya lagi, Jawa Tengah merupakan basis PDI Perjuangan sehingga boleh jadi siapa pun pemenang Pilkada Jawa Tengah maka pengaruhnya terhadap konstelasi nasional sangat besar.
Partai yang dipimpin oleh Megawati Soekarnoputri ini mengusung Ganjar Pranowo dan Taj Yasin pada Pilkada Jawa Tengah.
Menurut dia, jika pasangan ini menang maka bisa menjadi peringatan bagi nasional terkait hasil pilpres mendatang.
"Kalau sampai kalah maka secara psikologis akan mempengaruhi pemilih secara nasional. Mereka akan berpikir di kandangnya saja kalah. Kalau secara nasional memang yang menjadi basis PDI Perjuangan adalah Jawa Tengah dan Sumatera Utara," katanya lagi.
Sementara itu, mengenai perbedaan koalisi antara pusat dengan daerah tidak akan mempengaruhi sikap para pemilih.
"Tidak ekuivalen jika membandingkan elit pusat dengan daerah. Bagaimana pun juga elit daerah lebih dekat dengan pemilih lokal, dan pemilih lokal ini berbeda secara nasional," katanya.
Menurut dia, kebanyakan para pemilih cenderung lebih memilih ketokohan dibandingkan jaringan politik.
Ia mengatakan para pemilih lokal cenderung berpikiran bahwa parpol tidak penting dan tidak menjadi sesuatu yang ideologis.
"Kuncinya adalah siapa pun pemenangnya adalah mereka yang mampu membaca kepentingan publik lokal. Di sisi lain isu nasional tidak bisa dibawa ke daerah," katanya pula.
Oleh karena itu, untuk menjaring pemilih lokal maka elit daerah harus pandai memahami isu daerah tersebut, ujarnya lagi.