Jakarta, ANTARA JATENG - Perusahaan solusi keamanan siber, Trend Micro,
bersama Europols European Cybercrime Centre (EC3) merilis laporan
terkini mengenai ATM Malware.
Laporan berjudul "Cashing in on ATM
Malware" itu mengulas detil mengenai serangan malware berbasis fisik
dan jaringan yang menyerang mesin-mesin ATM, serta beberapa ulasan yang
menyoroti soal dari mana malware tersebut dibuat.
"Laporan yang
dirilis bersama-bersama oleh industri keamanan, yakni Trend Micro serta
Europol EC3 selaku aparat penegak hukum, memperlihatkan bahwa malware
yang digunakan telah berevolusi secara signifikan, dan cakupan serta
skala serangan juga telah berkembang sedemikian rupa," ujar Steven
Wilson, Head of EC3, dalam keterangan tertulis di Jakarta, Selasa.
ATM
malware telah berevolusi, dari yang awalnya cukup memerlukan akses
fisik agar bisa menginfeksi mesin-mesin, sekarang mereka menggunakan
akses berbasis jaringan dalam melancarkan serangan, yakni dengan
memanfaatkan jaringan korporasi di bank-bank.
Di dalam laporan
juga diulas secara tuntas mengenai serangan-serangan terkini yang
memanfaatkan jaringan-jaringan perbankan untuk mencuri uang maupun data
kartu kredit dari mesin-mesin ATM, terlepas soal adanya segmentasi
jaringan.
Jenis serangan seperti ini tidak saja membawa risiko terhadap keamanan personally identifiable information
(PII) maupun risiko kehilangan uang yang tak sedikit jumlahnya, namun
juga berpotensi menyebabkan terjadinya pelanggaran standar kelaikan PCI
oleh bank yang terinfeksi.
"Meskipun kerja sama yang terjalin
antara industri keamanan dengan aparat penegak hukum makin kokoh,
kejahatan siber tampaknya juga tidak akan berhenti begitu saja, karena
imbalan uang hasil kejahatan yang tak kecil pula jumlahnya terutama bagi
kelompok-kelompok pelaku kejahatan siber terorganisir," ujar Steven.
"Laporan ini juga memberikan assessment
mengenai adanya pertumbuhan jenis ancaman keamanan secara alamiah. Kami
berharap bahwa laporan ini dapat dijadikan sebagai cetak biru bagi
terjalinnya kerja sama yang apik antara industri keamanan dengan aparat
penegak hukum di masa depan," sambung dia.
Selain telah
tersedianya laporan publik, tersedia pula versi rilis-terbatas bagi
otoritas penegak hukum, institusi-institusi finansial, serta bidang
industri keamanan IT.
Laporan khusus tersebut disuguhkan secara
mendetil bagi organisasi-organisasi publik maupun swasta dalam rangka
memperkokoh sistem ATM maupun jaringan milik mereka, serta mencegah
serangan-serangan di masa depan yang dibidikkan ke institusi-institusi
keuangan.
"Dalam rangka memperkokoh bangunan-bangunan keamanan
dan perlindungan dari ancaman keamanan siber terkini, serta sebagai
syarat mutlak dipenuhinya standar kelaikan, diperlukan adanya
sumber-sumber keamanan mutakhir lain yang biasanya tidak selalu dimiliki
oleh organisasi-organisasi maupun perusahaan, termasuk oleh mereka yang
bergerak di bidang industri layanan keuangan," tutur Max Cheng, chief
information officer untuk Trend Micro.
"Jalinan kemitraan
publik-swasta yang erat menjadi bekal yang kuat dalam memenangi
peperangan melawan kejahatan siber global yang berkembang, serta
menjembatani kesenjangan sumber-sumber keamanan bagi bisnis dalam
melakukan mitigasi serangan-serangan di masa depan, serta dalam
melindungi setiap individu," tambah dia.