Menjadi Pemudik Cerdas
Semarang, ANTARA JATENG - Arus mudik ke Jawa Tengah sudah mulai berlangsung melalui berbagai moda transportasi dan sebagian besar pemudik menggunakan sepeda motor.
Sebanyak 227 pemudik bersepeda motor masuk ke Semarang pada Minggu (18/6) diangkut bersama dengan 113 sepeda motor yang mereka kendarai untuk pulang ke kampung halaman dengan KM Dobonsolo dari Jakarta tiba di Pelabuhan Tanjung Emas Semarang.
Selain menggunakan kapal, para pemudik juga tiba ke Jateng dengan menggunakan bus, kereta api, dan mobil pribadi yang terlihat dari lonjakan jumlah penumpang, pengguna jalan, penambahan perjalanan tambahan yang menggunakan kereta api, dan jumlah pemudik akan terus bertambah hingga tanggal 24 Juni 2017.
Demi kenyamanan dan keselamatan para pemudik, pemerintah telah mempersiapkan infrastruktur jalan lengkap dengan rambu-rambu, terus memantau kelaikan moda transportasi, hingga memfasilitasi dengan program mudik gratis.
Tidak hanya menambah ruas tol fungsional, jalan layang, moda transportasi, tetapi sumber daya manusia (SDM) seperti operator, pengemudi, hingga para petugas terkait juga telah dipersiapkan dengan matang.
Kesiapan pemerintah tersebut, diharapkan dapat menekan kasus kecelakaan yang masih tinggi yang mayoritas disebabkan oleh kesalahan manusia (human error) akibat belum memiliki budaya tertib berlalu lintas.
Permasalahannya, kerja pemerintah tersebut tidak akan berarti jika tidak diimbangi oleh pemudik yang cerdas.
Cerdas tidak hanya dengan memegang teguh tata tertib dan disiplin berlalu lintas, tetapi juga cerdas seperti pada saat berkendara tidak mengkonsumsi obat-obatan yang dapat menyebabkan kantuk.
Menjadi pemudik yang cerdas dengan tidak memaksakan diri terus berkendara di saat kondisi tubuh sudah lelah dan memilih untuk beristirahat sejenak.
Jika para pemudik dapat cerdas, tentu kejadian kecelakaan (tahun 2015 terdapat 50 kejadian dan tahun 2016 terdapat 54 kejadian) dan korban meninggal dunia (2015 sebanyak 18.427 jiwa dan 2016 sebanyak 19.884 jiwa) akan berkurang para tahun ini.
Menjadi korban luka akibat kecelakaan dapat berdampak pada penurunan tingkat kesejahteraan, penurunan ekonomi, dan dapat menyebabkan kemiskinan.
Oleh karena itu, berkendara tidak hanya dengan baik tetapi juga harus yang benar, sehingga kecelakaan dapat terhindar, dan mendapat sambutan dari keluarga dengan mata senang berbinar.
Sebanyak 227 pemudik bersepeda motor masuk ke Semarang pada Minggu (18/6) diangkut bersama dengan 113 sepeda motor yang mereka kendarai untuk pulang ke kampung halaman dengan KM Dobonsolo dari Jakarta tiba di Pelabuhan Tanjung Emas Semarang.
Selain menggunakan kapal, para pemudik juga tiba ke Jateng dengan menggunakan bus, kereta api, dan mobil pribadi yang terlihat dari lonjakan jumlah penumpang, pengguna jalan, penambahan perjalanan tambahan yang menggunakan kereta api, dan jumlah pemudik akan terus bertambah hingga tanggal 24 Juni 2017.
Demi kenyamanan dan keselamatan para pemudik, pemerintah telah mempersiapkan infrastruktur jalan lengkap dengan rambu-rambu, terus memantau kelaikan moda transportasi, hingga memfasilitasi dengan program mudik gratis.
Tidak hanya menambah ruas tol fungsional, jalan layang, moda transportasi, tetapi sumber daya manusia (SDM) seperti operator, pengemudi, hingga para petugas terkait juga telah dipersiapkan dengan matang.
Kesiapan pemerintah tersebut, diharapkan dapat menekan kasus kecelakaan yang masih tinggi yang mayoritas disebabkan oleh kesalahan manusia (human error) akibat belum memiliki budaya tertib berlalu lintas.
Permasalahannya, kerja pemerintah tersebut tidak akan berarti jika tidak diimbangi oleh pemudik yang cerdas.
Cerdas tidak hanya dengan memegang teguh tata tertib dan disiplin berlalu lintas, tetapi juga cerdas seperti pada saat berkendara tidak mengkonsumsi obat-obatan yang dapat menyebabkan kantuk.
Menjadi pemudik yang cerdas dengan tidak memaksakan diri terus berkendara di saat kondisi tubuh sudah lelah dan memilih untuk beristirahat sejenak.
Jika para pemudik dapat cerdas, tentu kejadian kecelakaan (tahun 2015 terdapat 50 kejadian dan tahun 2016 terdapat 54 kejadian) dan korban meninggal dunia (2015 sebanyak 18.427 jiwa dan 2016 sebanyak 19.884 jiwa) akan berkurang para tahun ini.
Menjadi korban luka akibat kecelakaan dapat berdampak pada penurunan tingkat kesejahteraan, penurunan ekonomi, dan dapat menyebabkan kemiskinan.
Oleh karena itu, berkendara tidak hanya dengan baik tetapi juga harus yang benar, sehingga kecelakaan dapat terhindar, dan mendapat sambutan dari keluarga dengan mata senang berbinar.