Tingkatkan Pendapatan, PT Perkebunan Tambi Diversifikasi Tanaman
Wonosobo, Antara Jateng - PT Perkebunan Tambi Kabupaten Wonosobo, Jawa Tengah, melakukan diversifikasi beberapa jenis tanaman untuk menambah pendapatan perusahaan teh tersebut.
Direktur Utama PT Perkebunan Tambi, Agus Wibowo, di Wonosobo, Selasa, mengatakan diversifikasi tamanan tersebut untuk tanaman tegakan yang memiliki nilai ekonomi lebih dibanding tanaman tegakan sebelumnya.
Ia menuturkan tanaman tegakan yang digunakan selama ini berupa jenitri, silfer oak, dan akasia secara ekonomi kurang menghasilkan.
"Kami mencoba lakukan diversifikasi tanaman dengan vegetasi kayu manis, kina, dan lada," katanya.
Ia menyebutkan dalam ujicoba pada tahap awal ini pihaknya menanam 2.500 bibit kayu manis dan 3.000 bibit kina. Sedangkan untuk lada sebagai tanaman tambahan masih dalam taraf pembibitan.
"Tanaman-tanaman tersebut, terutama lada hanya numpang tidak memerlukan biaya khusus sehingga lebih efisien," katanya.
Ia mengatakan untuk tanaman tegakan berupa kayu manis dan kina tersebut belum bisa panen dalam waktu dekat, butuh waktu tiga hingga lima tahun lagi.
"Memang ini investasi untuk ke depan yang diharapkan mempunyai nilai lebih dari sebelumnya," katanya.
Ia mengatakan dengan diversifikasi tanaman tersebut dari sisi keamanan perlu ditingkatkan, khususnya untuk tanaman lada rawan terhadap pencurian.
Hasil produksi teh PT Perkebunan Tambi selama ini 50 persen untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri dan 50 persen diekspor.
Direktur Utama PT Perkebunan Tambi, Agus Wibowo, di Wonosobo, Selasa, mengatakan diversifikasi tamanan tersebut untuk tanaman tegakan yang memiliki nilai ekonomi lebih dibanding tanaman tegakan sebelumnya.
Ia menuturkan tanaman tegakan yang digunakan selama ini berupa jenitri, silfer oak, dan akasia secara ekonomi kurang menghasilkan.
"Kami mencoba lakukan diversifikasi tanaman dengan vegetasi kayu manis, kina, dan lada," katanya.
Ia menyebutkan dalam ujicoba pada tahap awal ini pihaknya menanam 2.500 bibit kayu manis dan 3.000 bibit kina. Sedangkan untuk lada sebagai tanaman tambahan masih dalam taraf pembibitan.
"Tanaman-tanaman tersebut, terutama lada hanya numpang tidak memerlukan biaya khusus sehingga lebih efisien," katanya.
Ia mengatakan untuk tanaman tegakan berupa kayu manis dan kina tersebut belum bisa panen dalam waktu dekat, butuh waktu tiga hingga lima tahun lagi.
"Memang ini investasi untuk ke depan yang diharapkan mempunyai nilai lebih dari sebelumnya," katanya.
Ia mengatakan dengan diversifikasi tanaman tersebut dari sisi keamanan perlu ditingkatkan, khususnya untuk tanaman lada rawan terhadap pencurian.
Hasil produksi teh PT Perkebunan Tambi selama ini 50 persen untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri dan 50 persen diekspor.