Warga-Mahasiswa Untidar Ritual Padusan
Magelang, Antara Jateng - Warga dan mahasiswa Universitas Tidar (Untidar) Magelang, Jawa Tengah, Minggu, menyambut datangnya Ramadhan 1437 Hijriah dengan melakukan ritual padusan di Kali Bening, Kota Magelang.
Pada ritual tersebut puluhan mahasiswa bersama masyarakat mengenakan pakaian adat Jawa. Mereka berjalan kaki dari Kampus Untidar menuju Kali Bening. Di antara mereka membawa beberapa batang potongan bambu.
Setelah sampai Kali Bening yang tidak jauh dari Kampus Untidar sebagian warga dan mahasiswa turun ke kali kemudian beberapa potongan bambu yang mereka bawa diisi air dari sungai tersebut.
Beberapa potong bambu yang berisi air tersebut kemudian dibawa ke kampus dan digunakan untuk berwudu.
Warga Potrosaran, Magelang, E.S. Wibowo, mengatakan warga Potrosaran dan mahasiswa Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan dan Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Untidar menggelar kegiatan itu untuk menyambut datangnya Ramadhan.
"Kami menyambut datangnya bulan Ramadhan dengan kegembiraan, menyambut Ramadhan dengan cara padusan," katanya.
Ia menjelaskan padusan sebagai simbol. Padusan dari kata "adus" yang berarti membersihkan diri dari kotoran, baik lahir maupun batin.
Ia menuturkan selain menyambut datangnya Ramadhan kegiatan bertema "Tirto Hayuning Wibowo" atau pencerahan lingkungan hidup itu untuk memperingati Hari Lingkungan Hidup.
Menurut dia, air harus ditanggalkan dari sampah organik maupun anorganik agar air tetap bersih, karena air untuk padusan, minum, dan memasak.
Dosen FKIP Untidar, Budiyono, mengatakan masyarakat sekitar kampus bersama mahasiswa melaksanakan ritual padusan untuk menyambut Ramadhan dan Hari Lingkungan Hidup.
Ia mengatakan kehidupan itu bagai air mengalir, mana kala ada batu dalam perjalannya, air pun melewati kanan dan kiri batu. Hidup adalah proses yang harus dinikmati dan disyukuri.
"Melalui kegiatan yang sederhana ini kami berdoa agar kehidupan kampus dan warga sekitarnya semakin lebih baik di waktu-waktu mendatang dengan tetap menjaga lingkungan," katanya.
Pada ritual tersebut puluhan mahasiswa bersama masyarakat mengenakan pakaian adat Jawa. Mereka berjalan kaki dari Kampus Untidar menuju Kali Bening. Di antara mereka membawa beberapa batang potongan bambu.
Setelah sampai Kali Bening yang tidak jauh dari Kampus Untidar sebagian warga dan mahasiswa turun ke kali kemudian beberapa potongan bambu yang mereka bawa diisi air dari sungai tersebut.
Beberapa potong bambu yang berisi air tersebut kemudian dibawa ke kampus dan digunakan untuk berwudu.
Warga Potrosaran, Magelang, E.S. Wibowo, mengatakan warga Potrosaran dan mahasiswa Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan dan Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Untidar menggelar kegiatan itu untuk menyambut datangnya Ramadhan.
"Kami menyambut datangnya bulan Ramadhan dengan kegembiraan, menyambut Ramadhan dengan cara padusan," katanya.
Ia menjelaskan padusan sebagai simbol. Padusan dari kata "adus" yang berarti membersihkan diri dari kotoran, baik lahir maupun batin.
Ia menuturkan selain menyambut datangnya Ramadhan kegiatan bertema "Tirto Hayuning Wibowo" atau pencerahan lingkungan hidup itu untuk memperingati Hari Lingkungan Hidup.
Menurut dia, air harus ditanggalkan dari sampah organik maupun anorganik agar air tetap bersih, karena air untuk padusan, minum, dan memasak.
Dosen FKIP Untidar, Budiyono, mengatakan masyarakat sekitar kampus bersama mahasiswa melaksanakan ritual padusan untuk menyambut Ramadhan dan Hari Lingkungan Hidup.
Ia mengatakan kehidupan itu bagai air mengalir, mana kala ada batu dalam perjalannya, air pun melewati kanan dan kiri batu. Hidup adalah proses yang harus dinikmati dan disyukuri.
"Melalui kegiatan yang sederhana ini kami berdoa agar kehidupan kampus dan warga sekitarnya semakin lebih baik di waktu-waktu mendatang dengan tetap menjaga lingkungan," katanya.