"Nilai tukar rupiah bergerak menguat terhadap dolar AS menyusul aksi spekulasi pasar terhadap harapan perbaikan ekonomi domestik," kata analis LBP Enterprises Lucky Bayu Purnomo di Jakarta, Kamis.
Menurut dia, pemerintah yang cukup gencar mengeluarkan berbagai kebijakan dalam rangka mendorong perekonomian nasional memberi harapan bagi investor terhadap pasar keuangan di dalam negeri.
"Hari ini rencananya pemerintah akan mengeluarkan kembali paket kebijakan ekonomi jilid V untuk mendorong penerimaan pajak. Itu akan positif bagi negara," katanya.
Kendati demikian, lanjut dia, sebagian pelaku pasar juga masih menanti hasil implementasi paket kebijakan yang telah dikeluarkan sehingga tidak menimbulkan spekulasi yang tinggi di pasar keuangan.
"Beberapa hari terakhir, kisaran pergerakan nilai tukar rupiah cukup lebar, itu menandakan situasi pasar keuangan kurang kondusif," katanya.
Pengamat pasar uang Bank Himpunan Saudara Rully Nova mengharapkan paket kebijakan ekonomi jilid V yang akan diluncurkan dapat direspon positif oleh pelaku pasar keuangan di tengah sentimen eksternal yang cenderung belum mendukung penguatan mata uang di negara-negara berkembang, termasuk rupiah.
"Pelaku pasar uang domestik masih dibayangi oleh sentimen dari rencana bank sentral Amerika Serikat (the Fed) menaikan suku bunga acuannya karena potensi kenaikan masih cukup terbuka," katanya.
Sementara itu, dalam kurs tengah Bank Indonesia (BI) pada hari Kamis (22/10) mencatat nilai tukar rupiah bergerak menguat menjadi Rp13.640 dibandingkan hari sebelumnya (21/10) Rp13.696.