Kepala Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan) Thomas Djamaluddin di Jakarta, Senin, mengatakan bahwa satelit Lapan A2 sudah pada orbitnya setelah dilepas bersama astrosat berbobot 1,5 ton milik India dan enam satelit nano lain milik Kanada dan Amerika Serikat (AS).
Menurut Thomas, satelit mikro Lapan A2 dengan berat 76 kilogram ini membawa video dan kamera digital untuk mengambil gambar bumi dari orbit ekuator dengan inklinasi enam derajat, ditambah muatan untuk sistem pelacakan kapal dan peralatan radio amatir.
Satelit yang diluncurkan tersebut, kata dia, memiliki fungsi 80 persen eksperimen dan 20 persen operasional, dan akan melintasi wilayah Indonesia 14 kali setiap hari dengan periode orbit 100 menit.
Tugas selanjutnya yang harus dilakukan, menurut dia, yakni menguji fungsi satelit Lapan A2 tersebut di Rancabungur, Bogor, dengan mengunduh data Power Control Unit Telemetry yang memberikan informasi konsumsi daya listrik dan temperatur tiap komponen satelit. Selain itu, perlu dicek data sensor matahari pada enam sisi satelit dan timer sejak satelit memisahkan diri dari astrosat.
Lapan, kata dia, juga bekerja sama dengan Organisasi Amatir Radio Indonesia (Orari) untuk menguji komunikasi melalui satelit tersebut selama 1 bulan ke depan.
Satelit itu, lanjut dia, memiliki misi untuk penggunaan radio amatir saat bencana dan identifikasi pulau terluar di Indonesia. Alat ini diharapkan dapat membantu menjaga kedaulatan Indonesia dengan memantau lalu lintas kapal, operasi keamanan laut, perikanan, dan eksplorasi sumber daya kelautan Indonesia.
Dengan dilengkapi Automatic Identification System (AIS), satelit mikro ini diharapkan mampu mendeteksi hingga ribuan kapal dengan cakupan area pengamatan mencapai ribuan kilometer.
Tahap Pelepasan Satelit
Satelit Lapan A2/Orari yang menumpang roket peluncur India Polar Satellite Launch Vehicle (PSLV) C30 melalui Pusat Antariksa Satish Dhawan, Sriharikota, India, diluncurkan pukul 11.30 WIB.
Menurut Kepala Lapan, roket pertama berbahan bakar padat dilepas setelah 1 menit 52 detik, roket kedua berbahan bakar cair dilepas seletah 4 menit 23 detik, roket ketiga berbahan bakar padat dilepas setelah 9 menit 48 detik, dan roket keempat berbahan bakar cair dimatikan setelah mencapai orbit dalam waktu 21 menit 56 detik.
Setelah astrosat dilepas pada ketinggian 650,17 km atau setelah 21 menit 56 detik, menurut Thomas, Lapan A2 dilepas pada ketinggian 650,16 km atau setelah 22 menit 33 detik meluncur bersama roket.
Satelit nano milik Kanada, yakni ExactView 9 dilepas pada ketinggian 650,14 kg atau setelah 23 menit 28 detik, dilanjutkan pelepasan empat satelit nano milik AS bernama Lemur 2, 3, 4, dan 5 pada ketinggian 650 km atau setelah 25 menit 33 detik (masing-masing dilepas berjarak 0,5 menit).
Lapan A2/Orari merupakan satelit pertama yang 100 persen dibuat oleh Indonesia. Sebenarnya, kata dia, sudah siap diluncurkan pada tahun 2012. Peluncuran terkendala karena menunggu kesiapan roket tumpangan dari India.
Berita Terkait
Cek harga dan cara pesan layanan Starlink di Indonesia
Minggu, 19 Mei 2024 10:02 Wib
Presiden Jokowi resmikan BTS 4G dan Satelit Satria-1
Kamis, 28 Desember 2023 8:39 Wib
Wali Kota Semarang: Petakan lahan kosong dari satelit cegah kebakaran
Kamis, 5 Oktober 2023 8:55 Wib
PSN nilai peluncuran SATRIA-1 buka era konektivitas digital di Indonesia
Senin, 19 Juni 2023 8:56 Wib
Eks Menkoimnfo diperiksa Kejagung terkait korupsi Satelit Kemhan
Jumat, 11 Februari 2022 19:35 Wib
Telkom bangun "high throughput satellite" perkuat kedaulatan digital Indonesia
Kamis, 28 Oktober 2021 18:24 Wib
Proyek Satelit SATRIA-1 capai 33 persen
Rabu, 18 Agustus 2021 14:05 Wib
Stasiun Bumi Satelit SATRIA-1 mulai dibangun di Cikarang
Rabu, 18 Agustus 2021 13:00 Wib