Rudijanto mengungkapkan, pada saraf, tanda yang umum di antaranya kehilangan daya ingat, sering mengantuk, depresi dan tak tahan dingin.
Tanda lainnya, ialah mata membengkak, suara parau, nyeri dada, nafsu makan menurun namun berat badan meningkat.
Selain itu, keringat akan berkurang, kulit dam rambut menjadi kasar serta rontok. Lalu, gangguan haid pada perempuan dan rasa nyeri pada otot.
Rudijanto mengatakan, salah satu penyebab seseorang mengalami hipotiroid ialah kekurangan asupan yodium.
Sesuai anjuran WHO, asupan harian yodium didasarkan pada usia seseorang. Anak usia pra sekolah (0-59 bulan) dianjurkan mengonsumsi yodium 90 mikrogram per harinya. Kemudian, 120 mikrogram untuk anak usia sekolah (6-12 tahun).
Sementara untuk dewasa, asupan yodium yang disarankan ialah sekitar 150 mikrogram dan 200 mikrogram untuk ibu hamil dan menyusui.
Rudijanto menambahkan, di samping kekurangan yodium, hipotiroid juga bisa disebabkan stres, gangguan hipotalamus, penyakit auto-imun, obat-obatan, kelainan kongenital dan gangguan hipofisis.
Tiroid merupakan kelenjar berbentuk kupu-kupu di bagian depan leher yang memproduksi hormon untuk mengontrol kecepatan metabolisme.
Jenis yang paling umum dari gangguan tiroid meliputi: hipotiroid, yakni kelenjar tiroid tidak menghasilkan cukup hormon. Lalu, hipertiroid, yakni kelenjar tiroid menghasilkan terlalu banyak hormon. Selain itu, adapula kanker tiroid, yaitu kanker yang berkembang di kelenjar tiroid.