"Sentimen dari naiknya cadangan devisa masih menjadi salah satu penopang mata uang rupiah terhadap dolar AS," kata Kepala riset Woori Korindo Securities Indonesia Reza Priyambada di Jakarta, Jumat.
Bank Indonesia mencatat, posisi cadangan devisa Indonesia pada akhir Desember 2014 meningkat 800 juta dolar AS menjadi 111,9 miliar dolar AS, dari 111,1 miliar dolar AS pada November 2014.
Ia menambahkan bahwa sentimen lainnya yang datang dari global juga cukup mendukung mata uang rupiah untuk melanjutkan penguatannya terhadap dolar AS, hasil pertemuan bank sentral AS (Federal Reserve) pada Desember lalu mengindikasikan kenaikan suku bunga AS (Fed rate) tidak dilakukan dalam waktu dekat.
"Federal reserve masih bersikap sabar dalam menaikan suku bunganya sehingga laju rupiah lebih baik," katanya.
Meski laju rupiah bergerak naik, Reza Priyambada mengatakan bahwa pergerakan rupiah masih terbatas, tetap waspadai potensi pembalikan arah jika muncul sentimen baru yang dapat membuat rupiah tertekan.
Pengamat pasar uang dari Bank Himpunan Saudara Tbk Rully Nova menambahkan bahwa meningkatnya cadangan devisa itu salah satunya ditopang dari penempatan portofolio asing yang masih cukup baik di dalam negeri.
"Masih tingginya portofolio asing mencerminkan persepsi positif investor terhadap fundamental ekonomi Indonesia," katanya.
Di sisi lain, Rully Nova mengatakan, sebagian pelaku pasar uang juga masih mengambil kesempatan untuk melakukan ambil untung setelah dolar AS mengalami kenaikan cukup tinggi terhadap rupiah dalam beberapa hari terakhir.