Yusmaini di Temanggung, Senin, mengatakan, dari sejumlah benda keramik berupa guci, teko, dan mangkuk yang telah dianalisa semuanya berasal dari Dinasti Tang pada abad IX-X masehi atau pada masa kerajaan Mataram Kuno.

"Kami belum tahu fungsinya secara pasti karena harus dikaitkan dengan fungsi situs, namun diperkirakan berkaitan dengan ritual pemujaan," katanya.

Menurut dia, keramik temuan tersebut sebagian besar berasal dari Guangdong, selain itu dari Changsha dan Xian. Waktu itu keramik dari daerah tersebut paling populer dan diperdagangkan hingga luar daerah.

Keramik dari Guangdong berkualitas menengah dan diproduksi secara massal, katanya, sedangkan keramik asal Changsha dan Xian pembuatannya dalam kontrol pemerintah sehingga termasuk barang-barang berkualitas.

Ia mengatakan, adanya temuan keramik asal Changsha dan Xian mengindikasikan dahulu Situs Liyangan bukan sembarang atau dikontrol pemerintah, yang pada abad IX-X masehi dalam kekuasaan Mataram kuno. Situs Liyangan semasa dengan Prambanan dan Borobudur.

"Benda-benda keramik itu bisa milik raja, bangsawan atau anggota keluarganya, yang pasti dalam kontrol pemerintah. Di sini yang penting temuan keramik adalah dalam kontrol penguasa," katanya.


Pewarta : Heru Suyitno
Editor : Mahmudah
Copyright © ANTARA 2024