"Tidak ada bunker itu. Di bawah lantai satu petak tegel ada HP (handphone) di sana, bukan bungker," katanya saat dihubungi dari Cilacap, Jumat.

Hermawan mengatakan hal itu kepada Antara terkait pemberitaan salah satu media "online" yang menyebutkan bahwa petugas Lapas Nusakambangan menemukan bungker narkoba dalam sel.

Menurut dia, tempat yang disebut-sebut sebagai bungker penyimpanan narkoba dan telepon seluler itu sebenarnya hanyalah sebuah lubang kecil di balik tegel seperti yang ditayangkan salah satu televisi swasta pada Jumat pagi.

"Seperti itu (dalam tayangan televisi, red.) yang ada, bukan bungker. Memang kadang-kadang kalau pakai lantai keramik ada untungnya dan ada ruginya, untungnya ya bersih sehingga kalau ada apa-apa bisa kelihatan, ruginya sering dikorek oleh napi hingga terlepas dan dilubangi untuk menyimpan HP, setelah itu keramiknya ditutup lagi," kata dia menjelaskan.

Ia mengatakan bahwa bungker adalah lubang persembunyian di bawah tanah seperti yang dimiliki mantan Presiden Irak almarhum Saddam Husein.

Dia menyayangkan adanya media yang menggunakan penafsiran sendiri terkait pemberitaan mengenai lubang penyimpanan telepon seluler dan narkoba di dalam sel Lapas Batu.

"Tegel itu maksimal berukuran 20x20 centimeter, kemudian dilepas oleh anak-anak (napi, red.)," kata Hermawan yang pernah menjabat Kepala Lapas Batu.

Lebih lanjut, dia mengatakan bahwa saat penertiban yang dilakukan di Lapas Batu, petugas menemukan adanya napi yang diduga keras melakukan pelanggaran seperti menggunakan sabu-sabu.

Menurut dia, para napi yang melakukan pelanggaran tersebut selanjutnya disel secara terpisah dengan napi lainnya.

"Demikian pula dengan napi kasus terorisme disel secara terpisah dengan pertimbangan agar lebih mudah dalam mengontrolnya, tidak ada hal-hal yang luar biasa. Namun demikian, sekarang ini masih dilakukan 'backup' pengamanan dari kawan-kawan pegawai lapas se-Nusakambangan secara bergilir di Lapas Batu sampai situasinya kondusif betul," katanya.

Ia mengatakan bahwa jumlah napi yang bandel sebenarnya lebih sedikit dibanding napi yang ingin baik dengan mengikuti berbagai program pembinaan.

Akan tetapi, kata dia, napi bandel yang jumlahnya sedikit ini justru yang lebih banyak muncul di pemberitaan.

"Jadi, napi yang baik-baik merasa dirugikan dan kecewa atas ulah kawan-kawan mereka," katanya.

Seperti diwartakan, Kepala Lapas Batu Liberti Sitinjak mengatakan bahwa pihaknya saat penertiban yang digelar sejak Selasa (31/12) hingga Kamis (2/1) masih menemukan adanya barang-barang terlarang seperti sabu-sabu dan telepon seluler yang disimpan napi dalam sel.

Menurut dia, barang-barang terlarang tersebut disimpan napi di atas plafon sel penjara.

Pewarta : Sumarwoto
Editor : Zaenal A.
Copyright © ANTARA 2024