Kemenangan Ganjar-Heru dengan perolehan suara 48 persen memang fantastis. Namun, ada peristiwa yang tak kalah fantastis.

Tanpa bermaksud "gege mongso" alias mendahului rekapitulasi Komisi Pemilihan Umum Jawa Tengah, Ganjar mengambil inisiatif menemui calon yang oleh hasil hitung cepat dinyatakan memperoleh suara di bawahnya. Pada Senin (27/5) Ganjar menemui Hadi Prabowo di markasnya, Hotel Telomoyo di Jalan Gajah Mada Semarang. Silaturahmi serupa juga dilakukan Ganjar dengan menemui Bibit dan Rustri pada Selasa (28/5).

Padahal setelah tidak mendapat rekomendasi dari PDI Perjuangan, Rustri mengambil sikap netral, tidak mendukung Ganjar yang diusung partai berlogo banteng moncong mutih tersebut.

Hadi dan Bibit juga patut mendapat apreasiasi besar karena bisa menerima kekalahan tersebut meskipun semuanya masih harus menunggu hasil final rekapitulasi KPU Jateng.

Ada rasa haru ketika menyaksikan pertemuan Ganjar dengan Hadi, Bibit, serta Rustri. Betapa rendah hatinya Ganjar sebagai pemenang -- meskipun baru dinyatak oleh lembaga survei -- mau menemui Hadi Prabowo dan Bibit. Kepada keduanya, Ganjar minta masukan karena sebagai Sekda Provinsi Jateng, Hadi Prabowo berpengalaman mengurus birokrasi. Begitu pula dengan Bibit.

Tak kalah mulia dan kesatrianya, Hadi Prabowo, Bibit Waluyo, dan Rustriningsih mau menerima kunjungan Ganjar.

Pertemuan keempat tokoh setelah Pilkada Jateng itu sungguh telah mencairkan suasana yang sebelumnya sempat memanas bersamaan dengan persaingan mereka dalam pilkada. Tidak ada gugatan seperti di Jawa Barat atau Bali, misalnya.

Para pemimpin politik di Tanah Air bisa mengambil contoh sikap keempat tokoh tersebut. Pesan kuat dari sikap empat tokoh adalah yang menang tidak merendahkan yang kalah dan pemenang tidak jumawa. Tak kalah menggembirakan lagi, selama pilkada nyaris tidak ada protes tentang penyelenggaraan pesta demokrasi ini. Hampir tidak terdengar kampanye hitam yang biasanya mengalir deras dari media sosial seperti terjadi di beberapa daerah.

Walhasil, Pilkada Jateng 2013 ini telah menghasilkan praktik demokrasi yang bermutu, mulai dari awal hingga hari pencoblosan itu berakhir.

Sudah selayaknya kemenangan disambut gembira oleh pasangan pemenang. Namun, Bibit Waluyo dan Hadi Prabowo telah mengirimkan pesan sangat bermakna berupa sikap kesatria dan legawa kepada khalayak luas.

Pesan Bibit dan Hadi itu menegaskan bahwa keduanya bukan saja menunjukkan dirinya seorang pejabat dan pemimpin, namun juga pamong demokrasi. ***





Pewarta : Achmad Zaenal M
Editor : Zaenal A.
Copyright © ANTARA 2024