Blora (ANTARA) - Pelayanan parkir elektronik di Pasar Sido Makmur, Kabupaten Blora, Jawa Tengah, sejak Juli 2025 menunjukkan hasil signifikan karena pendapatan harian kini melonjak hingga mencapai Rp11 juta.
"Tentunya jauh lebih tinggi dibandingkan sebelum sistem digital itu diberlakukan," kata Kabid Pasar Dindagkop UKM Blora Margo Yuwono di Blora, Jumat.
Ia mengatakan bahwa pendapatan harian e-parkir kini berada pada kisaran Rp8 juta hingga Rp11 juta per hari. Sebelum diberlakukan e-parkir, pendapatannya tidak sebesar itu.
Berdasarkan catatan sementara, pendapatan bulanan rata-rata kini telah menembus lebih dari Rp300 juta per bulan. Dengan tren kenaikan yang terus berlanjut, pihaknya optimistis total pemasukan e-parkir Pasar Sido Makmur dapat mencapai Rp1,8 miliar hingga akhir 2025.
"Kita melihat grafik yang berjalan, proyeksinya sekitar Rp1,8 miliar di akhir tahun ini," ujarnya.
Meski pendapatan meningkat, sistem e-parkir masih menghadapi kendala, terutama antrean panjang di pintu keluar pada jam-jam sibuk.
Kondisi ini kerap dikeluhkan pedagang maupun pengunjung karena mengganggu kenyamanan.
Untuk mengatasi masalah tersebut, Dindagkop UKM Blora berencana menambah dua pintu keluar pada tahun 2026. Langkah ini dinilai memungkinkan karena area parkir masih memiliki ruang memadai.
"Ke depan kami akan menambah pintu keluar karena tempatnya memungkinkan. Ini untuk mengurangi antrean," ujarnya.
Selain penambahan pintu, dinas juga akan menambah personel pengelola parkir agar arus kendaraan tetap tertib dan efisien. Anggaran untuk pembangunan pintu keluar tambahan diperkirakan mencapai Rp300 juta, yang telah masuk rencana realisasi 2026.
Kepala Dindagkop UKM Blora Kiswoyo menbahkan uji coba dilakukan sebagai fase edukasi agar masyarakat dapat beradaptasi dengan sistem pembayaran digital.
Perangkat e-parkir sebenarnya telah disiapkan sejak 2019, namun baru dapat dioperasikan setelah melalui berbagai evaluasi teknis.
Pada tahap awal, pembayaran diperkirakan masih didominasi metode manual sebesar 70 persen, sedangkan pembayaran non tunai atau cashless baru mencapai 30 persen.
“Kami menargetkan dalam empat bulan ke depan sistem e-parkir dapat dioperasikan sepenuhnya secara non tunai. Kami juga siapkan opsi layanan berlangganan bagi pedagang," ujarnya.
Kontrak pengelolaan e-parkir hingga akhir 2025 tercatat mencapai Rp800 juta. Pemerintah daerah berharap digitalisasi ini mampu meningkatkan akuntabilitas pendapatan, mengingat retribusi parkir sebelumnya hanya berada pada kisaran Rp390 hingga Rp396 juta per tahun.
"Jika evaluasi uji coba dinyatakan positif, peluncuran resmi akan dilakukan oleh Bupati Blora," tegasnya.