Cilacap (ANTARA) - Riuh suara siswa memenuhi ruang-ruang kelas di SMP Negeri 2 Maos, Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah, saat jam istirahat kedua tiba.
Keriuhan semakin menjadi ketika suara dari pengeras sekolah menggema, meminta perwakilan tiap kelas mengambil paket Makan Bergizi Gratis (MBG).
Begitu paket tiba di ruang kelas, salah satunya Kelas VII F, guru yang mendampingi meminta para siswa bersiap. "Kegiatan MBG sudah bisa dimulai," ucapnya lantang.
Tak lama, seorang siswa memimpin teman-temannya untuk duduk dalam posisi siap guna berdoa sebelum makan, disusul dengan sahutan yel-yel penuh semangat: “MBG! Makan sehat, makan bergizi, sehat, ceria!”
Sontak, suasana kelas dipenuhi tawa dan tepuk tangan. Seorang siswa lain berteriak, "SPPG 1 Polresta Cilacap!" lalu dibalas oleh teman-temannya dengan serentak mengucapkan terima kasih atas pelayanan yang diberikan kepada mereka.
Momentum sederhana itu memperlihatkan betapa program MBG yang digulirkan pemerintah, dan dijalankan di wilayah Cilacap oleh Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) 1 Polresta Cilacap, membawa warna baru dalam rutinitas sekolah.
Siswa Kelas VII F Toni Febriyanto mengatakan program MBG bukan sekadar makan siang bersama, tetapi momentum yang ditunggu-tunggu setiap hari.
“Senang banget bisa makan bergizi gratis. Dulu kalau jam istirahat cuma jajan di kantin, kadang enggak kenyang karena cuma beli jajanan ringan. Sekarang bisa makan nasi, lauknya juga enak dan sehat," katanya.
Ia pun bercerita bahwa menu ayam krispi, sambal, dan tahu goreng menjadi favoritnya. Selain itu, uang saku yang sebelumnya habis untuk jajan kini bisa ditabung untuk keperluan study tour atau beli perlengkapan sekolah.
Cerita serupa datang dari Lucian R. Juno, siswa lainnya yang mengaku menu MBG selalu dinikmati habis dan sering merasa kurang karena porsinya terlalu sedikit. Bahkan, dia merasa menu MBG yang disajikan pada hari Selasa (4/11) terasa sangat enak karena menggunakan nasi uduk dengan lauk berupa ayam kecap, sayur orek tempe, dan telur ayam goreng serta buah anggur.
Dia menilai MBG tidak hanya mengenyangkan, juga membuatnya lebih segar dan bersemangat belajar. Sekarang uang jajan Lucian selalu utuh, sehingga bisa ditabung, dan dia berharap program MBG terus berjalan hingga SMA nanti.
Sementara Syifa Laila Rahkim, siswi kelas VII F lainnya, mengaku program MBG mengubah kebiasaannya dalam hal memilih makanan. Jika dulu dia sering jajan di kantin sekolah, sekarang cukup makan makanan bergizi dari program MBG karena makanannya sehat dan menambah semangat belajar.
Hal senada disampaikan Nabila Aflah Huwaidah yang menganggap MBG sebagai langkah nyata untuk mendidik pola hidup sehat sejak dini. "MBG bikin aku rajin makan dan mengurangi jajan yang kurang sehat. Makanannya bergizi, jadi bisa bikin tambah pintar dan sehat," katanya.
Dia mengharapkan ke depan variasi menu MBG bisa mengangkat cita rasa Nusantara seperti menu papeda yang merupakan masakan dari Indonesia Timur, agar seluruh siswa juga kenal masakan khas daerah lain.
Bagi pihak sekolah, dampak MBG terasa nyata. Wakil Kepala Sekolah Bidang Akademik SMP Negeri 2 Maos Daryanto mengatakan sejak program itu berjalan, banyak perubahan positif terlihat di kalangan siswa.
"Yang paling terasa, tingkat kehadiran meningkat. Anak-anak yang sebelumnya sering tidak masuk, sekarang hampir selalu hadir. Mereka semangat karena ada MBG," katanya.
Ia juga mencatat penurunan signifikan kasus siswa yang pingsan saat upacara sejak adanya program MBG, sehingga Ruang Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) jadi sepi, dan hal itu menunjukkan bahwa anak-anak lebih sehat.
Dari sisi menu, pihak sekolah menilai variasinya cukup baik. Namun, Daryanto berharap bahan makanan yang digunakan bisa lebih disesuaikan agar tahan lama hingga jam makan tiba.
“Kalau buah seperti jeruk atau anggur 'kan awet, tapi kalau semangka atau melon, cepat layu. Jadi kami berharap penyedia memilih bahan yang tahan lama," katanya menegaskan
Ia juga menyarankan agar menu lokal dimasukkan dalam variasi harian agar anak-anak mengenal makanan tradisional tapi tetap bergizi dan sesuai standar kesehatan.
Di balik keberhasilan program MBG tersebut, ada kerja panjang tim SPPG 1 Polresta Cilacap yang menyiapkan ribuan porsi makanan setiap hari.
Kepala SPPG 1 Polresta Cilacap Novia Amroini mengatakan dapur SPPG 1 Polresta Cilacap beroperasi sejak tengah malam. "Kami mulai persiapan pukul 15.00 WIB, lalu pengolahan dimulai pukul 00.00 WIB, berlanjut pukul 03.00 WIB, dan pukul 05.00 WIB, yang menyesuaikan jadwal pengiriman," katanya.
Dalam hal ini, pengiriman pertama untuk kelompok sasaran siswa PAUD dan TK pada pukul 06.30-08.00 WIB, pengiriman kedua untuk siswa SMP dan SMA pada pukul 08.00-10.00 WIB, serta pengiriman ketiga untuk kelompok sasaran 3B (balita, bumil/ibu hamil, dan busui/ibu menyusui).
Total penerima manfaat program MBG yang dilayani SPPG 1 Polresta Cilacap sebanyak 3.721 orang yang tersebar di 20 sekolah serta empat desa di wilayah Kecamatan Maos, yakni Karangreja, Karangrena, Kalijaran, dan Mernek. Jumlah tersebut termasuk sekitar 600 penerima manfaat dari kelompok sasaran 3B
Tahapan prosesnya meliputi penerimaan bahan baku, persiapan bumbu, pengolahan, pemorsian dan pengemasan, distribusi, hingga pencucian alat makan. Semua dilakukan sesuai standar higienis dan pengawasan ketat ahli gizi.
“Setiap bahan diuji kualitasnya. Kami juga melakukan uji organoleptik untuk mengecek rasa, tekstur, warna, dan aroma sebelum makanan dikirim ke sekolah,” jelasnya.
Menurut Novia, menu yang paling disukai siswa umumnya adalah nasi dengan ayam crispy, sayur buncis wortel, buah anggur, dan susu. “Menu seperti itu biasanya habis. Kalau ada sisa, kami pisahkan dan bekerjasama dengan pihak ketiga untuk pemanfaatan pakan ternak agar tidak terbuang sia-sia,” tambahnya.
Selain itu, SPPG 1 Polresta Cilacap melibatkan 47 relawan dan tiga staf dari warga sekitar yang telah mengikuti pelatihan higienitas dan pengolahan makanan bersertifikat.
“Kami sudah mengajukan sertifikat halal dan SLHS ( Sertifikat Laik Higiene Sanitasi). Dapur kami juga dilengkapi instalasi pengolahan limbah dan air yang memenuhi standar bebas E.coli," kata Novia.
Siswa Kelas VII F SMP Negeri 2 Maos, Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah, menikmati menu makanan program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang disajikan SPPG 1 Polresta Cilacap pada hari Selasa (4/11/2025). ANTARA/Sumarwoto
Penanggung jawab SPPG Polresta Cilacap Ajun Komisaris Polisi Siswanto mengatakan keberadaan dapur SPPG 1 Polresta Cilacap sebagai bentuk nyata kehadiran Polri dalam mendukung kesejahteraan masyarakat, khususnya generasi muda melalui program MBG.
Oleh karena itu, seluruh proses dilakukan secara steril dan diawasi dokter dari Dokkes Polri. Selain itu, pengelola juga memastikan bahan baku yang digunakan berasal dari UMKM dan petani lokal di sekitar Maos.
Langkah tersebut tidak hanya menjamin kesegaran bahan makanan, juga membantu perekonomian warga sekitar. "Petani merasa terbantu karena hasil panen mereka terserap dengan harga layak. Jadi, selain mendukung gizi anak-anak, program ini juga menggerakkan ekonomi lokal," katanya.
Siswanto mengatakan evaluasi terhadap menu yang tidak habis dilakukan setiap hari untuk dicatat dan diperbaiki pada menu berikutnya. Sementara sisa makanan yang kembali ke dapur SPPG akan ditampung oleh pihak ketiga untuk dijadikan sebagai pakan maggot.
Salah satu inovasi menarik yang disiapkan dapur SPPG 1 Polresta Cilacap adalah dengan mencoba menu khas lokal seperti "mendoan kecap", yang ternyata disukai para siswa. Ompreng kembali ke dapur SPPG dalam kondisi bersih, sehingga berarti makanannya habis karena disukai oleh anak-anak.
Semangat generasi emas
Kini, setiap jam istirahat kedua tiba, seluruh ruangan kelas SMP Negeri 2 Maos seakan berubah menjadi ruang kebersamaan. Siswa duduk di bangku masing-masing sambil menikmati menu yang disiapkan dengan standar gizi seimbang.
Bagi mereka, MBG bukan sekadar program, tapi bentuk kepedulian nyata yang dirasakan setiap hari, dari rasa syukur, tawa, hingga semangat baru untuk belajar. "Kalau perut kenyang dan sehat, pelajaran pun lebih mudah masuk,” kata salah seorang siswa.
Bagi para guru dan pengelola program, suara yel-yel "MBG! Makan sehat, makan bergizi, sehat, ceria!" yang bergema setiap hari adalah tanda keberhasilan yang sesungguhnya, tumbuhnya generasi muda yang sadar gizi, sehat jasmani, dan siap menatap masa depan Indonesia Emas 2045.
Baca juga: SPPG 1 Polresta Cilacap utamakan bahan lokal dan jamin kualitas gizi serta higienis