Semarang (ANTARA) - Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Provinsi Jawa Tengah menggelar Focus Group Discussion (FGD) bertema “Sustainability Media di Era Digital”.
Kegiatan ini membahas dinamika dan tantangan yang dihadapi media massa di tengah pesatnya perkembangan teknologi, khususnya kemunculan Artificial Intelligence (AI).
Ketua DPRD Jawa Tengah, Sumanto, menyambut positif kegiatan tersebut.
Ia menilai media massa harus mampu beradaptasi menghadapi perubahan zaman agar tetap relevan dan dipercaya publik.
“Informasi dari media tetap selalu dibutuhkan masyarakat. Di era digital ini, tuntutan terhadap media semakin besar untuk menyajikan informasi secara cepat dan akurat,” ujar Sumanto, di Semarang, Rabu.
Salah satu narasumber, CEO Info Media Digital Tempo, Anak Agung Gde Bagus Wahyu Dhyatmika, menyampaikan bahwa media massa dan teknologi AI akan berjalan berdampingan sebagai sebuah tren yang tak terelakkan.
Namun, menurutnya, diperlukan penyelarasan agar keduanya dapat saling melengkapi dan tidak saling meniadakan.
“Kita perlu merumuskan strategi bersama agar media tetap relevan. Saat ini, tren yang terjadi adalah penyelarasan antara media digital dan konten berita di website. Website berita tidak bisa disamakan dengan konten non-jurnalistik. Salah satu fungsi utama media adalah melakukan kritik terhadap kepentingan publik, termasuk kepada lembaga seperti DPRD,” jelas Dhyatmika.
Ia menambahkan, keberadaan AI membawa dua sisi sekaligus—peluang dan ancaman—bagi masa depan media. AI dapat membantu mempercepat penyebaran informasi yang valid, namun juga berpotensi menggeser peran jurnalis jika tidak dimanfaatkan dengan bijak.
“AI adalah peluang besar, tetapi juga tantangan serius bagi media. Kuncinya, media harus mampu beradaptasi tanpa meninggalkan prinsip jurnalisme. Model lama tetap penting untuk menjaga kredibilitas, namun media masa depan juga harus mengikuti arus perkembangan teknologi,” pungkasnya.