Solo (ANTARA) - Rakornas yang diselenggarakan oleh Majelis Pembinaan Kader dan Sumber Daya Insani (MPKSDI) Pimpinan Pusat Muhammadiyah di Kampus Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS) Surakarta merumuskan gagasan baru sekolah Kader Muhammadiyah.

Wakil Rektor III UMS sekaligus Wakil Ketua I MPKSDI PP Muhammadiyah Dr. Mutohharun Jinan di Solo, Jawa Tengah, Sabtu mengatakan dalam rakornas tersebut, salah satu pembahasan sidang komisi yaitu pemetaan kekuatan sekolah kader dan revitalisasi profil sekolah kader. 

Ia menyebut pengertian dari sekolah kader perlu dilakukan pembaruan dan perluasan, bukan terbatas sekolah kader ulama. Ia melihat pengertian sekolah kader yang lama sangat spesifik.

"Padahal perkembangan masyarakat sekarang sudah sedemikian rupa sehingga memang perlu ya, sekolah kader itu diperluas membentuk kader-kader yang memiliki kualifikasi sesuai dengan kebutuhan sekarang, kebutuhan masyarakat sekarang," katanya.

Sedangkan pengertian yang baru, sekolah kader diharapkan untuk diperluas lagi meskipun dari segi fungsinya sama. Untuk memperbesar kader yang memiliki kualifikasi ideologis yang kuat, tapi kemudian spesifikasi dan keahliannya itu bisa bervariasi. 

"Misalnya kader digital. Misalnya dia seorang kader yang memiliki komitmen tinggi kepada persyarikatan tapi keahlian dia di bidang digital, jadi bisa (berbagi) bagaimanamenjadi seorang influencer. Kita mencoba memberi makna baru dari sekolah kader itu dan juga profil kader yang mau dihasilkan," jelasnya.

Selain itu, pihaknya akan memproyek dokumen yang baru mengenai apa dan bagaimana sekolah kader sesuai dengan perkembangan masyarakat sekarang. 

“Itu menjadi salah satu dari amanah utama, bagian dari kita melakukan upaya reformasi kaderisasi di Muhammadiyah,” katanya.

Melalui sidang ini, diharapkan akan menghasilkan roadmap dan strategi seperti diversifikasi melalui revitalisasi sekolah kader. Revitalisasi sekolah kader ini merupakan upaya meningkatkan dan mengembalikan berbagai ragam pola pendidikan dan pelatihan yang ada untuk melahirkan kader Muhammadiyah. 

Beberapa gagasan bentuk sekolah kader Muhammadiyah adalah sekolah kader berbasis masjid, sekolah kader internasional, sekolah kader berbasis diaspora, dan sekolah berbasis komunitas. 

Ia juga sempat menyinggung gagasan kampus sebagai sekolah kader atau lembaga pengkaderan. Diharapkan kampus memberikan perhatian yang lebih, bahkan mampu membentuk satu lembaga pembentuk kader untuk menggerakkan persyarikatan Muhammadiyah. 

Dia mencontohkan UMS dengan Pondok Shabran sebagai lembaga perkaderan meskipun pondok tersebut masih dalam pengertian sekolah kader yang lama. 

“Diharapkannya dengan pengertian yang baru, perkaderan di Pondok Shabran tidak hanya untuk Fakultas Agama Islam, tetapi juga dari fakultas lainnya yang memiliki semangat untuk mengembangkan Persyarikatan Muhammadiyah,” katanya.


Pewarta : Aris Wasita
Editor : Immanuel Citra Senjaya
Copyright © ANTARA 2025