Tegal (ANTARA) - Pertamina Patra Niaga Fuel Terminal Tegal memfasilitasi kegiatan penandatanganan MoU kerja sama Kelompok Mitra Binaan CSR Runtah Tegal Laka-Laka (Komunitas Rutela) dan Launching Kurikulum Edukasi Daur Ulang Limbah Non B3 Rutela. 

Komunitas Rutela menandatangani MoU kerja sama dengan beberapa stakeholder yaitu Dinas Kearsipan dan Perpustakaan Kota Tegal, SMA Al Irsyad, SD IT Usamah Kota Tegal, SMP IT Usamah Kota Tegal, Bank Sampah Anggrek RW VII Kel. Panggung, dan PKK Desa Talok Pangkah. 

Kelompok Rutela sebagai kelompok mitra binaan Pertamina Patra Niaga Fuel Terminal Tegal telah banyak memberikan edukasi cara mengelola sampah dengan sentuhan kreativitas kepada ribuan masyarakat di Kota Tegal.

Penandatanganan MoU antara Rutela dengan berbagai pihak dari kalangan masyarakat, pemerintah maupun akademisi diharapkan dapat menjaga keberlangsungan penyebaran ilmu dan keterampilan yang dimiliki Rutela kepada lebih banyak warga di Kota Tegal. 

Dengan adanya Kurikulum Edukasi Rutela, diharapkan kualitas materi yang disampaikan Rutela kepada masyarakat juga semakin baik dan spesifik menyesuaikan karakteristik partisipan pelatihan dari berbagai lapisan usia. 

Dalam sambutannya Supriyadi Yos mewakili Komunitas Rutela menyampaikan “Penandatanganan MoU antara Komunitas Rutela dengan stakeholder ini bukan sekedar diatas kertas ini adalah komitmen kita bersama untuk bergerak dari sekedar mengumpulkan sampah menjadi sebuah ekosistem pengelolaan sampah yang terstruktur dan berkelanjutan” ujar Supriyadi. 

Lanjutnya, mengapresiasi PT Pertamina Patra Niaga Fuel Terminal Tegal  yang menjadikan Komunitas Rutela sebagai mitra binaan CSR. Ini adalah wujud nyata perusahaan yang tidak hanya fokus kepada bisnis, tetapi juga pada tanggung jawab sosial. 

Terkait kurikulum Supriyadi menegaskan “Kurikulum Edukasi Rutela merupakan instrumen untuk memastikan ketrampilan daur ulang tidak hanya dimiliki oleh segelintir orang, tetapi dapat diwariskan dan disebarluaskan kepada generasi muda, sekolah, dan seluruh elemen masyarakat, sehingga dapat menciptakan generasi yang sadar akan lingkungan” ungkapnya.

Di sisi lain, pentingnya pengelolaan sampah di Kota Tegal  juga disampaikan oleh Yuli Sekretaris Dinas Lingkungan Hidup Kota Tegal. “Pertumbuhan penduduk memunculkan konsekuensi produksi sampah yang besar, sebesar 160 ton sampah harus setiap hari dibuang, TPA yang tersedia lama-lama akan penuh juga. Sampah menjadi persoalan yang sangat besar, salah satunya disebabkan oleh perilaku masyarakat yang belum sadar sepenuhnya dalam pengelolaan sampah. Kegiatan ini mendukung pada aspek perubahan perilaku tersebut, dan kami ucapkan terima kasih,” pungkas Yuli.

Pjs Fuel Terminal Manager Tegal Yosef Eka Putra mengatakan “Kita mengharapkan dari kerja sama ini mampu menciptakan kolaborasi yang tidak hanya sekedar mencerdaskan secara teknis, tapi juga diterapkan dalam kehidupan sehari-hari sehingga mampu menjawab tantangan zaman. Kegiatan ini menjadi tonggak awal kerja sama yang lebih luas ke depannya, antara Pertamina Patra Niaga Fuel Terminal Tegal, antara instansi terkait dan segenap masyarakat, tentunya akan menjadi pondasi untuk menghasilkan nilai plus terhadap kegiatan-kegiatan ekonomi, sosial dan pendidikan” kata Yosef.

Kegiatan diawali dengan diskusi mengenai lingkup kerja sama antara Kelompok Rutela dengan seluruh stakeholder yang hadir. Kemudian seluruh pihak yang hadir menandatangani MoU kerja sama dengan Komunitas Rutela. 

Setelah penandatanganan MoU dilanjutkan dengan Launching Kurikulum Rutela. Ade Prasetyo dari Komunitas Rutela menjelaskan detail kurikulum kepada pihak yang hadir dan seluruh pihak turut menjadi saksi peluncuran launching kurikulum dengan membubuhkan tanda tangan dukungan pada selembar kertas.

 


Pewarta : Oky/KSM
Editor : Edhy Susilo
Copyright © ANTARA 2025