Solo (ANTARA) - Pengamat politik asal Universitas Slamet Riyadi (Unisri) Solo Suwardi menyoroti terobosan sistem pemilihan suara pada Pemilihan Raya Partai Solidaritas Indonesia (PSI) yang akan dilaksanakan dalam waktu dekat.
Suwardi di Solo, Jawa Tengah, Rabu mengatakan Pemilihan Raya untuk mencari ketua umum lima tahun ke depan yang dilakukan PSI sebagai terobosan luar biasa.
Menurut dia, sistem one man one vote atau satu anggota satu suara belum pernah digunakan oleh partai lain.
“Ini terobosan luar biasa kalau menurut saya. Partai yang lain kan belum pernah ada. Biasanya pemilik suara itu ada pada DPD ya kalau untuk ketua umum. DPD kabupaten/kota, ada pada DPD provinsi atau DPW provinsi, begitu. Kemudian ditambah dengan hak suara yang dimiliki oleh DPP,” katanya.
Ia mengatakan sistem yang dilakukan oleh PSI ini merupakan praktik demokrasi yang luar biasa. Bahkan, dikatakannya, partai politik lain perlu mencontoh apa yang dilakukan oleh PSI tersebut.
Menurut dia, dengan sistem one man one vote maka seluruh anggota partai memiliki hak suara. Dengan demikian, seluruh anggota merasa ikut dilibatkan di dalam partai.
“Selain itu, sense of belonging-nya juga ada. Maka ke depan diharapkan mereka menjadi kader yang solid,” katanya.
Ia mengatakan yang selama ini terjadi pada pemilihan di dalam internal partai, para anggota terbagi ke dalam dua kelompok, yakni yang memiliki hak suara dan yang tidak memiliki hak suara.
Selain itu, menurut dia konsep aklamasi juga tidak jarang merugikan salah satu pihak. Oleh karena itu, ia kembali menekankan sistem one man one vote efektif untuk mengetahui apa yang diinginkan oleh para anggota.
Ia juga optimistis dengan menerapkan sistem tersebut, ke depan PSI mampu meraup suara lebih besar.
"Saya kok merasa iya ya (optimistis perolehan suara lebih besar), karena soliditas dari seluruh anggota itu akan terbentuk sejak kongres ini,” katanya.