Purworejo (ANTARA) - Gubernur Jawa Tengah Ahmad Luthfi terus menggencarkan gerakan pangan murah (GPM) untuk menjaga stabilitas harga komoditas pangan di 11 daerah.
"Tahap awal ini di sebelas kabupaten/kota, kerja sama dengan JTAB, Bulog, dengan muspida," katanya, saat meninjau GPM di Kantor Kecamatan Bener, Kabupaten Purworejo, Senin.
Selain Purworejo, kegiatan serupa juga digelar di sepuluh kabupaten/kota lainnya, terutama daerah dengan harga komoditas beras dan minyak goreng yang terpantau tinggi.
Menurut dia, gerakan tersebut merupakan intervensi dari Pemerintah Provinsi Jateng untuk merespons kenaikan harga beberapa bahan pokok, sekaligus menjaga keterjangkauan harga beli masyarakat.
Kegiatan tersebut, kata dia, untuk melakukan penetrasi harga agar tidak terjadi kelangkaan dan fluktuasi harga yang terlalu tinggi di masyarakat.
Sebab, kata mantan Kapolda Jateng itu, tinggi harga pokok bisa berpotensi mempengaruhi inflasi.
Intervensi yang dilakukan Pemprov Jateng dalam kegiatan tersebut berupa subsidi harga bahan pokok dengan nilai total Rp40 juta, dengan perkiraan omzet sebesar Rp300 juta.
GPM dilaksanakan dengan melibatkan para pelaku usaha pangan (BUMN, BUMD, gapoktan/poktan/pelaku usaha pangan lainnya sehingga mendapatkan harga dasar dan memotong panjangnya rantai distribusi untuk sampai tangan konsumen.
Komoditas yang dijual dalam GPM, antara lain beras sebanyak 10 ton, harga normal Rp13.500/kg, disubsidi Rp2.500/kg menjadi Rp11.000/kg; minyak goreng 2.000 liter, harga normal Rp18.000/liter, disubsidi Rp4.000/liter, menjadi Rp14.000/liter; telur ayam ras 1 ton, harga normal Rp28.000/kg, disalurkan dengan harga Rp24.000/kg.
Kemudian ada gula pasir 500 kg, harga normal Rp17.500/kg, disalurkan dengan harga Rp15.000/kg; Bawang Putih 250 kg, harga normal Rp36.000/kg, disalurkan dengan harga Rp28.000/kg; Bawang Merah, harga normal Rp50.000/kg, disalurkan dengan harga Rp40.000/kg; dan Cabai Rawit Merah, harga normal Rp50.000/kg, disalurkan dengan harga Rp30.000/kg.
"Kegiatan ini adalah dengan memberikan bahan pokok murah atau subsidi. Intervensi pemerintah ini dalam rangka penetrasi harga agar terjangkau oleh masyarakat, kemudian inflasi kita bisa dijaga," jelasnya, didampingi Kepala Dinas Ketahanan Pangan Provinsi Jawa Tengah Dyah Lukisari dan Bupati Purworejo.
Ia menegaskan bahwa kenaikan harga beras yang ada di beberapa daerah akan ditindaklanjuti segera bersama dengan Bulog.
Apalagi, saat ini sudah masuk musim panen sehingga penetrasi akan dilakukan agar tidak terjadi kenaikan harga yang tinggi.
"Kenaikan harga kebutuhan pokok dipengaruhi oleh beberapa hal, saat ini juga musim anak masuk sekolah, kebutuhan meningkat dan sebagainya, sehingga negara harus hadir dalam rangka penetrasi harga," katanya.
Melihat antusiasme masyarakat yang berbelanja di GPM, Luthfi sudah meminta kepada di dinas dan pemangku kepentingan terkait untuk meningkatkan kegiatan dan GPM akan dijadikan "role model" penetrasi harga.
"(Masyarakat) ramai sekali. Dari pagi ramai sekali, lihat saja. Ini menjadi 'role model' untuk kita gerakkan di sebelas kabupaten/kota, tidak hanya Purworejo," pungkasnya.