Boyolali (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Boyolali menyebut produktivitas susu sapi mulai stabil untuk memenuhi kebutuhan pasar baik industri maupun UMKM.

Kepala Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Boyolali Lusia Dyah Suciati di Boyolali, Jawa Tengah, Selasa, mengatakan saat ini produktivitas susu sapi di Boyolali mencapai 43 juta liter per tahun.

"Ini sudah naik sejak PMK (penyakit mulut dan kuku) tahun 2022. Sebelum PMK dari 51 juta liter turun jadi 38 juta liter. Terus berangsur-angsur naik jadi 43 juta liter per tahun," katanya.

Mengenai penyalurannya, menurut dia, sama dengan sebelumnya, yakni dilakukan di 24 penyalur.

"Itu kan semuanya sudah diterima oleh IPS (industri pengolahan susu) masing-masing yang selama ini kerja sama. Selain itu, juga ke pedagang kaki lima," katanya.

Ia mengatakan produksi susu tersebut seluruhnya dipenuhi oleh sapi perah yang diternakkan di Kabupaten Boyolali.

Disinggung soal 3.000 sapi perah impor dari Australia untuk memenuhi kebutuhan susu sapi kebutuhan makan bergizi gratis (MBG), dikatakannya, sejauh ini belum masuk di Boyolali.

Meski sejauh ini produksi susu di Boyolali masih dalam kondisi baik, pihaknya siap jika sapi perah impor tersebut sampai di daerah tersebut.

"Kondisi saat ini Boyolali aman, kalaupun masuk kami siap," katanya.

Sementara itu, ia mengatakan sejauh ini belum ada permintaan khusus untuk memenuhi kebutuhan MBG.

"Kami belum ada permintaan untuk program-program khusus misalnya harus menyediakan sekian, termasuk juga program MBG," katanya.

Ia mengatakan bisa jadi kebutuhan susu sapi untuk MBG tersebut sudah dipenuhi oleh IPS.

"Bisa jadi langsung ke IPS yang sudah dikemas bagus-bagus itu," katanya.

Baca juga: Sudaryono ungkap 3.000 sapi perah Australia masuk Indonesia
 


Pewarta : Aris Wasita
Editor : Teguh Imam Wibowo
Copyright © ANTARA 2025