Semarang, Jateng (ANTARA) - Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Semarang menilai perlunya langkah proaktif dari seluruh pihak terkait untuk mengatasi penularan penyakit mulut dan kuku (PMK) pada ternak yang tengah marak.

"Bukan hanya dinas yang proaktif, tetapi peternak juga perlu proaktif. Kalau ada ternak terindikasi terkena PMK segera lapor," kata Ketua Komisi C DPRD Kota Semarang HM Rukiyanto AB di Semarang, Minggu.

Menurut dia, penyakit PMK yang sekarang marak perlu segera diatasi, mengingat sebentar lagi memasuki bulan Ramadhan dan Lebaran 1446 Hijriah.

Saat Ramadhan dan Lebaran, kata dia, kebutuhan daging tentunya meningkat sehingga jangan sampai terganggu dengan adanya ternak yang terkena PMK.

Anggota Fraksi PDI Perjuangan DPRD Kota Semarang itu mengatakan temuan dari Dinas Pertanian sudah ada 26 ternak di wilayah tersebut yang terkena PMK.

Ia berharap segera dilakukan pendataan secara menyeluruh hingga ke tingkat peternak dan kelompok peternak untuk memastikan sebaran penyakit ternak itu.

"Kami inginnya dinas (Dinas Pertanian Kota Semarang) segera melakukan investigasi. Jangan sampai PMK ini meluas agar peternak tidak dirugikan," katanya.

Kalau bisa, kata dia, beberapa wilayah kecamatan yang ada temuan ternak yang terjangkit PMK dilokalisir atau dikarantina agar tidak berkembang ke wilayah lain.

"Ya, ada mungkin ternak dari luar yang terkena PMK. Makanya, jual beli ternak harus diperketat. Nah, ternak-ternak kita yang terkena (PMK) diatasi dulu. Jangan hanya mengklaim ternak dari luar," katanya.

Rukiyanto mengatakan bahwa vaksinasi merupakan salah satu langkah yang bisa dilakukan untuk mengatasi penyebaran PMK sehingga harus segera dilakukan.

"Dispertan harus melakukan vaksinasi terhadap ternak-ternak agar terbebas dari PMK. Ini penting karena ini mau mendekati Ramadhan dan Idul Fitri," pungkasnya.

Sebelumnya, Dispertan Kota Semarang menemukan ada setidaknya 26 sapi yang terjangkit PMK, dan dua ekor di antaranya mati.

"Data yang masuk 25 ekor di Banyumanik, dua mati, 23 terjangkit. Tambah satu terjangkit di Mijen," kata Kepala Dispertan Kota Semarang Shoti'ah.

Untuk menekan penyebaran virus PMK, pihaknya telah meminta peternak untuk menghentikan sementara pembelian sapi dari luar daerah.

Sebab, munculnya kasus PMK di ibu kota Jateng berawal adanya sapi yang dibeli dari luar kota yang berasal dari luar Kota Semarang, kemudian menular ke sejumlah sapi lainnya.

Baca juga: DPRD minta Trans Semarang remajakan armada


Pewarta : Zuhdiar Laeis
Editor : Edhy Susilo
Copyright © ANTARA 2025