Semarang (ANTARA) - Kemah Pramuka Madrasah Nasional (KPMN) resmi ditutup oleh Wakil Menteri Agama RI Romo Muhamaad Syafi’i di Bumi Perkemahan Cibubur pada Kamis (21/11/2024).
KPMN ini menyediakan wadah pembinaan karakter kepemimpinan dan keterampilan siswa madrasah untuk mewujudkan Madrasah Maju, Bermutu dan Mendunia.
Seluruh peserta sebanyak 2.152 siswa terdiri dari Penggalang 907 siswa dan Penegak 890 siswa dari penjuru Indonesia. Mereka semua mengikuti dengan penuh antusias, semangat dan bahagia. Hal ini disampaikan oleh Direktur Jenderal Pendis Abu Rokhmad.
Dalam sambutannya, Wamen menegaskan pentingnya pembentukan karakter generasi muda yang mandiri, kuat, dan berlandaskan Pancasila.
"KPMN 2024 telah membekali peserta dengan bekal ilmu, keterampilan, dan semangat kebangsaan yang tinggi untuk menghadapi tantangan global. KPMN ini adalah sarana untuk mencetak generasi unggul,” kata Wamen.
Lebih lanjut, Ia menekankan pentingnya kebersamaan, persatuan, dan toleransi dalam membangun Indonesia yang lebih sejahtera.
“Mari kita buang penyakit-penyakit mentalitas yang menghambat kemajuan, seperti kurang mandiri, kurang teliti, dan kurang disiplin. Dengan mengasah keterampilan dan semangat positif, kita bisa mewujudkan generasi emas 2045 yang siap berkontribusi untuk masa depan bangsa,” tambahnya.
KPMN ini menyediakan wadah pembinaan karakter kepemimpinan dan keterampilan siswa madrasah untuk mewujudkan Madrasah Maju, Bermutu dan Mendunia.
Seluruh peserta sebanyak 2.152 siswa terdiri dari Penggalang 907 siswa dan Penegak 890 siswa dari penjuru Indonesia. Mereka semua mengikuti dengan penuh antusias, semangat dan bahagia. Hal ini disampaikan oleh Direktur Jenderal Pendis Abu Rokhmad.
Dalam sambutannya, Wamen menegaskan pentingnya pembentukan karakter generasi muda yang mandiri, kuat, dan berlandaskan Pancasila.
"KPMN 2024 telah membekali peserta dengan bekal ilmu, keterampilan, dan semangat kebangsaan yang tinggi untuk menghadapi tantangan global. KPMN ini adalah sarana untuk mencetak generasi unggul,” kata Wamen.
Lebih lanjut, Ia menekankan pentingnya kebersamaan, persatuan, dan toleransi dalam membangun Indonesia yang lebih sejahtera.
“Mari kita buang penyakit-penyakit mentalitas yang menghambat kemajuan, seperti kurang mandiri, kurang teliti, dan kurang disiplin. Dengan mengasah keterampilan dan semangat positif, kita bisa mewujudkan generasi emas 2045 yang siap berkontribusi untuk masa depan bangsa,” tambahnya.