Blora (ANTARA) - Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) dr R Soetijono Blora, Jawa Tengah, menangani sebanyak 757 pasien Dengue Haemoragic Fever (DHF) atau yang biasa dikenal dengan istilah DBD selama periode Januari hingga Oktober 2024.
"Pasien yang kami tangani rata-rata per harinya bisa mencapai 30 pasien. Bahkan, 34 tempat tidur yang disediakan untuk melayani pasien DBD saat ini sudah terisi penuh," kata Direktur RSUD Blora Puji Basuki di Blora, Sabtu.
Pasien DBD tersebut, kata dia, berasal dari beberapa daerah dan merupakan pasien rujukan, baik dari puskesmas maupun rumah sakit swasta di Kabupaten Blora.
Untuk pasien DBD yang dirawat di RSUD Blora ini, kata dia, berdasarkan kategori usia, maka pasiennya didominasi anak-anak dengan usia kurang dari 16 tahun.
Ia berpesan kepada semua warga untuk waspada dengan penyebaran penyakit DBD serta menjaga kebersihan lingkungan sekitar guna mencegah perkembangbiakan jentik nyamuk penyebab DBD.
"Karena sepekan nyamuk bisa bertelur hingga 200 butir dan dapat bertahan tanpa air hingga enam bulan," ujarnya.
Menurut dia, masyarakat yang perlu menggalakkan pemberantasan sarang nyamuk (PSN) dengan mengubur atau membakar barang bekas yang berpotensi menampung air hujan agar tidak menjadi tempat perkembangbiakan nyamuk pembawa virus DBD.
Bagi masyarakat yang masih memiliki tempat mandi dengan model bak mandi, diminta membersihkan secara rutin. Selain itu, vas bunga yang terdapat airnya juga harus dikontrol guna memastikan bebas jentik nyamuk.
"Pasien yang kami tangani rata-rata per harinya bisa mencapai 30 pasien. Bahkan, 34 tempat tidur yang disediakan untuk melayani pasien DBD saat ini sudah terisi penuh," kata Direktur RSUD Blora Puji Basuki di Blora, Sabtu.
Pasien DBD tersebut, kata dia, berasal dari beberapa daerah dan merupakan pasien rujukan, baik dari puskesmas maupun rumah sakit swasta di Kabupaten Blora.
Untuk pasien DBD yang dirawat di RSUD Blora ini, kata dia, berdasarkan kategori usia, maka pasiennya didominasi anak-anak dengan usia kurang dari 16 tahun.
Ia berpesan kepada semua warga untuk waspada dengan penyebaran penyakit DBD serta menjaga kebersihan lingkungan sekitar guna mencegah perkembangbiakan jentik nyamuk penyebab DBD.
"Karena sepekan nyamuk bisa bertelur hingga 200 butir dan dapat bertahan tanpa air hingga enam bulan," ujarnya.
Menurut dia, masyarakat yang perlu menggalakkan pemberantasan sarang nyamuk (PSN) dengan mengubur atau membakar barang bekas yang berpotensi menampung air hujan agar tidak menjadi tempat perkembangbiakan nyamuk pembawa virus DBD.
Bagi masyarakat yang masih memiliki tempat mandi dengan model bak mandi, diminta membersihkan secara rutin. Selain itu, vas bunga yang terdapat airnya juga harus dikontrol guna memastikan bebas jentik nyamuk.