Semarang (ANTARA) - Wali Kota Semarang Hevearita Gunaryanti Rahayu mengapresiasi kesadaran dari 19 kelompok gangster yang sempat meresahkan masyarakat untuk membubarkan diri.
"Hari ini telah dilakukan pembubaran gangster di Kota Semarang. Kemudian, ada pula pemusnahan senjata tajam milik gangster di Mapolrestabes Semarang," kata Ita, sapaan akrab Hevearita, di Semarang, Selasa.
Puluhan anggota gangster itu menyatakan membubarkan diri dan menghentikan segala bentuk aktivitas gangster yang meresahkan dan mengganggu ketertiban dan ketenteraman masyarakat.
"Sebenarnya, sudah dari dua minggu yang lalu dengan pak Kapolrestabes dan Forkopimda, kami melakukan zoom dengan seluruh lurah, camat, LPMK, RT/RW se-kota Semarang," katanya.
Hasil rapat secara dalam jaringan (daring) tersebut, kata dia, yakni melakukan patroli-patroli keamanan dengan melibatkan berbagai unsur.
"Patroli-patroli seperti saat COVID-19. Bergantian, mulai dari babinsa, bhabinkamtibmas, lurah, camat. Hingga mulai menggerakkan dan memasifkan siskamling. Alhamdulillah sudah mulai berkurang dan sudah tidak ada lagi tawuran maupun korban," kata dia.
Meski demikian, rupanya masih banyak provokasi yang terjadi di media sosial sehingga Pemerintah Kota Semarang bersama Forkopimda menggandeng kepolisian berupaya menurunkan suhu panas di antara anggota gangster yang memicu konflik.
"Hari ini, bersamaan dengan Paripurna dilaksanakan pembubaran gangster. Dari korlap (koordinator lapangan) juga datang, dari tokoh agama, tokoh masyarakat bersepakat agar tidak ada gangster lagi di kota Semarang," harapnya.
"Mudah-mudahan dengan kegiatan ini, bisa menjadikan Semarang semakin kondusif, aman dan nyaman," ujar Ita.
Bersama jajaran Forkopimda, ia menjamin keamanan Kota Semarang dengan berbagai upaya masif menggerakkan pengampu wilayah, mulai tingkat RT, RW, lurah, camat hingga kepolisian dan TNI melakukan patroli secara masif.
"Sebenarnya masyarakat juga harus melihat dan tahu, begitu ada kejadian itu (korban gangster, red.), sekarang di semua tempat ada patroli dari pengampu wilayah, masyarakat dan TNI Polri," katanya.
Sebelumnya, sebanyak 19 kelompok gangster di Kota Semarang mendeklarasikan pembubaran kelompok yang beberapa waktu terakhir menimbulkan keresahan bagi masyarakat di Ibu Kota Provinsi Jawa Tengah itu.
Puluhan anggota gangster dalam deklarasi di Markas Kepolisian Resor Kota Besar (Polrestabes) Semarang, Selasa, menyatakan membubarkan diri dan menghentikan segala bentuk aktivitas gangster yang meresahkan dan mengganggu ketenteraman masyarakat.
Para anggota gangster tersebut juga meminta maaf kepada seluruh masyarakat Kota Semarang atas dampak negatif yang ditimbulkan.
Dalam pembubaran tersebut juga diserahkan secara simbolis kaos serta bendera milik para anggota gangster kepada Kepala Polrestabes Semarang Komisaris Besar Polisi Irwan Anwar.
Baca juga: Bawaslu Kota Semarang perpanjang masa pendaftaran pengawas TPS
"Hari ini telah dilakukan pembubaran gangster di Kota Semarang. Kemudian, ada pula pemusnahan senjata tajam milik gangster di Mapolrestabes Semarang," kata Ita, sapaan akrab Hevearita, di Semarang, Selasa.
Puluhan anggota gangster itu menyatakan membubarkan diri dan menghentikan segala bentuk aktivitas gangster yang meresahkan dan mengganggu ketertiban dan ketenteraman masyarakat.
"Sebenarnya, sudah dari dua minggu yang lalu dengan pak Kapolrestabes dan Forkopimda, kami melakukan zoom dengan seluruh lurah, camat, LPMK, RT/RW se-kota Semarang," katanya.
Hasil rapat secara dalam jaringan (daring) tersebut, kata dia, yakni melakukan patroli-patroli keamanan dengan melibatkan berbagai unsur.
"Patroli-patroli seperti saat COVID-19. Bergantian, mulai dari babinsa, bhabinkamtibmas, lurah, camat. Hingga mulai menggerakkan dan memasifkan siskamling. Alhamdulillah sudah mulai berkurang dan sudah tidak ada lagi tawuran maupun korban," kata dia.
Meski demikian, rupanya masih banyak provokasi yang terjadi di media sosial sehingga Pemerintah Kota Semarang bersama Forkopimda menggandeng kepolisian berupaya menurunkan suhu panas di antara anggota gangster yang memicu konflik.
"Hari ini, bersamaan dengan Paripurna dilaksanakan pembubaran gangster. Dari korlap (koordinator lapangan) juga datang, dari tokoh agama, tokoh masyarakat bersepakat agar tidak ada gangster lagi di kota Semarang," harapnya.
"Mudah-mudahan dengan kegiatan ini, bisa menjadikan Semarang semakin kondusif, aman dan nyaman," ujar Ita.
Bersama jajaran Forkopimda, ia menjamin keamanan Kota Semarang dengan berbagai upaya masif menggerakkan pengampu wilayah, mulai tingkat RT, RW, lurah, camat hingga kepolisian dan TNI melakukan patroli secara masif.
"Sebenarnya masyarakat juga harus melihat dan tahu, begitu ada kejadian itu (korban gangster, red.), sekarang di semua tempat ada patroli dari pengampu wilayah, masyarakat dan TNI Polri," katanya.
Sebelumnya, sebanyak 19 kelompok gangster di Kota Semarang mendeklarasikan pembubaran kelompok yang beberapa waktu terakhir menimbulkan keresahan bagi masyarakat di Ibu Kota Provinsi Jawa Tengah itu.
Puluhan anggota gangster dalam deklarasi di Markas Kepolisian Resor Kota Besar (Polrestabes) Semarang, Selasa, menyatakan membubarkan diri dan menghentikan segala bentuk aktivitas gangster yang meresahkan dan mengganggu ketenteraman masyarakat.
Para anggota gangster tersebut juga meminta maaf kepada seluruh masyarakat Kota Semarang atas dampak negatif yang ditimbulkan.
Dalam pembubaran tersebut juga diserahkan secara simbolis kaos serta bendera milik para anggota gangster kepada Kepala Polrestabes Semarang Komisaris Besar Polisi Irwan Anwar.
Baca juga: Bawaslu Kota Semarang perpanjang masa pendaftaran pengawas TPS