Boyolali (ANTARA) - Dinas Kesehatan Kabupaten Boyolali Provinsi Jawa Tengah melakukan sosialisasi kewaspadaan kepada Fasilitas Kesehatan (Faskes) di wilayahnya, dan melakukan survei dengan ketat terkait isu penyebaran virus yang menyebabkan MPOX atau cacar monyet.

"Apabila Faskes mengidentifikasi adanya terduga segera dilaporkan ke Dinkes. Dinkes Boyolali akan memfasilitasi pengiriman sampel," kata Kepala Dinas Kesehatan Boyolali dr Puji Asuti di Boyolali, Selasa.

Menurut Puji Astuti, untuk penyediaan vaksin ini, pihaknya masih menunggu petunjuk dari Kementerian Kesehatan, dan vaksin ini memang diperuntukkan bagi kelompok berisiko. Jadi bukan untuk pasien umum.

Puji Astuti mengatakan, untuk penyediaan ruang isolasi di Boyolali setelah dari masa pandemi COVID itu, tetap menjadi kewajiban rumah sakit untuk yang menyediakan.

"Namun, penyakit cacar monyet itu, di Boyolali hingga kini belum terdeteksi," kata Puji Astuti.

Selanjutnya untuk kesiapsiagaan di rumah sakit, ada kasus maupun tidak ada kasus semua rumah sakit di Kabupaten Boyolali sudah punya ruang isolasi untuk penyakit penular.

"Boyolali masih aman dari penyakit cacar monyet dan belum ada laporan adanya kasus," katanya.

Dia menyatakan, cacar monyet adalah suatu kondisi kulit yang disebabkan oleh infeksi virus, biasanya ditandai dengan munculnya bintil bernanah pada permukaan kulit. Layaknya cacar air, cacar monyet dapat dengan mudah ditularkan melalui percikan air liur.

Cacar monyet adalah penyakit kulit yang disebabkan oleh infeksi virus langka dari hewan (zoonosis), atau lebih umum disebut sebagai virus MPOX. Penyebutan cacar monyet dikarenakan monyet merupakan inang utama dari virus MPOX.

Baca juga: Pemkot Pekalongan ingatkan masyarakat tingkatkan kebersihan cegah Mpox

Pewarta : Bambang Dwi Marwoto
Editor : Edhy Susilo
Copyright © ANTARA 2024