Solo (ANTARA) - Kantor Perwakilan Bank Indonesia Surakarta mengembangkan ekonomi syariah melalui gelaran Festival Syiar Ekonomi Syariah Dan Pesantren (SYEKATEN) 2024.
Kepala Perwakilan (Kpw) BI Surakarta Dwiyanto Cahyo Sumirat pada pembukaan SYEKATEN di Solo, Jawa Tengah, Jumat mengatakan kegiatan tahunan tersebut merupakan puncak pengembangan ekonomi syariah di Solo Raya.
"Kegiatan ini sekali menjadi apresiasi ke para stakeholders terkait atas kolaborasi kuat yang telah dilakukan," katanya.
Ia mengatakan saat ini kebutuhan produk dan jasa halal mengalami peningkatan, tidak hanya di Indonesia dan negara-negara mayoritas muslim tetapi juga di negara lainnya yang memiliki penduduk mayoritas nonmuslim.
Menurut dia, kondisi ini menjadi potensi bagi industri halal untuk terus berkembang. Meski demikian, diakuinya, tantangan yang dihadapi akan makin besar mengingat pasar juga makin luas.
"Makin banyak penghasil produk dan jasa halal global yang bermunculan," katanya.
Sementara itu, meski merupakan negara dengan konsumen produk dan jasa halal yang tinggi, dikatakannya, Indonesia perlu memperkuat industri halal nasional.
"Dengan cakupan ekosistem industri halal yang sangat besar, maka upaya tersebut tidak dapat dilakukan tanpa adanya sinergi dan kolaborasi yang erat pada setiap lini," katanya.
Oleh karena itu, dikatakannya, BI mendukung pencapaian tersebut melalui berbagai program pengembangan ekonomi dan keuangan syariah. Bahkan, BI mengeluarkan cetak biru kebijakan ekonomi dan keuangan syariah yang memiliki tiga pilar strategi berupa penguatan ekosistem produk halal, penguatan keuangan syariah, dan penguatan penerapan halal gaya hidup.
Ia mengatakan SYEKATEN yang diselenggarakan setiap tahun sejak 2021 tersebut menjadi salah satu implementasi cetak biru tersebut.
"Salah satu yang kami lakukan melalui pembentukan Zona Kuliner Halal, Aman, dan Sehat (KHAS) di Solo Square. Penyiapan Zona KHAS Solo Square telah dilakukan sejak tahun sebelumnya," katanya.
Menurut dia, pengembangan Zona KHAS ini tidak hanya merupakan upaya untuk memberikan jaminan kehalalan atas produk makanan yang ada di Solo Square tetapi juga sebagai upaya untuk memperkuat pariwisata ramah muslim di Solo Raya.
"Bagi kami ini sebagai sektor yang memiliki potensi besar untuk mendorong pertumbuhan sektor lainnya," katanya.
Kepala Perwakilan (Kpw) BI Surakarta Dwiyanto Cahyo Sumirat pada pembukaan SYEKATEN di Solo, Jawa Tengah, Jumat mengatakan kegiatan tahunan tersebut merupakan puncak pengembangan ekonomi syariah di Solo Raya.
"Kegiatan ini sekali menjadi apresiasi ke para stakeholders terkait atas kolaborasi kuat yang telah dilakukan," katanya.
Ia mengatakan saat ini kebutuhan produk dan jasa halal mengalami peningkatan, tidak hanya di Indonesia dan negara-negara mayoritas muslim tetapi juga di negara lainnya yang memiliki penduduk mayoritas nonmuslim.
Menurut dia, kondisi ini menjadi potensi bagi industri halal untuk terus berkembang. Meski demikian, diakuinya, tantangan yang dihadapi akan makin besar mengingat pasar juga makin luas.
"Makin banyak penghasil produk dan jasa halal global yang bermunculan," katanya.
Sementara itu, meski merupakan negara dengan konsumen produk dan jasa halal yang tinggi, dikatakannya, Indonesia perlu memperkuat industri halal nasional.
"Dengan cakupan ekosistem industri halal yang sangat besar, maka upaya tersebut tidak dapat dilakukan tanpa adanya sinergi dan kolaborasi yang erat pada setiap lini," katanya.
Oleh karena itu, dikatakannya, BI mendukung pencapaian tersebut melalui berbagai program pengembangan ekonomi dan keuangan syariah. Bahkan, BI mengeluarkan cetak biru kebijakan ekonomi dan keuangan syariah yang memiliki tiga pilar strategi berupa penguatan ekosistem produk halal, penguatan keuangan syariah, dan penguatan penerapan halal gaya hidup.
Ia mengatakan SYEKATEN yang diselenggarakan setiap tahun sejak 2021 tersebut menjadi salah satu implementasi cetak biru tersebut.
"Salah satu yang kami lakukan melalui pembentukan Zona Kuliner Halal, Aman, dan Sehat (KHAS) di Solo Square. Penyiapan Zona KHAS Solo Square telah dilakukan sejak tahun sebelumnya," katanya.
Menurut dia, pengembangan Zona KHAS ini tidak hanya merupakan upaya untuk memberikan jaminan kehalalan atas produk makanan yang ada di Solo Square tetapi juga sebagai upaya untuk memperkuat pariwisata ramah muslim di Solo Raya.
"Bagi kami ini sebagai sektor yang memiliki potensi besar untuk mendorong pertumbuhan sektor lainnya," katanya.