Semarang (ANTARA) - Kurnia Noer Afrida (21) baru-baru ini membagikan kisahnya yang menginspirasi tentang pengalamannya berobat menggunakan BPJS Kesehatan.

Saat gigi Kurnia sakit beberapa waktu lalu, ia awalnya merasa khawatir karena biaya perawatan gigi sering kali terbilang mahal. Namun, berkat program jaminan sosial nasional ini, Kurnia dapat menjalani perawatan dengan nyaman dan terjangkau.

Kurnia merupakan mahasiswi sebuah perguruan tinggi di wilayah Magelang yang berasal dari Jakarta. Kurnia merupakan mahasiswi yang aktif berorganisasi di kampusnya, ia dikenal sebagai orang yang ceria dan selalu ramah kepada orang lain. Suatu hari Kurnia merasakan sakit ngilu yang luar biasa pada giginya.

“Ketika saya bangun tidur, saya merasakan ngilu di gigi dan itu sangat mengganggu hingga terasa pusing, padahal hari itu jadwal perkuliahan saya cukup padat,” terang Nia yang begitu ia akrab disapa.

Nia awalnya enggan untuk berobat. Sebagai mahasiswi perantauan, Nia merasa takut uang saku bulanannya akan habis karena harus berobat ke dokter.

“Awalnya saya ragu untuk segera ke dokter gigi karena takut biayanya membengkak. Tapi, setelah ingat punya BPJS Kesehatan, saya langsung ke fasilitas kesehatan terdekat,” terang gadis yang saat ini mengambil jurusan akuntansi ini.

Sesampainya di fasilitas kesehatan, Kurnia langsung mendapatkan pelayanan yang ramah dan profesional. Petugas pendaftaran dengan sigap membantu mengurus administrasi kepesertaan BPJS Kesehatan miliknya. Tidak lama kemudian, Kurnia diperiksa oleh dokter gigi.

“Dokternya baik banget, sabar menjelaskan kondisi gigi saya. Setelah diperiksa, saya langsung ditangani sesuai prosedur,” tambah Kurnia.

Selama proses perawatan, Kurnia merasa sangat nyaman. Fasilitas kesehatan yang ia kunjungi bersih dan lengkap. Obat-obatan yang diberikan pun sesuai dengan resep dokter. Yang terpenting, Kurnia tidak perlu mengeluarkan biaya tambahan sepeser pun karena semua sudah ditanggung oleh BPJS Kesehatan.

“Kadang melihat konten di media sosial, BPJS itu ribet. Ternyata memang harus merasakan sendiri pelayanan BPJS Kesehatan saat ini. Praktis banget,” pujinya.

Nia mengaku bersyukur karena orang tuanya telah mendaftarkan dirinya dan seluruh anggota keluarganya menjadi peserta JKN. Kini meskipun tinggal jauh dari orang tua, setidaknya Nia mengaku cukup tenang karena apabila sakit datang, dirinya tak perlu merasa takut berobat.

“Untung orang tua saya sedia payung sebelum hujan dengan daftar jadi peserta BPJS Kesehatan. Untung ada BPJS Kesehatan, uang bulanan saya tetap aman,” tuturnya kepada tim Jamkesnews.

Nia menilai bahwa Program JKN memberikan manfaat yang sangat besar bagi masyarakat, terutama bagi mereka yang memiliki keterbatasan ekonomi. Program ini tidak hanya menjamin akses terhadap layanan kesehatan yang berkualitas, tetapi juga memberikan rasa aman dan nyaman bagi peserta.

“Bagi masyarakat Magelang atau dari manapun jangan ragu untuk memanfaatkan program ini. Pelayanannya sangat informatif serta mudah, nyaman dan prosesnya cepat,” tuturnya.

Di akhir perjumpaan Nia menyampaikan harapannya bagi BPJS Kesehatan dalam mengelola Program JKN.

“Semoga BPJS Kesehatan bisa memberikan pelayanan terbaik kepada seluruh peserta, khususnya warga Magelang,” pungkasnya.

Sebagai tambahan informasi BPJS Kesehatan dapat menanggung peserta yang membutuhkan protesa gigi atau gigi palsu. Gigi palsu dapat diberikan apabila peserta memiliki gigi yang hilang karena pencabutan atau trauma.

Protesa gigi yang ditanggung oleh BPJS Kesehatan memiliki tarif maksimal sebesar Rp1,1 juta. Sementara itu, untuk plafon masing-masing rahang memiliki harga maksimal Rp550 ribu. Protesa gigi dapat diberikan paling cepat dua tahun sekali atas indikasi medis untuk gigi yang sama. ***


Pewarta : Nur Istibsaroh/ksm
Editor : Achmad Zaenal M
Copyright © ANTARA 2024