Kudus (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Kudus, Jawa Tengah, lewat APBD 2024 menggelontorkan dana Rp23,79 miliar untuk memperbaiki sekolah rusak guna mendukung kelancaran siswa mengikuti proses belajar mengajar.
Kepala Sekolah Dasar (SD) Negeri 6 Hadipolo, Kecamatan Jekulo Sri Kristiani di Kudus, Rabu, mengakui program perbaikan sekolah rusak sangat berarti bagi anak didik, karena sebelum ada perbaikan, siswa terpaksa mengikuti proses belajar mengajar di kantor guru, mushala, dan perpustakaan akibat atap bangunan ruang kelas 2 mulai rapuh.
Ia juga mengapresiasi puluhan siswanya yang tetap mengikuti proses belajar mengajar dengan semangat sambil menunggu dimulainya perbaikan ruang kelas.
"Kami bersyukur karena mendapat prioritas perbaikan, sehingga setelah tujuh bulanan lamanya akhirnya ruang kelas bisa dimanfaatkan kembali," ujarnya.
Kepala Bidang Pendidikan Dasar Dinas Pendidikan Kepemudaan dan Olahraga Kabupaten Kudus Anggun Nugroho mengatakan perbaikan atap ruang kelas di SDN 6 Hadipolo lebih dahulu dikerjakan, dibandingkan sekolah lainnya.
"Tentunya ada skala prioritas yang harus berlakukan, mana saja sekolah yang memang sudah masuk sasaran perbaikan perlu didahulukan, karena menyangkut kebutuhan sekolah untuk menunjang proses belajar mengajar," ujarnya.
Ia mencatat dari 115 SD dan SMP yang tahun ini mendapatkan alokasi anggaran perbaikan dari APBD 2024 sudah dijalankan sekitar 70 paket perbaikan sekolah dengan mekanisme penunjukan langsung dan empat paket lainnya melalui mekanisme lelang.
Terkait perbaikan sekolah rusak yang belum bisa dimulai pada awal tahun, kata dia, karena masih ada tahap perencanaan yang diikuti survei harga, penyusunan analis, pembuatan gambar bangunan yang hendak diperbaiki, penyusunan rencana anggaran biaya, dan penentuan harga perkiraan sendiri. Selain itu ada libur Lebaran.
Dari 115 sekolah rusak yang diusulkan tersebut, lanjutnya, untuk SD berjumlah 103 sekolah dan SMP 12 sekolah, sedangkan anggaran untuk setiap sekolah antara Rp150 juta hingga Rp200 juta disesuaikan dengan kerusakan di masing-masing sekolah.
Untuk anggaran dari pusat melalui Dana Alokasi Khusus (DAK) berkisar Rp8 miliar yakni Rp5,3 miliar untuk SD dan Rp2,7 miliar untuk SMP. Sedangkan sekolah yang menjadi sasaran perbaikan tersebar di sembilan kecamatan meliputi Mejobo, Kaliwungu, Undaan, Kota, Dawe, Bae, Jati, Jekulo dan Gebog.
Baca juga: Pemkab Kudus: Guru penggerak prioritas ikuti seleksi kepala sekolah
Kepala Sekolah Dasar (SD) Negeri 6 Hadipolo, Kecamatan Jekulo Sri Kristiani di Kudus, Rabu, mengakui program perbaikan sekolah rusak sangat berarti bagi anak didik, karena sebelum ada perbaikan, siswa terpaksa mengikuti proses belajar mengajar di kantor guru, mushala, dan perpustakaan akibat atap bangunan ruang kelas 2 mulai rapuh.
Ia juga mengapresiasi puluhan siswanya yang tetap mengikuti proses belajar mengajar dengan semangat sambil menunggu dimulainya perbaikan ruang kelas.
"Kami bersyukur karena mendapat prioritas perbaikan, sehingga setelah tujuh bulanan lamanya akhirnya ruang kelas bisa dimanfaatkan kembali," ujarnya.
Kepala Bidang Pendidikan Dasar Dinas Pendidikan Kepemudaan dan Olahraga Kabupaten Kudus Anggun Nugroho mengatakan perbaikan atap ruang kelas di SDN 6 Hadipolo lebih dahulu dikerjakan, dibandingkan sekolah lainnya.
"Tentunya ada skala prioritas yang harus berlakukan, mana saja sekolah yang memang sudah masuk sasaran perbaikan perlu didahulukan, karena menyangkut kebutuhan sekolah untuk menunjang proses belajar mengajar," ujarnya.
Ia mencatat dari 115 SD dan SMP yang tahun ini mendapatkan alokasi anggaran perbaikan dari APBD 2024 sudah dijalankan sekitar 70 paket perbaikan sekolah dengan mekanisme penunjukan langsung dan empat paket lainnya melalui mekanisme lelang.
Terkait perbaikan sekolah rusak yang belum bisa dimulai pada awal tahun, kata dia, karena masih ada tahap perencanaan yang diikuti survei harga, penyusunan analis, pembuatan gambar bangunan yang hendak diperbaiki, penyusunan rencana anggaran biaya, dan penentuan harga perkiraan sendiri. Selain itu ada libur Lebaran.
Dari 115 sekolah rusak yang diusulkan tersebut, lanjutnya, untuk SD berjumlah 103 sekolah dan SMP 12 sekolah, sedangkan anggaran untuk setiap sekolah antara Rp150 juta hingga Rp200 juta disesuaikan dengan kerusakan di masing-masing sekolah.
Untuk anggaran dari pusat melalui Dana Alokasi Khusus (DAK) berkisar Rp8 miliar yakni Rp5,3 miliar untuk SD dan Rp2,7 miliar untuk SMP. Sedangkan sekolah yang menjadi sasaran perbaikan tersebar di sembilan kecamatan meliputi Mejobo, Kaliwungu, Undaan, Kota, Dawe, Bae, Jati, Jekulo dan Gebog.
Baca juga: Pemkab Kudus: Guru penggerak prioritas ikuti seleksi kepala sekolah