Demak (ANTARA) - Produk perahu nelayan produksi para perajin di Kabupaten Demak, Jawa Tengah, berhasil dipasarkan ke sejumlah daerah dan banyak diminati nelayan dari berbagai daerah.
"Selama ini, saya memang tidak melakukan pemasaran secara langsung ke berbagai daerah. Namun, sejak ada kemudahan promosi melalui media sosial akhirnya anak ikut mempromosikannya melalui medsos," kata perajin perahu nelayan asal Desa Purworejo, Kecamatan Bonang, Kabupaten Demak, Muh Tasrikan di Demak, Sabtu.
Hasilnya, kata dia, promosi melalui media sosial facebook maupun Instagram memang menghasilkan karena bisa diketahui banyak pihak, terutama nelayan yang hendak membeli perahu baru.
Ia mencatat pemesan perahu nelayan di tempat usahanya PT Jaya Sentosa berasal dari berbagai daerah, mulai dari Rembang, Jepara, Batang, Kendal, hingga Pekalongan.
Sejak ada kemudahan izin penebangan dan pengangkutan jati rakyat, dia mengakui, tidak ada kendala dalam mendapatkan bahan baku kayu jati, karena saat ini banyak rakyat yang menanam komoditas tersebut.
Harga jual perahu buatannya, disesuaikan dengan ukuran. Untuk ukuran terkecil bisa mencapai Rp10 juta hingga yang terbesar bisa mencapai Rp350 juta.
Untuk proses pengerjaannya, imbuh dia, sesuai ukuran, sedangkan untuk ukuran yang besar membutuhkan waktu hingga lima bulan. Sedangkan ukuran kecil antara 1,5 bulan hingga dua bulan.
Ia juga memiliki stok satu perahu yang baru saja dikerjakan ditawarkan dengan harga Rp100-an juta.
Perahu yang dibuat, kata dia, memang belum termasuk pengecatan karena biasanya dikerjakan sendiri oleh pembelinya.
Meskipun tidak memiliki galangan pembuatan perahu nelayan yang representatif, dirinya tetap siap memproduksi perahu nelayan dengan berbagai ukuran.
Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan (Dinlutkan) Kabupaten Demak Nanang Tasunar mengakui produsen perahu nelayan di Kabupaten Demak memang tersebar di beberapa tempat, di antaranya di Desa Purworejo, Betahwalang, dan Kedung.
Dalam rangka mendukung usaha warga Demak memproduksi perahu nelayan, Pemkab Demak juga memberikan bantuan alat-alat produksi.
"Potensi usaha kerajinan perahu nelayan memang besar. Sayangnya mereka tersebar dan tidak tersentral," katanya.
Baca juga: Jateng pasarkan produk 20 UMKM ke pasar internasional
"Selama ini, saya memang tidak melakukan pemasaran secara langsung ke berbagai daerah. Namun, sejak ada kemudahan promosi melalui media sosial akhirnya anak ikut mempromosikannya melalui medsos," kata perajin perahu nelayan asal Desa Purworejo, Kecamatan Bonang, Kabupaten Demak, Muh Tasrikan di Demak, Sabtu.
Hasilnya, kata dia, promosi melalui media sosial facebook maupun Instagram memang menghasilkan karena bisa diketahui banyak pihak, terutama nelayan yang hendak membeli perahu baru.
Ia mencatat pemesan perahu nelayan di tempat usahanya PT Jaya Sentosa berasal dari berbagai daerah, mulai dari Rembang, Jepara, Batang, Kendal, hingga Pekalongan.
Sejak ada kemudahan izin penebangan dan pengangkutan jati rakyat, dia mengakui, tidak ada kendala dalam mendapatkan bahan baku kayu jati, karena saat ini banyak rakyat yang menanam komoditas tersebut.
Harga jual perahu buatannya, disesuaikan dengan ukuran. Untuk ukuran terkecil bisa mencapai Rp10 juta hingga yang terbesar bisa mencapai Rp350 juta.
Untuk proses pengerjaannya, imbuh dia, sesuai ukuran, sedangkan untuk ukuran yang besar membutuhkan waktu hingga lima bulan. Sedangkan ukuran kecil antara 1,5 bulan hingga dua bulan.
Ia juga memiliki stok satu perahu yang baru saja dikerjakan ditawarkan dengan harga Rp100-an juta.
Perahu yang dibuat, kata dia, memang belum termasuk pengecatan karena biasanya dikerjakan sendiri oleh pembelinya.
Meskipun tidak memiliki galangan pembuatan perahu nelayan yang representatif, dirinya tetap siap memproduksi perahu nelayan dengan berbagai ukuran.
Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan (Dinlutkan) Kabupaten Demak Nanang Tasunar mengakui produsen perahu nelayan di Kabupaten Demak memang tersebar di beberapa tempat, di antaranya di Desa Purworejo, Betahwalang, dan Kedung.
Dalam rangka mendukung usaha warga Demak memproduksi perahu nelayan, Pemkab Demak juga memberikan bantuan alat-alat produksi.
"Potensi usaha kerajinan perahu nelayan memang besar. Sayangnya mereka tersebar dan tidak tersentral," katanya.
Baca juga: Jateng pasarkan produk 20 UMKM ke pasar internasional