Semarang (ANTARA) - Majelis Ulama Indonesia dan Pimpinan Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jawa Tengah menyepakati rintisan kerja sama di berbagai bidang bahkan diperluas menjadi tripartit, dengan melibatkan Baznas Jateng.

Kesepakatan tersebut mengemuka ketika pengurus PWNU Jateng yang diketuai KH Abdul Ghoffarozin (Gus Rozin)  bersilaturahmi dengan jajaran MUI Jawa Tengah, yang diketuai Dr KH Ahmad Darodji, MSi, Rabu (17/7/2024).

Demikian siaran pers dari MUI Jateng yang diterima di Semarang, Kamis (18/7).

Gus Rozin didampingi tiga Wakil Ketua PWNU terdiri atas H Kholison Syafii, SH, H Itqonul Hakim, dan Dr H Agus Riyanto MSi. Ikut menyertai pula Sekretaris PWNU H Ahmad Fathur Rohman, Wakil Sekretaris Wahidin Said, SH MH, dan Bendahara Akhmad Rofiq Abdillah.

Adapun dari MUI Jateng yang mendampingi Kiai Darodji, antara lain, Ketua Wantim yng juga mantan Gubernur Jateng Drs KH Ali Mufiz MPA, Sekum KH Muhyiddin MAg, dan para Ketua Komisi MUI Jawa Tengah.

Dalam silaturahim di Kantor MUI Jawa Tengah, di Kompleks Masjid Raya Baiturrahman, Jawa Tengah, Jalan Pandanaran, kedua pimpinan lembaga keagamaan tersebut saling memunculkan pendapat tentang urgensi membangun kerja sama tripartit.

Mengingat, sejatinya, bidang tugas ketiga lembaga tersebut memiliki kesamaan sehingga perlu dikolaborasikan untuk kesejahteraan umat.

Gus Rozin mengawali penawaran kerja sama terkait perumusan dan penetapan fatwa dan dakwah, sedangkan Ketua MUI Jateng Kiai Darodji yang juga Ketua Baznas Jateng, memunculkan urgensi kerja sama dalam hal penguatan SDM terhadap warga nahdliyin, melalui berbagai pelatihan usaha produktif, pendidikan, ekonomi.

Dalam konteks Baznas, Kiai Darodji menyebut, pihaknya sudah memberikan keterampilan sebanyak 11.174 orang di bidang usaha produktif. Bahkan sudah melatih 200 juru masak untuk disiapkan menghadapi program makan siang gratis yang menjadi program Prabowo Subianto sebagai presiden terpilih.

Maka menjadi tugas bersama MUI, PWNU Jateng, dan Baznas Jateng untuk memberdayakan warga nahdliyin di Jateng yang berkisar 24 juta orang.

Dari pengerucutan ide tersebut, PWNU dan MUI bersepakat membentuk desk bersama yang berfungsi sebagai kajian atau think thank dalam upaya merumuskan berbagai konsep pembangunan di ranah kesehatan, ekonomi, hukum dan pendidikan. Konsep tersebut perlu diajukan kepada para kepala daerah dan DPRD di Jateng, berkaitan apa yang dapat dioptimalkan oleh NU dan MUI untuk umat.

“Langkah ini sebagai terobosan karena selama ini kami tidak pernah siap ketika diminta konsep tentang apa yang dapat dioptimalkan,” ungkap Gus Rozin.

Menjelang peringatan Hari Santri Nasional 2024, Gus Rozin mengingatkan jangan terjebak pada kegiatan seremonial yang monoton semata, tetapi perlu ditekankan penonjolan atas karya yang lebih baik dari tahun sebelumnya, agar warna kualitatifnya terlihat.

Dijelaskan, PWNU Jateng kini dalam posisi gerak cepat untuk menyelesaikan berbagai problem yang dihadapi nahdliyin. Jumlah pengurus mencapai 600 orang terdiri atas hasil perekrutan internal NU dan ditambah unsur sukarelawan yang semuanya berusia muda.

Rintisan kerja sama tripartit disepakati akan terus ditindaklanjuti dengan pertemuan-pertemuan teknis sebagai tindak lanjut atas pertemuan pertama yang masih mengarah pada gagasan dan kebijakan.

Ketua Dewan Pertimbangan MUI Jawa Tengah Drs KH Ali Mufiz, MPA, yang mengawali sambutan mengatakan, tugas PWNU Jateng menjadi semakin strategis terkait posisi Jawa Tengah yang menjadi barometer Indonesia.

“Ketenangan Jawa Tengah memiliki nilai penting terhadap ketenangan Indonesia, maka semangat PWNU Jateng dalam mengembangkan toleransi, sangat diperlukan, sebagaimana makna tali ikat pada logo NU yang tidak kencang tapi longgar,” tegasnya. ***

Pewarta : Zaenal
Editor : Achmad Zaenal M
Copyright © ANTARA 2024