Semarang (ANTARA) - Kawasan Industri Wijayakusuma (KIW) Semarang bakal mengajak kalangan industri di kawasan yang dikelolanya untuk memasang panel surya sebagai dukungan pemanfaatan energi baru dan terbarukan.
"Kami memiliki 11 bangunan pabrik siap pakai (BPSP) yang disewakan kepada 'tenant' itu dirancang semua dicover panel surya," kata Direktur Utama KIW Ahmad Fauzie Nur, di Semarang, Jumat
Ia menyebutkan saat ini setidaknya ada 127 perusahaan yang beroperasi di KIW dan segera berkomunikasi dengan mereka untuk ikut memasang panel surya di atap-atap pabriknya.
Beberapa industri memang sudah memasang panel surya, kata dia, dan pada akhirnya semuanya akan ikut memasang jika merasakan dampaknya terhadap operasional dan produktivitas.
Menurut dia, kesadaran dari kalangan industri, termasuk yang beroperasi di KIW untuk menerapkan pemanfaatan energi baru dan terbarukan sudah ada dan ke depan akan semakin meningkat.
"Karena, beberapa perusahaan itu, 'supplier' maupun 'buyer'-nya mensyaratkan kegiatan operasional (industri, red.) di-'support' aktivitas ramah lingkungan, seperti menghindari konsumsi batubara," katanya.
Untuk KIW selaku pengelola kawasan industri, kata dia, telah merancang program yang mendukung pemanfaatan energi baru dan terbarukan, baik dalam jangka pendek maupun panjang.
Dicontohkannya untuk jangka pendek, KIW akan mulai mengganti kendaraan operasional dari semula berbahan bakar minyak (BBM) menjadi kendaraan listrik yang dilakukan secara bertahap.
"Kami berencana mendirikan SPKLU (stasiun pengisian kendaraan listrik umum) sebagai 'charging station' bagi kendaraan-kendaraan listrik yang beroperasi di kawasan (KIW, red.)," katanya.
Selain itu, ia mengatakan KIW juga akan melakukan pergantian secara bertahap fasilitas penerangan jalan umum (PJU) yang selama ini memakai listrik konvensional menjadi panel surya.
Fauzie menambahkan bahwa pemerintah juga mendukung dengan penerbitan Peraturan Menteri ESDM Nomor 2/2024 yang mengatur tentang pemasangan pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) atap.
"Saya pikir ini sudah menjadi langkah dan sinyal positif pemerintah yang lebih meleluasakan agar semua ekosistem industri beranjak dari listrik konvensional ke energi hijau," katanya.
Baca juga: Konsistensi PaperOne ikut menjaga negeri tak sekadar ekonomi
"Kami memiliki 11 bangunan pabrik siap pakai (BPSP) yang disewakan kepada 'tenant' itu dirancang semua dicover panel surya," kata Direktur Utama KIW Ahmad Fauzie Nur, di Semarang, Jumat
Ia menyebutkan saat ini setidaknya ada 127 perusahaan yang beroperasi di KIW dan segera berkomunikasi dengan mereka untuk ikut memasang panel surya di atap-atap pabriknya.
Beberapa industri memang sudah memasang panel surya, kata dia, dan pada akhirnya semuanya akan ikut memasang jika merasakan dampaknya terhadap operasional dan produktivitas.
Menurut dia, kesadaran dari kalangan industri, termasuk yang beroperasi di KIW untuk menerapkan pemanfaatan energi baru dan terbarukan sudah ada dan ke depan akan semakin meningkat.
"Karena, beberapa perusahaan itu, 'supplier' maupun 'buyer'-nya mensyaratkan kegiatan operasional (industri, red.) di-'support' aktivitas ramah lingkungan, seperti menghindari konsumsi batubara," katanya.
Untuk KIW selaku pengelola kawasan industri, kata dia, telah merancang program yang mendukung pemanfaatan energi baru dan terbarukan, baik dalam jangka pendek maupun panjang.
Dicontohkannya untuk jangka pendek, KIW akan mulai mengganti kendaraan operasional dari semula berbahan bakar minyak (BBM) menjadi kendaraan listrik yang dilakukan secara bertahap.
"Kami berencana mendirikan SPKLU (stasiun pengisian kendaraan listrik umum) sebagai 'charging station' bagi kendaraan-kendaraan listrik yang beroperasi di kawasan (KIW, red.)," katanya.
Selain itu, ia mengatakan KIW juga akan melakukan pergantian secara bertahap fasilitas penerangan jalan umum (PJU) yang selama ini memakai listrik konvensional menjadi panel surya.
Fauzie menambahkan bahwa pemerintah juga mendukung dengan penerbitan Peraturan Menteri ESDM Nomor 2/2024 yang mengatur tentang pemasangan pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) atap.
"Saya pikir ini sudah menjadi langkah dan sinyal positif pemerintah yang lebih meleluasakan agar semua ekosistem industri beranjak dari listrik konvensional ke energi hijau," katanya.
Baca juga: Konsistensi PaperOne ikut menjaga negeri tak sekadar ekonomi