Semarang (ANTARA) - Duta Besar Uni Eropa untuk Indonesia dan Brunei Darussalam Denis Chaibi menyampaikan kuliah umum kepada mahasiswa di kampus Universitas Diponegoro Semarang, Jawa Tengah.
Berlangsung di FISIP Undip Semarang, Rabu, Denis mengangkat tema EU-Indonesia Relations: Many Commonalities and Opportunities for Enhanced Cooperation.
Kuliah umum itu merupakan bagian kunjungan kerja sekaligus program Duta Besar Mengajar (ambasadorial lecture) dan upaya memperkuat jejaring dengan kalangan perguruan tinggi di Indonesia.
Menurut dia, Indonesia merupakan mitra strategis negara-negara di Eropa sehingga kolaborasi dengan kalangan akademisi, khususnya perguruan tinggi, perlu terus dikuatkan.
Undip, kata dia, menjadi pilihan pertamanya untuk dikunjungi karena menjadi salah satu universitas terbaik di Indonesia, kemudian akan berlanjut ke sejumlah perguruan tinggi lainnya.
Denis menyampaikan komitmen dari pemerintah Uni Eropa untuk meningkatkan kerja sama pendidikan dengan Undip yang akan tertuang dalam penandatanganan nota kesepahaman (MoU).
Apalagi, Uni Eropa memiliki program beasiswa yang menyalurkan pendanaan untuk kepentingan pendidikan, keolahragaan, kepemudaan, dan kepentingan lainnya.
Dengan kerja sama itu, memungkinkan bagi mahasiswa Undip untuk belajar di perguruan tinggi di Uni Eropa dan sebaliknya.
Dalam kuliah umumnya, Denis menjelaskan mengenai Uni Eropa yang turut mewarnai perekonomian global, selain Amerika Serikat, dan belakangan muncul negara yang perekonomiannya turut mendominasi, yakni Tiongkok.
Indonesia, kata dia, selama ini telah menjadi mitra strategis bagi negara-negara di Uni Eropa melalui program kemitraan komprehensif dengan partnership cooperation agreement (PCA).
Uni Eropa, kata Denis, saat ini memiliki 24 ragam bahasa dengan jumlah penduduk lintas bangsa yang mencapai 448,4 juta jiwa penduduk.
Sementara itu, Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Undip Dr. Teguh Yuwono mengapresiasi atas kehadiran Duta Besar Uni Eropa di Undip, terutama di FISIP.
Menurut dia, forum semacam itu memiliki manfaat yang sangat luas, baik bagi mahasiswa, dosen, dan berbagai pemangku kepentingan terkait.
"Ini juga bagian dari mendukung langkah kampus Undip aktif dalam percaturan internasional," kata Teguh.
Baca juga: Binus Semarang hadirkan kuliah 2,5 tahun
Berlangsung di FISIP Undip Semarang, Rabu, Denis mengangkat tema EU-Indonesia Relations: Many Commonalities and Opportunities for Enhanced Cooperation.
Kuliah umum itu merupakan bagian kunjungan kerja sekaligus program Duta Besar Mengajar (ambasadorial lecture) dan upaya memperkuat jejaring dengan kalangan perguruan tinggi di Indonesia.
Menurut dia, Indonesia merupakan mitra strategis negara-negara di Eropa sehingga kolaborasi dengan kalangan akademisi, khususnya perguruan tinggi, perlu terus dikuatkan.
Undip, kata dia, menjadi pilihan pertamanya untuk dikunjungi karena menjadi salah satu universitas terbaik di Indonesia, kemudian akan berlanjut ke sejumlah perguruan tinggi lainnya.
Denis menyampaikan komitmen dari pemerintah Uni Eropa untuk meningkatkan kerja sama pendidikan dengan Undip yang akan tertuang dalam penandatanganan nota kesepahaman (MoU).
Apalagi, Uni Eropa memiliki program beasiswa yang menyalurkan pendanaan untuk kepentingan pendidikan, keolahragaan, kepemudaan, dan kepentingan lainnya.
Dengan kerja sama itu, memungkinkan bagi mahasiswa Undip untuk belajar di perguruan tinggi di Uni Eropa dan sebaliknya.
Dalam kuliah umumnya, Denis menjelaskan mengenai Uni Eropa yang turut mewarnai perekonomian global, selain Amerika Serikat, dan belakangan muncul negara yang perekonomiannya turut mendominasi, yakni Tiongkok.
Indonesia, kata dia, selama ini telah menjadi mitra strategis bagi negara-negara di Uni Eropa melalui program kemitraan komprehensif dengan partnership cooperation agreement (PCA).
Uni Eropa, kata Denis, saat ini memiliki 24 ragam bahasa dengan jumlah penduduk lintas bangsa yang mencapai 448,4 juta jiwa penduduk.
Sementara itu, Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Undip Dr. Teguh Yuwono mengapresiasi atas kehadiran Duta Besar Uni Eropa di Undip, terutama di FISIP.
Menurut dia, forum semacam itu memiliki manfaat yang sangat luas, baik bagi mahasiswa, dosen, dan berbagai pemangku kepentingan terkait.
"Ini juga bagian dari mendukung langkah kampus Undip aktif dalam percaturan internasional," kata Teguh.
Baca juga: Binus Semarang hadirkan kuliah 2,5 tahun