Boyolali (ANTARA) - Dinas Peternakan dan Perikanan (Disnakkan) Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah, telah menurunkan sebanyak 10 tim untuk memantau dan memeriksa kesehatan hewan ternak yang akan digunakan untuk kurban menjelang Hari Raya Idul Adha 2024.

Sebanyak 10 tim dari puskeswan tersebut diterjunkan melakukan pemeriksaan kesehatan hewan ternak khususnya untuk peternak besar dan pasar di Boyolali, kata Kepala Disnakkan Kabupaten Boyolali Lusia Dyah Suciati, di Boyolali, Rabu.

Tim puskeswan diterjunkan untuk pemeriksaan hewan ternak kurban baik ante mortem maupun post mortem. Tim puskeswan sudah keliling ke penampungan-penampungan hewan untuk memeriksa hewan ternak yang akan dijadikan hewan kurban.

"Kami pada hari H Idul Adha atau hari kurban sudah dibagi timnya ada 10 tim untuk pemeriksaan kesehatan ternak. Jadi sudah disiapkan semua 10 tim untuk di wilayah Boyolali. Kami mengambil contoh yang peternak besar-besar. Petugas Takmir yang mempunyai kurban banyak menjadi prioritas kami," kata Lusia.

Pihaknya melakukan pantauan tidak hanya di peternak besar, tetapi juga tempat menampung hewan dan pasar hewan yang sekarang lebih fokus ke hewan kurban. Jadi ini. rutin selain untuk persiapan kurban, juga untuk menjaga kesehatan hewan yang dijualbelikan di pasar.

"Kami khawatir ada penyakit mulut dan kuku (PMK) dan lumpy skin deseases (LSD). Kalau tim ada di lokasi hewan ternak yang sakit harus diobati dahulu sebelum dijualbelikan untuk kurban," kata Lusia.

Dia mengatakan pemeriksaan ante mortem untuk gejala-gejala klinis seperti PMK dan LSD. Kalau masih ada waktu bisa diobati dahulu. Kalau ada segera dilaporkan bisa diobati. Nanti saat Idul Adha baru kelihatan gejala klinisnya, ada Fatwa MUI Nomor. 34/2023.

"Kalau gejala ringan masih ditoleransi fatwa MUI. Kemudian, kalau yang LSD yang penting tidak merata dan belum sampai basah. Biasanya kalau gejala klinis ringan itu disembelih paling akhir perlakuan seperti itu. Kalau ternak itu, PMK, maka kepala dan kakinya tidak boleh dibagikan harus dimusnahkan atau dibakar atau dipendam," katanya lagi.

Namun, tim pemeriksa hewan ternak belum menemukan gejala ternak yang sakit tersebut. Jika mereka menemukan itu, ternak akan langsung diobati sehingga tidak perlu dimasalahkan.

Pemeriksaan post mortem dicek hati hewan ternak. Jika ini ditemukan maka hati hewan ternak itu, tidak boleh dikonsumsi tetapi harus dimusnahkan.

Kebutuhan ternak sapi untuk hewan kurban di Boyolali saat ini, kata dia, sekitar 13 ribu ekor, tetapi dipersiapkan hingga 21 ribu ekor untuk hewan kurban sehingga stok masih mencukupi.

"Permintaan ternak kurban diperkirakan mencapai sekitar 13 ribu ekor. Namun, ternak sapi dipersiapkan untuk kurban sebanyak 21 ribu ekor dan saya kira cukup. Hal ini juga berpengaruh gejolak harga dan para takmir persiapannya juga sudah dilakukan jauh hari sebelum Idul Adha," katanya pula.

Boyolali merupakan salah satu daerah produksi daging sapi di Jawa Tengah. Populasi sapi potong di Boyolali hingga kini mencapai 85.871 ekor, sapi perah 58.112 ekor, kerbau 646 ekor, dan kambing 49.392 ekor.
 

Pewarta : Bambang Dwi Marwoto
Editor : Teguh Imam Wibowo
Copyright © ANTARA 2024