Purwokerto (ANTARA) - Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed) memperkuat kolaborasi dengan Konsulat Jenderal Republik Indonesia (KJRI) di Kuching melalui audiensi yang berlangsung pada Selasa (7/5).
Tim riset dari FISIP Unsoed diterima langsung oleh Konsul Jenderal R Sigit Witjaksono dalam pertemuan yang dihadiri oleh perwakilan dari Faculty of Cognitive Science and Human Development (FCSHD) Universiti Malaysia Sarawak (Unimas) selaku mitra luar negeri FISIP Unsoed.
Dalam pertemuan tersebut, Tim Riset FISIP Unsoed dipimpin oleh Ketua Tim Penelitian dan Guru Besar Sosiologi Prof. Dr. Imam Santosa serta Kepala Laboratorium Ilmu Politik Ahmad Sabiq, sedangkan perwakilan dari FCSHD Unimas adalah Head of Faculty Strategy Dr. Ida Juliana. Audiensi ini membahas rencana kerja sama penelitian antara FISIP Unsoed dan FCSHD Unimas mengenai pemberdayaan buruh migran.
Konsul Jenderal R. Sigit Witjaksono yang didampingi oleh Pelaksana Fungsi Penerangan Sosial dan Budaya (Pensosbud) Fitri Tjandra Prijanti menyatakan dukungannya terhadap inisiatif penelitian ini.
"Kami sangat mendukung inisiatif penelitian ini dan berkomitmen untuk membantu serta memfasilitasi kegiatan riset tersebut," ujar Sigit.
Selain pertemuan resmi dengan KJRI, Tim Riset FISIP Unsoed juga difasilitasi oleh KJRI Kuching untuk mengunjungi ladang sawit di Sarawak pada Rabu (8/5) yang merupakan kantong pekerja migran Indonesia.
Baca juga: Delegasi Unsoed raih medali emas di ajang WYIE Malaysia
Dalam kunjungan tersebut, tim riset didampingi oleh staf KJRI Rizal Abdi dan Koordinator Penghubung CLC (Community Learning Centre) Wilayah Sarawak Lucky Fathria Jatnika.
Mereka bertemu dengan para pekerja migran dan anak-anak mereka yang bersekolah di Community Learning Center (CLC) Ladong Simunjan. CLC adalah layanan pendidikan yang difasilitasi oleh pemerintah Republik Indonesia untuk memenuhi hak pendidikan bagi anak-anak buruh migran.
"Kunjungan ke ladang sawit ini memberikan kami wawasan langsung mengenai kondisi pekerja migran dan pentingnya layanan pendidikan bagi anak-anak mereka," kata Imam Santosa.
Kegiatan ini menunjukkan komitmen bersama untuk memperkuat hubungan akademis dan sosial antara Indonesia dan Malaysia, serta memberikan perhatian khusus terhadap kesejahteraan pekerja migran Indonesia di luar negeri.
Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan kebijakan yang lebih baik dan adil bagi pekerja migran, meningkatkan kesejahteraan mereka, dan memastikan hak pendidikan bagi anak-anak buruh migran terpenuhi.
Baca juga: Unsoed bangun "closed house" baru di Gunung Tugel
Baca juga: Unsoed batalkan kenaikan UKT tahun 2024
Baca juga: Pelajari keragaman budaya, mahasiswa PMM 4 jelajah Banyumas Kota Lama
Tim riset dari FISIP Unsoed diterima langsung oleh Konsul Jenderal R Sigit Witjaksono dalam pertemuan yang dihadiri oleh perwakilan dari Faculty of Cognitive Science and Human Development (FCSHD) Universiti Malaysia Sarawak (Unimas) selaku mitra luar negeri FISIP Unsoed.
Dalam pertemuan tersebut, Tim Riset FISIP Unsoed dipimpin oleh Ketua Tim Penelitian dan Guru Besar Sosiologi Prof. Dr. Imam Santosa serta Kepala Laboratorium Ilmu Politik Ahmad Sabiq, sedangkan perwakilan dari FCSHD Unimas adalah Head of Faculty Strategy Dr. Ida Juliana. Audiensi ini membahas rencana kerja sama penelitian antara FISIP Unsoed dan FCSHD Unimas mengenai pemberdayaan buruh migran.
Konsul Jenderal R. Sigit Witjaksono yang didampingi oleh Pelaksana Fungsi Penerangan Sosial dan Budaya (Pensosbud) Fitri Tjandra Prijanti menyatakan dukungannya terhadap inisiatif penelitian ini.
"Kami sangat mendukung inisiatif penelitian ini dan berkomitmen untuk membantu serta memfasilitasi kegiatan riset tersebut," ujar Sigit.
Selain pertemuan resmi dengan KJRI, Tim Riset FISIP Unsoed juga difasilitasi oleh KJRI Kuching untuk mengunjungi ladang sawit di Sarawak pada Rabu (8/5) yang merupakan kantong pekerja migran Indonesia.
Baca juga: Delegasi Unsoed raih medali emas di ajang WYIE Malaysia
Dalam kunjungan tersebut, tim riset didampingi oleh staf KJRI Rizal Abdi dan Koordinator Penghubung CLC (Community Learning Centre) Wilayah Sarawak Lucky Fathria Jatnika.
Mereka bertemu dengan para pekerja migran dan anak-anak mereka yang bersekolah di Community Learning Center (CLC) Ladong Simunjan. CLC adalah layanan pendidikan yang difasilitasi oleh pemerintah Republik Indonesia untuk memenuhi hak pendidikan bagi anak-anak buruh migran.
"Kunjungan ke ladang sawit ini memberikan kami wawasan langsung mengenai kondisi pekerja migran dan pentingnya layanan pendidikan bagi anak-anak mereka," kata Imam Santosa.
Kegiatan ini menunjukkan komitmen bersama untuk memperkuat hubungan akademis dan sosial antara Indonesia dan Malaysia, serta memberikan perhatian khusus terhadap kesejahteraan pekerja migran Indonesia di luar negeri.
Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan kebijakan yang lebih baik dan adil bagi pekerja migran, meningkatkan kesejahteraan mereka, dan memastikan hak pendidikan bagi anak-anak buruh migran terpenuhi.
Baca juga: Unsoed bangun "closed house" baru di Gunung Tugel
Baca juga: Unsoed batalkan kenaikan UKT tahun 2024
Baca juga: Pelajari keragaman budaya, mahasiswa PMM 4 jelajah Banyumas Kota Lama