Purwokerto (ANTARA) - Sebanyak 171 mahasiswa inbound Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed) dari 48 perguruan tinggi luar Pulau Jawa yang mengikuti program Pertukaran Mahasiswa Merdeka Batch 4 (PMM 4) telah melaksanakan Kegiatan Modul Nusantara Kelas Kebhinekaan 8 dengan tema “Jelajah Banyumas Kota Lama Untuk Pelajari Keragaman Budaya” pada Sabtu (25/5).
Program ini diselenggarakan oleh Lembaga Pengembangan Pembelajaran dan Penjaminan Mutu (LP3M) Unsoed yang dipimpin oleh Ir. Juni Sumarmono, Ph.D, IPU, ASEAN Eng., serta Koordinator Perguruan Tinggi Program PMM Dr. Wisnu Widjanarko. Program ini bertujuan untuk memberikan ruang bagi mahasiswa PMM untuk mempelajari budaya tanah Jawa, khususnya Banyumas.
Kunjungan pertama dilakukan di Bale Adipati Mrapat, yang kini menjadi Kantor Kecamatan Banyumas, sebelumnya adalah Kantor Kabupaten Banyumas sebelum dipindahkan ke Purwokerto.
Camat Banyumas Oka Yudhistira Prayuda, M.Si. menyambut mahasiswa dengan ramah dan menjelaskan sejarah berdirinya Kabupaten Banyumas, tokoh-tokoh nasional asal Banyumas, serta proses perpindahan pusat pemerintahan ke Purwokerto.
Ia mengapresiasi antusiasme mahasiswa PMM4 dalam mempelajari budaya Banyumas dan berharap upaya hal itu dapat memupuk rasa cinta tanah air dan kebhinekaan.
Mahasiswa juga disuguhkan tarian Lengger oleh Lengger Lanang Agus Widodo, yang dikenal dengan nama panggungnya, Agnes. Tarian Lengger merupakan kesenian tradisional Banyumas yang menggambarkan kehidupan masyarakat sebagai penderes dan perajin gula kelapa. Pada zaman dahulu, tari Lengger dimainkan oleh laki-laki untuk menghindari tindakan asusila oleh penjajah terhadap penari perempuan.
Kunjungan kedua adalah ke Omah Gamelan, sebuah sanggar kesenian yang melestarikan karawitan. Mahasiswa diperkenalkan dengan beragam alat musik gamelan dan belajar menabuh hingga menciptakan harmoni musik pengiring goro-goro dalam kesenian wayang kulit.
Selanjutnya, mahasiswa mengunjungi Kampung Nopia di Desa Pekunden. Di sana, mereka belajar membuat nopia/mino, makanan khas Banyumas, yang dipandu oleh juru masak ahli, Agus.
Mahasiswa asal Universitas Malikussaleh Aceh, Nanda Setia Saputra menyatakan antusiasmenya dan menyukai nopia, sehingga membeli beberapa bungkus untuk keluarganya di Aceh.
Baca juga: Akademisi Unsoed prediksi Pilkada Purbalingga pertarungan paman dan keponakan
Kunjungan keempat adalah ke pusat Batik Mruyung milik Hadirtiyanto. Mahasiswa belajar membatik tulis dan batik cap serta teknologi pencelupan untuk menyempurnakan warna kain.
Selepas membatik, mereka menikmati sore hari di sekitaran Banyumas kota lama dan Tamansari, mengabadikan momen dengan berfoto dan membuat video untuk media sosial.
Koordinator Dosen Modul Nusantara Indriyati Hardiningrum, M.Pd. menuturkan bahwa bangsa yang besar adalah bangsa yang menghargai ragam kebudayaannya dan menjunjung tinggi toleransi.
Selain itu, Dr. Wisnu Widjanarko juga menekankan bahwa kelas kebhinekaan ini bertujuan memupuk kecintaan terhadap ragam budaya, suku, bahasa, dan tradisi Indonesia.
Program Pertukaran Mahasiswa Merdeka 2024 (PMM 4) adalah bagian dari Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) yang diselenggarakan oleh Kemendikbud Ristek. Program ini memberikan kesempatan bagi mahasiswa untuk belajar di perguruan tinggi lain di Indonesia, sekaligus memperkuat persatuan dalam keberagaman.
Selama satu semester, mahasiswa berkuliah di kampus luar pulau, mengambil 16 SKS mata kuliah reguler dan 4 SKS mata kuliah Modul Nusantara, yang mencakup kelas kebhinekaan, refleksi, inspirasi, dan kontribusi sosial.
Dalam pelaksanaan Modul Nusantara, mahasiswa dibimbing oleh Dosen Modul Nusantara dan dibantu oleh liaison officer (LO), dengan tujuan menciptakan pemahaman komprehensif tentang kebhinekaan, inspirasi, refleksi, dan kontribusi sosial.
Baca juga: Renovasi gedung Fikes Unsoed tingkatkan kenyamanan civitasacademica
Baca juga: Unsoed rencanakan pembangunan laboratorium scientec medis berbasis nuklir
Baca juga: 2.370 calon mahasiswa baru jalur SNBP Unsoed jalani registrasi fisik
Program ini diselenggarakan oleh Lembaga Pengembangan Pembelajaran dan Penjaminan Mutu (LP3M) Unsoed yang dipimpin oleh Ir. Juni Sumarmono, Ph.D, IPU, ASEAN Eng., serta Koordinator Perguruan Tinggi Program PMM Dr. Wisnu Widjanarko. Program ini bertujuan untuk memberikan ruang bagi mahasiswa PMM untuk mempelajari budaya tanah Jawa, khususnya Banyumas.
Kunjungan pertama dilakukan di Bale Adipati Mrapat, yang kini menjadi Kantor Kecamatan Banyumas, sebelumnya adalah Kantor Kabupaten Banyumas sebelum dipindahkan ke Purwokerto.
Camat Banyumas Oka Yudhistira Prayuda, M.Si. menyambut mahasiswa dengan ramah dan menjelaskan sejarah berdirinya Kabupaten Banyumas, tokoh-tokoh nasional asal Banyumas, serta proses perpindahan pusat pemerintahan ke Purwokerto.
Ia mengapresiasi antusiasme mahasiswa PMM4 dalam mempelajari budaya Banyumas dan berharap upaya hal itu dapat memupuk rasa cinta tanah air dan kebhinekaan.
Mahasiswa juga disuguhkan tarian Lengger oleh Lengger Lanang Agus Widodo, yang dikenal dengan nama panggungnya, Agnes. Tarian Lengger merupakan kesenian tradisional Banyumas yang menggambarkan kehidupan masyarakat sebagai penderes dan perajin gula kelapa. Pada zaman dahulu, tari Lengger dimainkan oleh laki-laki untuk menghindari tindakan asusila oleh penjajah terhadap penari perempuan.
Kunjungan kedua adalah ke Omah Gamelan, sebuah sanggar kesenian yang melestarikan karawitan. Mahasiswa diperkenalkan dengan beragam alat musik gamelan dan belajar menabuh hingga menciptakan harmoni musik pengiring goro-goro dalam kesenian wayang kulit.
Selanjutnya, mahasiswa mengunjungi Kampung Nopia di Desa Pekunden. Di sana, mereka belajar membuat nopia/mino, makanan khas Banyumas, yang dipandu oleh juru masak ahli, Agus.
Mahasiswa asal Universitas Malikussaleh Aceh, Nanda Setia Saputra menyatakan antusiasmenya dan menyukai nopia, sehingga membeli beberapa bungkus untuk keluarganya di Aceh.
Baca juga: Akademisi Unsoed prediksi Pilkada Purbalingga pertarungan paman dan keponakan
Kunjungan keempat adalah ke pusat Batik Mruyung milik Hadirtiyanto. Mahasiswa belajar membatik tulis dan batik cap serta teknologi pencelupan untuk menyempurnakan warna kain.
Selepas membatik, mereka menikmati sore hari di sekitaran Banyumas kota lama dan Tamansari, mengabadikan momen dengan berfoto dan membuat video untuk media sosial.
Koordinator Dosen Modul Nusantara Indriyati Hardiningrum, M.Pd. menuturkan bahwa bangsa yang besar adalah bangsa yang menghargai ragam kebudayaannya dan menjunjung tinggi toleransi.
Selain itu, Dr. Wisnu Widjanarko juga menekankan bahwa kelas kebhinekaan ini bertujuan memupuk kecintaan terhadap ragam budaya, suku, bahasa, dan tradisi Indonesia.
Program Pertukaran Mahasiswa Merdeka 2024 (PMM 4) adalah bagian dari Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) yang diselenggarakan oleh Kemendikbud Ristek. Program ini memberikan kesempatan bagi mahasiswa untuk belajar di perguruan tinggi lain di Indonesia, sekaligus memperkuat persatuan dalam keberagaman.
Selama satu semester, mahasiswa berkuliah di kampus luar pulau, mengambil 16 SKS mata kuliah reguler dan 4 SKS mata kuliah Modul Nusantara, yang mencakup kelas kebhinekaan, refleksi, inspirasi, dan kontribusi sosial.
Dalam pelaksanaan Modul Nusantara, mahasiswa dibimbing oleh Dosen Modul Nusantara dan dibantu oleh liaison officer (LO), dengan tujuan menciptakan pemahaman komprehensif tentang kebhinekaan, inspirasi, refleksi, dan kontribusi sosial.
Baca juga: Renovasi gedung Fikes Unsoed tingkatkan kenyamanan civitasacademica
Baca juga: Unsoed rencanakan pembangunan laboratorium scientec medis berbasis nuklir
Baca juga: 2.370 calon mahasiswa baru jalur SNBP Unsoed jalani registrasi fisik