Banjarnegara (ANTARA) - Dinas Pertanian, Perikanan, dan Ketahanan Pangan (Dintankan-KP) Kabupaten Banjarnegara, Jawa Tengah, memastikan stok hewan kurban khususnya kambing dan domba di wilayah itu mencukupi kebutuhan pada Hari Raya Idul Adha 1445 Hijriah.

"Stok hewan kurban khususnya kambing dan domba tidak ada masalah sama sekali karena Banjarnegara itu sentranya. Bahkan di Pasar Hewan Petambakan Banjarnegara, setiap Senin-Selasa, selalu ada beberapa truk yang mengirim kambing dan domba ke Jawa Barat, Jakarta, dan sebagainya," kata Kepala Dintankan-KP Kabupaten Banjarnegara Firman Sapta Ady di Banjarnegara, Selasa.

Ia mengatakan berdasarkan data per 31 Desember 2023, populasi kambing di Banjarnegara mencapai 215.017 ekor yang terdiri atas 74.544 pejantan dan 140.472 betina.

Sementara itu populasi domba tercatat sebanyak 71.654 ekor yang terdiri atas 35.142 pejantan dan 36.512 betina.

"Kalau sapi, kami mendatangkan stok dari Jawa Timur meskipun ada yang sekadar transit di Banjarnegara dan selanjutnya dikirim pedagang ke Jakarta," katanya.

Menurut dia, hal itu disebabkan populasi sapi di Banjarnegara mengalami penurunan akibat adanya penyakit mulut dan kuku (PMK) pada tahun 2023, sehingga petani merugi dan hingga saat ini belum banyak yang melakukan regenerasi.

Akibat kasus PMK, kata dia, populasi sapi di Banjarnegara yang sebelumnya mencapai kisaran 27.000 ekor, hingga akhir Desember 2023 turun menjadi 21.305 ekor yang terdiri atas 12.370 pejantan dan 8.935 betina.

"Namun yang pasti, berapa pun hewan kurban yang dibutuhkan, di Banjarnegara tetap tersedia," katanya.

Kendati demikian, dia mengakui harga sapi saat ini mengalami kenaikan sekitar Rp1 juta hingga Rp2 juta per ekor, sedangkan untuk kambing dan domba masih normal pada kisaran Rp2,5 juta hingga Rp5 juta per ekor.

Terkait dengan PMK dan penyakit kulit berbenjol (Lumpy Skin Disease/LSD) pada sapi, dia mengatakan saat sekarang sudah mereda karena pihaknya telah memberikan vaksin pada ternak tersebut.

Selain itu, kata dia, pihaknya secara rutin memantau kesehatan ternak yang masuk maupun keluar wilayah Banjarnegara.

"Bagi petani yang membutuhkan vaksin untuk sapinya, kami siap karena masih tersedia," kata Firman.

Salah seorang peternak sapi di Banjarnegara, Arif Harnowo mengatakan saat sekarang peternak merasa lebih tenang karena kasus PMK dan LSD telah mereda, sehingga penjualan hewan kurban bisa berjalan sesuai dengan harapan.

Bahkan, stok sapi yang dia kelola bersama rekannya untuk dijual sebagai hewan kurban sudah hampir habis terjual.

"Stok kami sekitar 200 ekor, mayoritas sapi Madura dan Bali, sudah hampir habis terjual. Itu meningkat dari tahun lalu yang terjual sekitar 170 ekor," katanya.

Menurut dia, pembeli sapi tersebut tidak hanya warga Banjarnegara, juga warga Purwokerto dan Cilacap.

Terkait dengan harga jual sapi kurban, dia mengakui adanya kenaikan yang dihitung dari bobot sapi hidup dan jarak pengiriman.

"Kalau dikirim ke luar Banjarnegara, harga saat ini berkisar Rp66.000-Rp67.000 per kilogram sapi hidup, sedangkan di Banjarnegara Rp65.000 per kilogram sapi hidup," kata Harnowo.
 

Pewarta : Sumarwoto
Editor : Teguh Imam Wibowo
Copyright © ANTARA 2024