Cilacap (ANTARA) - Kepala Dinas Perikanan Kabupaten Cilacap Indarto mengatakan nelayan di pesisir selatan Cilacap, Jawa Tengah, telah memasuki masa panen ikan seiring dengan datangnya musim angin timuran atau musim kemarau.
"Sudah memasuki masa panen karena kalau dilihat dari grafik pergerakan produksi hariannya, bulan Mei ini menunjukkan adanya peningkatan. Namun kami belum merekap berapa volume produksi ikannya karena masih berjalan dan baru bisa diketahui akhir bulan," kata Indarto di Cilacap, Rabu.
Selain adanya peningkatan produksi, kata dia, datangnya masa panen itu juga terlihat dari meningkatnya permintaan penyaluran bahan bakar minyak (BBM) untuk nelayan.
Menurut dia, peningkatan penyaluran BBM itu menunjukkan bahwa saat sekarang seluruh nelayan di Cilacap berangkat melaut untuk menangkap ikan karena telah memasuki masa panen yang ditandai dengan datangnya musim angin timuran atau musim kemarau.
"Kami menerima permintaan rekomendasi untuk penyaluran BBM yang lebih besar dari bulan-bulan sebelumnya, sehingga berarti di lapangan memang ada kecenderungan seluruh perahu atau kapal nelayan melaut semua," katanya.
Dalam hal ini, kata dia, rekomendasi tersebut sebenarnya berupa pengalihan alokasi BBM yang tidak terserap oleh nelayan pada bulan-bulan sebelumnya agar bisa disalurkan saat nelayan memasuki masa panen seperti sekarang.
"Jadi sebenarnya normal, cuma alokasi BBM yang tidak dipakai pada bulan-bulan sebelumnya dialihkan untuk memenuhi peningkatan permintaan dari nelayan," kata Indarto menegaskan.
Dalam kesempatan terpisah, Ketua Koperasi Unit Desa (KUD) Mino Saroyo Cilacap Untung Jayanto mengakui saat sekarang nelayan di pesisir selatan Kabupaten Cilacap telah memasuki masa panen ikan, sehingga hasil tangkapan yang dilelang di 8 tempat pelelangan ikan (TPI) yang dikelola KUD Mino Saroyo mulai meningkat meskipun belum signifikan.
Akan tetapi saat sekarang, kata dia, harga berbagai jenis ikan di seluruh Indonesia sedang jatuh.
"Hampir semua ikan harganya jatuh, misalnya harga ikan tuna pada tahun 2023 masih berada di kisaran Rp40.000-Rp50.000 per kilogram, namun sekarang di bawah Rp30.000 per kilogram. Kami belum mengetahui penyebab jatuhnya harga ikan ini," katanya.
Ia mengharapkan harga ikan pada puncak masa panen yang diperkirakan akan berlangsung pada bulan Agustus-September bisa kembali normal.
Dengan demikian, kata dia, realisasi nilai produksi ikan pada tahun 2024 minimal dapat seperti tahun 2023 yang mencapai Rp117 miliar.
"Nilai produksi ikan tahun ini, berdasarkan data hingga bulan April sudah mencapai Rp39 miliar. Semoga bisa seperti tahun 2023, bahkan bisa melampauinya," kata Untung.
Baca juga: Pemkab Cilacap dukung UPI ekspor komoditas perikanan secara langsung
"Sudah memasuki masa panen karena kalau dilihat dari grafik pergerakan produksi hariannya, bulan Mei ini menunjukkan adanya peningkatan. Namun kami belum merekap berapa volume produksi ikannya karena masih berjalan dan baru bisa diketahui akhir bulan," kata Indarto di Cilacap, Rabu.
Selain adanya peningkatan produksi, kata dia, datangnya masa panen itu juga terlihat dari meningkatnya permintaan penyaluran bahan bakar minyak (BBM) untuk nelayan.
Menurut dia, peningkatan penyaluran BBM itu menunjukkan bahwa saat sekarang seluruh nelayan di Cilacap berangkat melaut untuk menangkap ikan karena telah memasuki masa panen yang ditandai dengan datangnya musim angin timuran atau musim kemarau.
"Kami menerima permintaan rekomendasi untuk penyaluran BBM yang lebih besar dari bulan-bulan sebelumnya, sehingga berarti di lapangan memang ada kecenderungan seluruh perahu atau kapal nelayan melaut semua," katanya.
Dalam hal ini, kata dia, rekomendasi tersebut sebenarnya berupa pengalihan alokasi BBM yang tidak terserap oleh nelayan pada bulan-bulan sebelumnya agar bisa disalurkan saat nelayan memasuki masa panen seperti sekarang.
"Jadi sebenarnya normal, cuma alokasi BBM yang tidak dipakai pada bulan-bulan sebelumnya dialihkan untuk memenuhi peningkatan permintaan dari nelayan," kata Indarto menegaskan.
Dalam kesempatan terpisah, Ketua Koperasi Unit Desa (KUD) Mino Saroyo Cilacap Untung Jayanto mengakui saat sekarang nelayan di pesisir selatan Kabupaten Cilacap telah memasuki masa panen ikan, sehingga hasil tangkapan yang dilelang di 8 tempat pelelangan ikan (TPI) yang dikelola KUD Mino Saroyo mulai meningkat meskipun belum signifikan.
Akan tetapi saat sekarang, kata dia, harga berbagai jenis ikan di seluruh Indonesia sedang jatuh.
"Hampir semua ikan harganya jatuh, misalnya harga ikan tuna pada tahun 2023 masih berada di kisaran Rp40.000-Rp50.000 per kilogram, namun sekarang di bawah Rp30.000 per kilogram. Kami belum mengetahui penyebab jatuhnya harga ikan ini," katanya.
Ia mengharapkan harga ikan pada puncak masa panen yang diperkirakan akan berlangsung pada bulan Agustus-September bisa kembali normal.
Dengan demikian, kata dia, realisasi nilai produksi ikan pada tahun 2024 minimal dapat seperti tahun 2023 yang mencapai Rp117 miliar.
"Nilai produksi ikan tahun ini, berdasarkan data hingga bulan April sudah mencapai Rp39 miliar. Semoga bisa seperti tahun 2023, bahkan bisa melampauinya," kata Untung.
Baca juga: Pemkab Cilacap dukung UPI ekspor komoditas perikanan secara langsung